Part 20

30 7 0
                                    

Time skip —

89.

"Beberapa menit lagi gue jadi suami orang." Ucap Ryder yang sedang melihat bayangan dirinya di kaca yang berada di dalam ruang ganti.

"Apa gue bisa?"

Tidak lama terdengar pintu terbuka yang ternyata kedua orang tuanya masuk ke dalam ruang ganti tersebut.

"Hai sayang, kamu udah siap?" Tanya Wiona yang melihat sang anak yang sebentar lagi akan menikah. Yanuar yang berada disebelah Wiona hanya diam namun berjalan kearah sang anak, lalu memeluknya, tidak lupa ia menarik sang suami kecil nya untuk ia peluk bersama dengan sang anak.

Namun entah kenapa air mata Ryder turun begitu saja tanpa ia minta, tanpa ia duga dan tanpa keinginan nya. Begitu pula Wiona yang sudah menitihkan air mata nya sambil memeluk erat sang anak.

"Maafin Chio Pa, Pi." Ucap Ryder yang melepas peluk kedua orang tuanya.

"Jangan minta maaf sayang, semua sudah terjadi Papi-"

"Maafin Chio... Chio nggak bisa lanjutin pernikahan ini." Ucap Ryder yang berhasil membuat Wiona serta Yanuar terkejut.

"Kamu ngomong apa sih sayang? Bawaan Bayi ya?" Tanya Wiona yang berusaha berfikir bahwa sang anak hanya sedang sensitif saja.

"A-aku dari awal— " Ryder yang memberi jeda pada ucapan nya tersebut membuat Wiona serta Yanuar berdiam diri dan menunggu sang anak menyelesaikan kalimatnya.

"A-aku dari awal ga mau ada pernikahan ini, bahkan bayi yang ada dikandungan ini, a-aku juga nggak tau, kalo akhirnya malah kek gini pa-pi, Chio minta maaf." Ucap Ryder yang berhasil membuat Wiona dan Yanuar terkejut hingga mundur beberapa langkah dari sang anak.

"Alasan, apa alasan kamu bilang seperti itu Archio?" Tanya Yanuar yang merasa dipermainkan oleh sang anak, pasalnya dari awal Archio atau Ryder anaknya ini tidak pernah bilang kalau ia tidak mau menikah, tetapi belakangan ini ia ikut berpartisipasi dalam membuat baju tuxedo yang ia pakai untuk acara pemberkatannya. Hal itu berhasil membuat Yanuar bingung dan bertanya-tanya.

"Papa sama papi tau, kalo sejak awal aku nggak mau punya hubungan apapun dengan siapapun, selain itu aku juga nggak cinta sama dia." Jawab Ryder jujur karena ia memang sejak awal tidak mencintai sosok yang akan ia nikahi. Jawaban sang anak tersebut membuat Yanuar menarik napas beratnya lalu berjalan mendekatinya kembali.

"Dengar papa, Archio Ryder. Papa tau kalo kamu mau free, tapi kalau kamu tidak menikah, lalu siapa yang membesarkan anak ini? Anak yang ada dikandungan kamu? Kamu sendiri?" Ucap Yanuar sambil mengarahkan pandangannya kearah perut sang anak.

"Atau kamu berpikir untuk menggugurkannya? Dimana letak hati nurani kamu Archio? Dia bahkan tidak pernah meminta untuk dihadirkan di dunia ini dan kamu tega menghilangkannya? Bahkan sebelum dia melihat dunia?" Lanjut Yanuar yang berhasil membuat Ryder terpaku.

"Jika kamu tidak cinta dengan ayah dari anak yang ada di kandungan kamu, setidaknya kamu harus berpikir bahwa anak yang ada di dalam perut kamu adalah darah daging kamu sendiri Archio, dimana kalo kamu menyakiti dia sama juga kamu menyakiti diri kamu sendiri." Yanuar yang kembali berbicara kepada sang anak.

"Satu hal yang kamu tahu Archio, papa tidak pernah mengajarkan anak papa lari dari tanggung jawabnya, dengar baik-baik itu Archio." Ucap Yanuar terakhir sebelum keluar dari ruangan tersebut.

Wiona yang sedari tadi mendengarkan ucapan sang suami hanya diam terpaku. Lalu ia menghampiri sang anak yang tampaknya masih terkejut akan ucapan Yanuar.

"Sayang, hey, Archio sayang, dengar papi ya sayang? Kamu tahu sosok orang tua yang melahirkan akan lebih tersiksa ketika ia tidak bisa melihat anaknya bertumbuh kembang dengan baik. Bahkan ada orang tua atau pasangan diluar sana yang menunggu kehadiran sosok buah hati mereka selama bertahun-tahun, tapi mereka selalu gagal dan membuat mereka harus menunggu sampai takdir memberikan mereka buah hati." Jeda Wiona sambil mengelus kepala sang anak.

"Ada juga orang tua yang tega menelantarkan anak mereka, karena keegoisan mereka sendiri, ada anak yang mempunyai keluarga lengkap utuh dan bahagia, ada juga yang tidak. Anak mereka tidak bisa menyalahkan siapapun atas hidupnya, karena bagaimana pun orang tua mereka baru merasakan bagaimana menjadi sosok orang tua." Lagi Wiona memberi jeda pada ucapan nya yang berhasil membuat Ryder melihat kearah nya.

"Pi?"

"Oke-oke papi lanjut, tapi seorang anak bisa belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik untuk anaknya kelak, dimasa depan, mungkin untuk beberapa anak ada yang telat, tapi papi mohon ya sayang, belajar dari kesalahan papa dan papi sebagai orang tua kamu, ambil suatu pembelajaran dalam hidup kamu yang bisa kamu ceritakan ke anak kamu kelak, jadikan mereka versi terbaik dari diri mereka sendiri dan kamu menjadi versi orang tua terbaik untuk anak kamu sayang." Final Wiona yang membantu menuntun sang anak keluar dari dalam ruang ganti tersebut menyusul sang suami yang sedang berdiri di depan pintu besar dimana dibalik pintu tersebut ada Evan yang sudah menunggunya di atas altar.

"Satu lagi, lihat lah orang melalui ketulusannya, belajar mencintai lebih baik dari pada kamu mencintai orang yang tidak mengerti atau menghargai cinta sayang." Ucap terakhir sebelum Wiona sebelum pergi meninggalkan Yanuar dan Ryder yang menunggu pintu tersebut dibuka.

"Pa...?"

"Maafin papa ya sayang, papa harap kamu bahagia, ingat belajar mencintai seseorang bukan lah sebuah kesalahan sayang, jadi jangan takut ya?" Ucap Yanuar sebelum menuntun sang anak berjalan kearah altar.

Back To You (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang