My Only One (Last)

252 22 51
                                    

Mina bergegas menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Ia memandang heran laki-laki yang berdiri di dekat mobilnya.

"Chaeng? Mau ketemu Jeongyeon juga disini? Atau Jemput Jeongyeon? Kita udah selesai kok."

"Hmm ... Iya." Jawab Chaeyoung setengah menahan gejolak dalam pikirannya. Ia menggigit bibirnya.

"Hm, kalau gitu aku balik dulu ya." Mina hendak memasuki mobilnya.

"Kak, aku tahu kamu udah sama Mingyu. Tapi, kamu harus tahu kak. Jeongyeon cinta sama kamu. Aku harap kamu paham. Kamu tahu Jeongyeon kaya gimana, gak mungkin dia ngelakuin semua itu kan?" Chaeyoung tak tahan. Ia meluapkan semuanya.

"Chaeng, tolong. Cukup. Aku pamit." Mina melanjutkan urusannya dan pergi dari sana.

"Pak Chaeyoung!!" Seru salah satu karyawan di restoran dimana Jeongyeon dan Mina ketemu itu.

Wajah mereka berubah panik, begitu juga Chaeyoung. Segera ia berlari ke dalam menyusul Jeongyeon.

.

Keluarga Jeongyeon terutama Chaeyoung sedikit berdebat dengan dokter karena Jeongyeon tidak diperbolehkan dibawa terbang dengan kondisi yang lemah itu.

"Tolong dok, semua sudah siap. Izinkan kami berangkat."

"Beri 2 jam, kalau kondisi pak Jeongyeon menunjukkan tanda vital baik, saya akan keluarkan surat izinnya." Ucap dokter Choi.

"Pa, mama gak kuat liat Jeongyeon begini."

"Kita kuat ma, papa yakin Jeongyeon bisa sembuh."

"Ma, pa. Apa harus kita bilang kak Mina? Siapa tahu kan? Dia bisa buat kak Jeong semangat ngejalanin pengobatannya."

"Jangan nak, kakakmu udah pesen."

"Ahh!! Kenapa?!!" Chaeyoung kesal. Ia sedih dan kecewa dengan keadaan ini.

.

"Mina ... Hei."

"Eh iya gyu."

"Kenapa ngelamun? Hm??"

"Sorry, gak apa kok. Jadi gimana? Orang dekornya bisa?" Mina mencoba mengalihkan pikirannya yang dari tadi mikirin ucapan Chaeyoung.

"Bisa, sesuai yang kamu mau." Ucap Mingyu.

"Misi, bu, ada yang cari. Katanya adiknya ibu."

"Adik? Oke saya keluar."

Mina keluar dan ternyata Chaeyoung yang mendatanginya. Alisnya menyatu melihat wajah Chaeyoung yang memerah. Seperti menangis.

"Ada apa Chaeng?"

"Kak, ikut aku ya. Please." Chaeyoung begitu memohon pada Mina. Ia tak punya harapan lagi.

"Tunggu, ngapain kamu ajak Mina pergi?" Tanya Mingyu yang memang tak suka dengan keluarga Jeongyeon. Sejak tahu apa yang Jeongyeon lakukan dan keluarganya malah mendukung.

"Please. Saya tahu kamu pacar kak Mina. Tapi izinkan kak Mina ikut saya. Sebentar saja. Gak lama ..." Ucap Chaeyoung lemah. Mina dan Mingyu menatap Chaeyoung bingung.

"Oke ayo, aku ikut."

Mereka pun pergi.

Mina bingung dia dibawa ke rumah sakit.

"Kenapa kesini? Mau ngapain Chaeng?"

Chaeyoung tidak menjawab dan terus berjalan membuat Mina terus mengikutinya.

Mata Mina membulat melihat Chaeyoung membuka ruangan dimana sudah ada orang tuanya dan seseorang yang tengah berbaring dengan penuh alat diatas tempat tidur.

Air matanya luruh, dengan cepat berjalan menghampiri.

"Ini ... Ini kenapa??" Wajahnya beralih pada Jeongyeon yang tengah tertidur. "Jeong?! Jeongyeon?! Kamu ... Kamu kenapa?! Hiks ... Jeong."

Mina menoleh kearah orang tua Jeongyeon.

"Pa, ma, Jeongyeon hikss ... Kenapa?" Hatinya sakit melihat Jeongyeon terpejam lemah.

Chaeyoung mendekat dan menceritakan semuanya dari awal secara lengkap, melengkapi potongan puzzle di pikiran Mina. Bagaimana sebenaranya Jeongyeon frustasi dan kondisi menurun. Bagaimana kakaknya itu terpaksa dan juga sedih ketika tahu Mina menjalin hubungan dengan Mingyu. Tangis Mina semakin menjadi.

"Jeong, kamu kuat sayang ... Hikss, aku gak pacaran sama Mingyu. Hikss."

"Kami akan bawa Jeongyeon keluar negri. Tapi kondisinya gak memungkinkan. Kami takut waktunya ... Gak lama lagi. Makanya kami sepakat memberi tahu kamu nak." Ucap papa Jeongyeon.

"Sayang ... Hikss ..." Hanya suara tangis dan bunyi alat-alat menghiasi ruangan rawat itu.

.

"Mommy!!!" Mina menoleh mendengar teriakan anak lelakinya itu.

"Sunghoon jangan lari-lari gitu!"

"Ampun dad! Jangan marah-marah nanti hoon lapor mommy kalau daddy beli moge disimpen di rumah om Dahyun!"

"Ih kamu gak seru. Ck ..."

"Gimana sayang jalan-jalan sama daddynya?" Tanya Mina sembari berlutut mengelap keringat anaknya itu.

"Seru mom, mom tahu gak ..." Sunghoon melirik ke daddynya yang wajahnya sedikit gugup ditambah cengiran bodoh.

Mina memicingkan matanya, ia bisa menebak pasti suaminya berulah lagi.

"Daddy punya brum-brum moge baru tapi di simpen dirumah om Dahyun."

Mina berdiri dengan tetap menatap kesal suaminya sementara Sunghoon sudah lari sembari tertawa.

Aura mencekam membuat nyali suaminya menciut.

"Jeong!!!!"

"Heheheheee ampun ..."














Puas klean semua?!
Yang nunggu sugbab, itu beneran segitu doang sebenernya. Tungguin aja YJYno1 mau bikinin buku katanya tapi tahun jebot xixixixi

Short Story: Jeongyeon & TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang