Sasuke punya waktu semalaman penuh untuk memutuskan bahwa rencana awalnya tidak akan berhasil. Ia awalnya akan mengundang Hyuuga untuk bertanding dan berjanji pada gadis itu bahwa dirinya tidak akan melawan.
Sampai mimpi buruknya merobek jantungnya yang tak terlindungi.
Tidak, itu tidak akan berhasil.
Pikiran aneh lain muncul di benaknya, sesuatu tentang meminta maaf. Uchiha Sasuke tidak akan pernah meminta maaf karena ia tidak melakukan kesalahan apa pun! Jika ada, Hyuuga lah yang harus meminta maaf padanya!
Inilah alasan mengapa ia bertengger di dahan tinggi sambil memperhatikan Hyuuga berlatih. Tekniknya tidak bagus hari ini, ia menyadarinya. Dia tidak mau mengakui itu adalah kesalahannya. Hyuuga menghentikan gerakannya dan meletakkan tangannya di belakang punggungnya, Sasuke memanfaatkan waktu ini untuk melompat turun.
"Hyuuga," ia memulai sambil berjalan mengelilingi gadis itu. Mata putih itu tidak dipenuhi keceriaan seperti saat Hyuuga berbicara dengan orang lain selain dirinya.
Dan Hyuuga harus meminta maaf untuk itu.
Atau fakta bahwa Hyuuga tersenyum pada orang lain dan bukan pada ayah dari anak-anaknya.
Hyuuga harus meminta maaf.
Terutama, kesal padanya karena ia tidak mengingat nama gadis itu dan sekarang setelah dipikir-pikir, Naruto pernah menyebutkan namanya dan Sasuke MASIH lupa!
Tapi Hyuuga tetap harus meminta maaf!
"Aku di sini untuk permintaan maaf," kata Sasuke. Hinata menyeka keringat di dahinya dan mengangguk. Mereka tetap seperti itu, hanya menatap dengan canggung—yah, menurut Hinata—satu sama lain. Sasuke menggeser pinggul kanannya. "Bagaimana?"
Hinata mengerjap. "O-oh, kau ingin aku minta maaf?"
Sasuke mengangguk singkat. Kemudian hal yang paling aneh terjadi, Hyuuga mulai tertawa. Bukan salah satu dari tawa manis itu, tetapi tawa yang benar-benar mengocok perut. Hal ini membingungkan Sasuke mengingat ia tidak membuat lelucon.
Sasuke tidak pernah bercanda selama bertahun-tahun.
Desahan panjang keluar dari bibir Hinata setelah satu menit penuh tertawa di hadapan Sasuke. "Oh," ia berbalik dan hendak mengabaikan Uchiha yang sangat gila itu sampai ia merasakan tangan Sasuke menyentuh bahunya.
Hinata sudah lupa bahwa ini adalah Uchiha Sasuke ketika jarinya menyentuh lengan pria itu secara refleks. Yang membuatnya tidak senang, Sasuke bahkan tidak bergeming sedikitpun.
"Aku tidak bisa merasakan lenganku," kata Sasuke. Mata Hinata menoleh ke arahnya dan melihat sehelai daun di antara ibu jari dan telunjuk pria itu.
Oh... mungkin ia telah bereaksi berlebihan... TIDAK! Sasuke-lah yang cabul! Seharusnya pria itu tahu bahwa menyentuhnya adalah hal yang terlarang! Jari-jarinya dengan gugup menyentuh bibirnya. "Aku..." Hinata memulai.
Sasuke melihat Hinata berubah menjadi gugup seperti ia akan merobek lengan gadis itu, tapi ia bukan orang seperti itu. Hinata menghela napas dalam kekalahan lagi. "M-maaf, U-Uchiha-san," bisiknya.
Sasuke mengedikkan bahu. "Hn," gerutunya sambil mengusap lengannya yang memar. "Bukan masalah, semua bisa dimaafkan dengan satu syarat..." ia melangkah maju.
Hinata mundur selangkah lagi. Ia tak bisa melawan Sasuke sendirian, tapi ia bisa mencoba melemahkan pria itu dengan menutup titik chakranya. Hinata mengangkat tangannya, menyerah. "A-apa syaratnya?" Ia mencicit.
Setelah mengusap dahinya, Sasuke menurunkan tangan Hinata dengan perlahan. Hinata terkesiap saat kontak itu terjadi. Ia kemudian mendengar helaan napas yang lebih sabar dari yang pernah ia dengar dari seorang Sasuke Uchiha...
"Katakan... katakan siapa namamu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking A Hint
FanfictionDisclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto Story by Kia-B on Ffn Translated by Nejitachi