Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
152.
Sudah setengah jam Evan menyusuri tempat-tempat yang memungkinkan untuk disinggahi oleh Ryder-suaminya sebelum benar-benar ia pastikan untuk bergerak menuju apartemen Ryder.
Sebenarnya Evan juga tak mau seperti ini, tapi Ryderlah yang menyakiti hatinya berkali-kali disaat Evan ingin menunjukkan kepada seluruh dunia perihal rasa sayang yang ia miliki untuk Ryder dan juga calon anaknya.
Malam itu masih terekam jelas diingatan Evan bagaimana Ryder menghancurkan upayanya untuk mengabadikan momen lewat dinner bersama. Hanya ada dirinya, Ryder dan calon anak mereka. Semua perjuangan dan semua bentuk ungkapan sayang Evan seolah bayangan saja.
Evan sudah ke tempat terkahir dan tak menemukan Ryder, akhirnya ia segera bertolak ke apartemen milik Ryder. Setelah memarkirkan mobilnya, Evan langsung naik ke lantai 3 dan saat sudah sampai di depan pintu Evan tertawa getir pasalnya ia tak mengetahui apa sandi untuk membuka pintu apartemen suaminya sendiri.
"Kak, buka pintunya, gue tau lo di dalem." Seru Evan sambil mengetuk-ketuk pintu juga memencet bel apartemen Ryder.
Ryder yang melihat kedatangan Evan dari layar intercom hanya tersenyum kecut sebelum akhirnya pergi membukakan pintu apartemen menemui Evan.
