14

46 9 1
                                    

***

Di saat semua orang sedang sibuk menata rumah mereka yang berantakan, Taera justru sudah bangun sejak pagi tadi mengikuti para kawanan serigala yang akan berpatroli. Dengan ditemani oleh Sam, Choi, beserta teman-temannya, Taera belajar banyak bagaimana cara serigala mendeteksi kedatangan makhluk lain selain mereka.

Ia juga belajar untuk mempertajam instingnya dan indera penciumannya. Tak hanya itu, ia melatih skillnya berburu yang dulu diajarkan Jiyong.

Taera bahkan belajar bagaimana cara menggunakan senjata tajam. Setelah belajar menggunakan pisau, anak panah, kini Taera belajar bagaimana menggunakan pedang hingga beladiri dengan tangan kosong.

Beberapa kali Taera terlihat terluka karena senjata tajam yang ia pegang. Namun, berkali-kali itu juga Choi dan Sam merasa takjum melihat luka Taera yang langsung sembuh seketika.

"Wah, ini ya kelebihan vampire?" tanya Choi sarkas.

Taera tersenyum getir,"Kecuali peminum darah. Mungkin aku akan menikmati diriku sebagai vampire."

Sam dan teman-temannya langsung tertawa mendengar ucapan Taera barusan.

"Taera, kau tidak apa-apa tidur di hutan seperti ini?"

Taera menggeleng,"Tidak apa-apa."

Ini adalah hari ketiganya mengikuti patroli serigala. Dan, ini juga merupakan kali ketiganya ia tidur beratapkan langit dan bintang. Dikelilingi suara pohon yang saling berbisik di setiap malam.

Ia menatap langit malam dengan tatapan kosongnya. Raganya memang di sini, tapi, tidak dengan jiwanya.

"Taera," panggil Sam.

Sang empunya nama langsung menoleh.

"Kau pasti merindukannya," kata Sam.

Taera tersenyum,"Setiap hari, Sam."

Suara angin yang bergesekan dengan dedaunan menambah suasana malam semakin ramai. Apalagi samar-samar terdengar suara lolongan serigala yang saling bertautan.

"Sejak kapan kau tahu bahwa Jiyong itu setengah vampire?" tanya Taera penasaran.

Awalnya, Sam sempat terkejut mendengar pertanyaan Taera. Pasalnya, Jiyong pun sudah memintanya untuk terus merahasiakan identitasnya kepada Taera. Entah bagaimana pun keadaannya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Dan, Jiyong lebih memilih membuka 'siapa dirinya' di hadapan Taera.

"Sejak lama. Kami sudah tahu ia berbeda. Tidak seperti kebanyakan serigala yang memiliki kekuatan fisik. Ia juga memiliki kekuatan lain, seperti menggerakan barang tanpa menyentuhnya, bahkan hingga menghipnotis orang," jelas Sam dengan hati-hati.

"Menghipnotis orang?"

Sam mengangguk,"Kenapa? Bukan 'kah itu salah satu kekuatan yang kau miliki juga?"

Detik itu juga, Taera langsung teringat beberapa kejadian yang menurutnya aneh, namun kini ia mendapatkan jawabannya. Ia teringat bagaimana Jiyong membereskan masalahnya saat ia kehilangan kendali di malam pertemuannya dengan Jiyong. Ia juga membuatnya gagal membunuh Choi di hari kematian kedua orang tua angkatnya. Bahkan, ia teringat Jiyong pernah mendorongnya jauh dari ia berada saat Jiyong dikepung dua vampire.

Tapi, kenapa luka yang digigit Taera masih berbekas? Jika Jiyong adalah setengah vampire, bukan 'kah seharusnya ia juga memiliki kemampuan menyembuhkan lukanya sendiri?

"Luka Jiyong, bukan 'kah dia seharusnya memiliki kemampuan menyembuhkan luka sendiri?"

"Benar. Jiyong juga punya kemampuan itu. Hanya saja –" Sam menggantungkan ucapannya dan menatap ke arah Taera yang menunggu penjelasannya.

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang