akhirnya aku update guyssss wkwk ada yang nungguin gaaa??? jangan lupa komen dan vote biar aku seneng dan makin rajin update ya xixi. ada note penting di akhir jangan diskip yaa!!
***
Ann menghela napas. Ia sangat gugup. Gadis itu membawa nampan berisi segelas air dan obat-obatan yang harus Max minum setelah konsultasinya dengan Dokter Ryu hari ini. Jantungnya berdebar kencang saat dia berdiri di depan pintu kamar Max. Sesungguhnya isi pikiran Ann juga kacau, terlebih setelah percakapannya dengan John hari ini.
Ann hanyalah seorang gadis rapuh, tapi pada kenyataannya Max adalah yang paling rapuh di sini.
"Max, ini aku," panggil Ann sambil mengetuk pintu pelan.
Setelah mendengar suaranya, Ann masuk ke dalam kamar.
"Aku membawa obatmu," katanya dengan lembut, sambil meletakkan nampan di meja di samping tempat tidur Max.
Max mengernyit melihat deretan pil di depannya. Pria itu menatap pil-pil obat-obatan miliknya dengan mata penuh kebencian.
"Sepertinya obatku semakin banyak. Untuk apa aku bergantung dengan semua obat itu? Kurasa aku tidak memerlukannya, Ann." Katanya dengan nada keras.
Ann menelan ludah, mencoba tetap tenang. "Max, kau harus meminumnya demi kesehatanmu sendiri. Aku... juga ingin kau sembuh," kata Ann, suaranya sedikit bergetar, mencoba terdengar meyakinkan.
Max tertawa sinis, wajahnya penuh kemarahan. "Aku gila, Ann. Aku sakit. Aku seharusnya ada di rumah sakit jiwa, bukan di sini!" katanya, suaranya semakin meninggi.
Ann meraih tangan Max, memegangnya erat. "Max, dengarkan aku. Kau tidak gila. Kau memang sakit, tapi kau bisa sembuh. Dokter Ryu ada di sini untuk membantu. Dan aku... aku ada di sini untukmu. Kita bisa melewati ini bersama."
Ann memohon, matanya berkaca-kaca.
Namun Max tiba-tiba berdiri dengan marah. Pria itu menghempaskan tangan Ann dan seketika membanting gelas air putih di tangannya, membuat pecahan kaca berserakan di lantai dengan bunyi keras yang menggetarkan suasana.
Ann tersentak, langkahnya mundur beberapa langkah dengan ketakutan yang jelas di wajahnya.
"Aku muak dengan semua ini, Ann! Aku muak dengan semua obat dan kebohongan! Jangan berpura-pura peduli padaku!" teriak Max, wajahnya merah padam, seolah-olah semua energi kemarahannya dikeluarkan dalam satu ledakan.
Ann merasakan tubuhnya bergetar, ketakutan hampir membuatnya tak bisa bergerak, namun dia tahu dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menemukan kekuatan yang tersisa dalam dirinya. seolah-olah semua energi kemarahannya dikeluarkan dalam satu ledakan.
Ann merasakan tubuhnya bergetar, ketakutan hampir membuatnya tak bisa bergerak, namun dia tahu dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menemukan kekuatan yang tersisa dalam dirinya.
Ann merasa tubuhnya gemetar, namun dia tahu dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menemukan kekuatan dalam dirinya.
"Max--"
"Bagaimana kalau aku tidak bisa sembuh, Ann? Bagaimana kalau aku terus menyakitimu dengan keadaanku ini?!" Max semakin diluar kendali.
"Max, aku tidak berpura-pura. Aku benar-benar peduli padamu. Aku di sini untukmu karena aku peduli," kata Ann dengan suara pelan namun tegas, gadis itu berusaha menahan air matanya.
Max memandangnya dengan mata penuh kebencian, tapi di balik kemarahan itu, Ann bisa melihat sekilas rasa sakit dan ketakutan. "Aku hanya menyakiti semua orang di sekitarku. Aku hanya terus menyakitimu!" Max semakin marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/369148975-288-k94696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Die Into You
Romance"Aku sudah menjadi pria yang baik. Mengapa kau tidak membiarkanku menjadi priamu, Ann?" Max merengek putus asa. rate : mature © all pics from : pinterest FOLLOW SEBELUM MEMBACA, YA!!!