23

9 0 0
                                    

***

Pagi hari, saat Sam dan Clara baru saja terbangun dari tidur mereka, mereka sudah dikejutkan dengan ketidakhadiran Tae di rumahnya.

Tanpa mereka tahu, Taera sudah berkeliling di hutan semalaman penuh untuk mencari Jiyong. Bahkan, ia memberanikan diri untuk bertanya pada sekelompok vampire yang jelas-jelas membencinya untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan Jiyong.

Sesekali, Taera berhenti di bawah sebuah pohon rindang. Ia menghela napasnya.

Mengingat kembali kenangannya bersama laki-laki yang telah mencuri hatinya.

Namun, momen itu hanya berlangsung sebentar. Karena, perhatiannya teralihkan oleh kehadiran vampire lain yang secara tiba-tiba melintas di hadapannya.

Dengan cepat, Taera langsung mengikuti langkah vampire itu. Dari kejauhan, Taera sudah tahu siapa yang baru saja mengusiknya.

Jiyong.

Langkah Jiyong semakin cepat, namun, Taera bisa menyusul langkah laki-laki itu. Sampai akhirnya, Taera berhasil mencegatnya.

"Berhenti," ucap Taera yang sudah ada di hadapan Jiyong saat ini.

Jiyong menyeringai kecil,"Jangan halangi aku."

Kedua alis Taera saling berkerut,"Kau tidak mengenaliku?" ucap Taera pada Jiyong yang memandangnya dengan tatapan asing.

Jiyong menggerakkan kepalanya ke arah kiri,"Ah, aku tahu siapa dirimu."

Seketika, Taera langsung bereaksi dengan jawaban Jiyong.

"Kau adalah anak sang raja vampire yang konon sudah membunuh ayahnya, 'kan?"

Bukan jawaban yang ingin Taera dengar, ia berusaha memancing Jiyong kembali.

"Lalu?"

"Kau juga yang mengejarku saat berburu tempo hari."

"Lalu?"

Jiyong diam. Ia tidak merespon pertanyaan Taera.

"Siapa namaku?" tanya Taera.

Jiyong mengerutkan dahinya. Bingung.

"Kenapa kau harus menanyakan namamu padaku? Dan, kenapa pula aku harus tahu namamu?"

Taera menghela napas kasar. Mulai merasa frustasi.

"Kau tidak ingat tentang kita?"

Jiyong menatapnya dengan serius,"Kita? Ada hubungan apa di antara kita?"

Taera menunjukkan gelang yang ada di tangannya,"Lihat, gelang ini adalah gelang yang kau berikan padaku. Kau tidak ingat? Kau juga memakai gelang yang sama, Jiyong."

Jiyong mengangkat tangan kanannya, dan melihat ada gelang yang sama dengan milik Taera.

Tak lama, Jiyong kembali menatap bingung ke arah Taera,"Siapa dirimu... untukku?"

Belum sempat Taera menjelaskan lebih lanjut, Jiyong langsung teralihkan oleh kehadiran serigala yang berada di dekat mereka. Dengan cepat, ia pun langsung mengejar serigala itu.

Tanpa pikir panjang lagi, Taera langsung mengejar untuk menghentikannya.

"Jiyong, jangan!" ucap Taera yang berhasil menggagalkan lagi rencana memburu Jiyong.

Kesal, Jiyong pun menatap Taera dengan marah. Kedua matanya berubah jadi marah. Jiyong yang sedang marah itu pun berjalan dengan pelan mendekat ke arah Taera.

Taera memundurkan langkahnya.

Ia takut. Jiyong tidak pernah menatapnya dengan tatapan seperti ini. Dan, ini pertama kalinya ia melihat Jiyong marah kepadanya.

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang