12 : he's a weak too

388 45 2
                                    

Ann duduk gelisah di ruang tamu, tatapannya tak lepas dari jarum jam dinding yang bergerak lambat. Malam itu begitu sunyi, kecuali detak jantungnya yang berpacu cepat. Pikiran Ann dipenuhi bayangan Max yang hilang entah ke mana. Ia tahu Max pergi ke klub malam, dari informasi yang diberikan oleh asisten keamanan yang membuntuti pria itu, bahwa Max telah menenggak beberapa botol alkohol hingga hampir tak sadarkan diri. Kegelisahan Ann semakin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu.

Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari, namun Max belum juga pulang. Ann merasakan kekhawatiran yang mendalam, rasa sakit dan sedih menyelimutinya. Pandangannya jatuh pada kakinya yang diperban, akibat insiden sore tadi.

Tiba-tiba terdengar derit pintu depan yang terbuka perlahan. Ann menoleh cepat, melihat Max yang memasuki rumah dengan langkah gontai. Wajahnya kusut dan mata merahnya menandakan betapa banyak alkohol yang telah diminumnya.

"Max..." panggil Ann dengan suara lembut, penuh harap. Aroma alkohol begitu menyengat ketika ia menghampiri pria itu.

Namun, Max hanya mengacuhkannya, melangkah gontai melewatinya tanpa sepatah kata. Ann merasa jantungnya berdegup kencang, Max tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Rasanya.. aneh.

"Max..." Ann mencoba lagi, suaranya bergetar.

"Jangan berbicara denganku," potong Max dengan nada dingin, matanya kemudian melirik sejenak ke arah kaki Ann yang diperban. Wajahnya yang masih sedikit mabuk itu menunjukkan rasa bersalah yang dalam, namun ia terus melangkah menuju kamar tanpa menoleh lagi.

"Apa kau tidak ingin berbicara denganku?" Ann kembali mencoba membujuk, berusaha sehalus mungkin, takut jika nanti bisa kembali membangunkan monster dalam diri Max dan mengakibatkan kekacauan.

Max berhenti sebelum membuka pintu kamarnya. Lalu menjawab tanpa menoleh pada Ann sedikit pun. "Aku lelah."

Suara pintu yang ditutup keras mengundang helaan napas Ann. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Max belum meminum obatnya dan bisa saja berakibat lebih fatal.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, Ann memasuki kamar Max dengan membawa segelas air dan obat-obatan. Diletakkannya nampan itu di nakas samping ranjang. Ann menatap Max yang tertidur dengan masih mengenakan sepatu juga pakaiannya yang pasti kotor. Gadis itu kemudian melepaskan sepatunya, lalu dengan ragu memberanikan diri untuk membuka kemeja yang dikenakan Max, hati-hati.

"Ann..." Max menggumam dan perlahan-lahan membuka matanya.

Ann tersentak, terkejut. "Maaf aku mengganggu tidurmu. Bajumu bau alkohol, Max.."

Max terus menggumam kata-kata yang tidak dapat Ann pahami dengan jelas. Efek mabuk karena alkohol masih mempengaruhinya. Ann kemudian duduk di pinggir ranjang tepat di sisi Max.

"Max.. sebaiknya kau minum obatmu dulu. Okay?" Ann berbisik halus di telinga pria itu.

Sedikit mengangkat kepalanya untuk memudahkan menenggak obat, Ann dengan telaten dan hati-hati memastikan Max bisa meneguk semua obatnya itu. "Anak pintar. Hanya minum obat saja kau sampai harus mengamuk seperti itu, Max.." Ann menggumam lirih.

"Ann.." Max menahan tubuh Ann yang hendak kembali berdiri, dan memeluknya erat. "Temani aku."

"Baiklah, tapi lepaskan tanganku dulu, Max." Ann berusaha 'menipu' Max. Pria itu masih mabuk, namun rupanya saat mabuk pun keras kepalanya justru bertambah.

"Aah, tidak mau! Tidurlah di sini," katanya merengek.

Tidak ada pilihan lain, Ann ikut berbaring namun hanya menatap kosong langit-langit kamar Max yang mewah ini.. tanpa sadar dirinya mulai ikut terlelap.

Dalam tidurnya, Max gelisah. Wajahnya yang biasanya terlihat angkuh kini dipenuhi ketakutan.

Keringat mengucur deras dari dahinya, bibirnya bergerak-gerak seolah melafalkan kata-kata tanpa suara. Ann terbangun oleh gumaman Max yang semakin keras. Ia melihat Max meronta-ronta, tangan dan kakinya bergerak tak teratur.

"Max... Max, bangun!" Ann mengguncang bahu Max dengan lembut, namun pria itu semakin tenggelam dalam mimpi buruknya. Air mata mulai mengalir di pipi Max.

"Tidak... tolong... jangan..."

Ann merasa hatinya hancur melihat Max dalam keadaan seperti ini. Ia sangat panik, lalu tanpa berpikir panjang, Ann menarik Max ke dalam pelukannya, menepuk punggungnya dengan lembut, mencoba menenangkan pria yang tersiksa oleh bayangan masa lalunya.

"Shhh... Max.. Max, ini aku, Ann. Kau aman sekarang," bisiknya berulang kali sembari mengguncang pelan tubuhnya.

Perlahan, Max terbangun dengan napas terengah-engah, keringat dingin membasahi dahi dan tubuhnya. Dia  terlihat bingung dan takut.

"Ann...?" suaranya parau.

"Iya, ini aku. Kau aman sekarang, Max," Ann menatapnya dengan penuh kasih sayang, mengusap rambutnya yang basah oleh keringat.

Max memeluk Ann erat, tubuhnya bergetar. "Aku... aku tidak bisa melupakannya, Ann. Semua yang terjadi... begitu menyakitkan..."

Ann memeluk Max semakin erat, membiarkannya menumpahkan semua kesedihannya. "Aku di sini, Max. Kau tidak sendirian. Aku akan selalu di sini untukmu."

Ann tahu, di balik sosok 'monster' yang ditunjukkan Max kepada dunia, ada seorang pria yang terluka dan butuh cinta serta dukungan. Dan ia bertekad akan selalu berada di sisi Max, apa pun yang terjadi.

Max memeluk Ann erat, tubuhnya bergetar. "Aku... aku tidak bisa melupakannya, Ann. Semua yang terjadi... begitu menyakitkan..."

Ann memeluk Max semakin erat, membiarkannya menumpahkan semua kesedihannya. "Aku di sini, Max. Kau tidak sendirian. Aku akan selalu di sini untukmu."

Ann tahu, di balik sosok 'monster' yang ditunjukkan Max kepada dunia, ada seorang pria yang terluka dan butuh cinta serta dukungan. Dan ia bertekad akan selalu berada di sisi Max, apa pun yang terjadi.

Tangisan Max perlahan mereda, namun pelukannya pada Ann tidak mengendur. Dalam keheningan yang hanya diiringi suara napas mereka, Ann merasakan Max mulai terlelap kembali di pelukannya.





















up lagi tapi kyknya chapter ini biasa aja yaa... kalian maunya chapter yang kek mana guyss Max yang mengamok teruss, Ann yang ga bisa nolak ituu atauu apaaa... takutnya bosen nnti hehe.

jangan lupa komen kritik saran juga boleee!!!

Die Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang