10

52 11 0
                                    

***

Setelah menyantap perburuannya, Jiyong langsung bergegas mengajak Taera pergi dari tempat itu dengan terburu-buru. Mereka langsung bertolak menuju rumah Sam dengan gusar.

"Jiyong, Taera," panggil Sam saat melihat keduanya datang dengan napas terengal-engal.

"Kita harus pergi dari sini."

"Kenapa? Ada apa?" tanya salah satu teman Sam yang lain.

"Para vampire mengetahui identitas Taera."

Seluruh mata langsung mengarah pada Taera yang sama gusarnya dengan Jiyong.

"Bagaimana, bisa? Kalian habis dari mana?"

"Kami berburu di hutan netral. Lalu –" Taera menggantungkan kalimatnya, melihat ke arah Jiyong seolah memintanya untuk melanjutkan.

"Para vampire itu tidak sengaja lewat saat kami berburu. Saat aku akan diserang, Taera membantuku," jelas Jiyong.

Salah satu teman Sam berdecih,"Jiyong tidak akan kalah dan mati hanya karena dua vampire. Jiyong 'kan..."

Dengan cepat, Sam langsung memukul lengan tangan temannya, memintanya untuk tidak melanjutkan ucapannya. Begitu pun Jiyong, ia sudah melemparkan tatapan ke arah temannya itu untuk tidak berbicara apapun tentangnya di depan Taera.

"Kita pulang sekarang."

"Maksudmu? Pulang ke rumahku? Tidak mungkin."

"Jiyong, kita tidak punya pilihan. Jika para vampire itu mengikuti jejak Taera, maka Taera bisa dalam bahaya."

Jiyong dan Taera saling beradu pandang. Entah apa yang ada dipikiran Jiyong saat ini dan keputusan apa yang akan ia ambil. Tapi, yang pasti ia sangat mengkhawatirkan Taera lebih dari dirinya sendiri.

"Oke, kita pulang."

Taera terkejut,"Jiyong, aku tidak mungkin bersembunyi di sana."

"Kita tidak punya pilihan, Taera."

"Aku bisa menghadapi mereka, Jiyong."

"Taera," tiba-tiba saja, nada suara bicara Jiyong naik. Membuat Taera langsung membungkam mulutnya. "Kita akan pulang ke rumahku. Demi keamananmu, oke?"

Hari sudah mulai gelap, dan mereka harus bergegas sebelum hari benar-benar gelap. Dengan didampingi oleh kawanan serigala, Taera pun dilindungi sebisa mungkin untuk bisa sampai di rumah Jiyong. Dalam perjalanannya, Taera terus memperhatikan Jiyong dengan seksama. Tersirat rasa khawatir dan cemas di sana. Begitu pun Taera.

"Apa 'kah mereka akan menerimaku, Jiyong? Aku bukan bagian dari kalian," kata Taera.

Jiyong tertawa kecil,"Mereka akan menerimamu. Jika mereka tidak mau menerimamu, aku akan pergi bersamamu kemana pun kau mau."

Kata-kata klise Jiyong sangat menenangkan Taera. Meski faktanya, Taera menyadari bahwa ia dan Jiyong tidak mungkin terus bersama. Kebersamaan yang fana ini tetap ia nikmati, walau ia tahu, ia hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan, Jiyong melepas jaketnya dan memberikannya pada Taera. Ia juga menggenggam tangan Taera. Seolah tidak ingin melepaskannya.

-

Seluruh sorot mata para kawanan serigala langsung mengarah kepada Jiyong, Taera, Sam, beserta kawanan serigala lainnya. Jelas saja, kehadiran Taera bukanlah hal yang diharapkan oleh para penduduk di desa ini.

Lupin keluar dari rumahnya setelah mendengar kedatangan Jiyong. Ia menghela napasnya panjang saat melihat kedatangan Taera. Disambut dengan banyak pasang mata yang berwarna keemasan bukanlah suatu pertanda yang baik. Jiyong menyembunyikan Taera ke belakang tubuhnya.

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang