25

27 1 0
                                    

***

Sam lebih memilih untuk berada di luar rumah saat ini. Menghindari kecanggungan antara dirinya dan Taera. Mendadak suasana rumah ini berubah jadi asing.

Saat Sam tengah asik menyendiri, tiba-tiba saja Jiyong datang dan mencekik lehernya.

Kedatangan Jiyong cukup membuat Sam kaget.

"Jiyong..." ucapnya sambil terbata-bata.

"Jangan berani kau menyentuh Tae, Sam."

Mendengar ucapan Jiyong barusan, Sam pun terkejut.

"Jiyong, kau mengingatnya?"

Jiyong melepaskan cengkraman tangan di leher Sam. Napasnya memburu.

"Ku pikir, dengan aku mengorbankan perasaanku, dia akan bahagia bersamamu. Tapi, ternyata, dia tidak berpaling dariku sedikit pun."

Sam yang masih bingung itu pun hanya mematung melihat Jiyong saat ini.

"Aku mengalah untukmu, Sam. Kau pikir, selama ini aku tidak memperhatikanmu?"

Jiyong menatap Sam dengan tajam,"Aku tahu kau selama ini menyimpan rasa padanya. Jadi, aku memberimu waktu agar ia bisa jatuh cinta padamu. Dengan harapan, ia bisa memulai hidup baru tanpaku yang penuh kenangan pahit. Sayangnya, mulai hari ini, aku tahu, bahwa perasaannya tidak pernah goyah. Dan, kau, dengan beraninya menyentuhnya tanpa seizinnya," tegas Jiyong.

"Jadi, selama ini kau bersembunyi darinya?"

Jiyong mengangguk,"Aku tidak ingin kembali ke kehidupannya. Karena, aku tidak ingin ia terus terbayangi oleh rasa bersalahnya."

"Jika kau memutuskan begitu, teruslah bersembunyi. Kenapa kau menampakkan wajahmu kini?"

Jiyong menelan ludahnya,"Dia yang menemukanku. Bukan aku yang mencarinya."

Sam berdecih,"Kenapa kau tidak mengakhiri hidupmu dan menghilang selamanya."

Jiyong melihat ke arah Sam dengan tatapan tak percaya.

"Tak ku sangka, teman masa kecilku berani mengatakan itu padaku."

Sam diam.

"Setelah hari ini, tidak lagi ku biarkan kau menyentuhnya, Sam. Karena, aku akan kembali padanya."

Kedua mata Sam terbelalak,"Tidak. Kau tidak akan bisa kembali padanya."

Sam mulai menyerang Jiyong. Namun, Jiyong lebih dulu menghindarinya. Jiyong selalu punya kekuatan lebih dalam dirinya. Entah saat masih menjadi serigala atau vampire.

Jiyong mencekik Sam dengan brutal.

"Kau tidak akan pernah menang dariku, Sam."

Napas Sam mulai sulit, karena cengkraman tangan Jiyong yang begitu kuat.

"Aku sudah memberimu kesempatan. Dan, saat ia tetap menolakmu, kau harus menghargai pilihannya. Bukan memaksanya," ucap Jiyong dengan marah.

Sam berbalik melawan. Namun, kekuatan Jiyong jauh lebih besar.

Saat mereka sudah hampir saling membunuh, Taera pun melerai keduanya.

"Hentikan!" teriak Taera.

Mendengar suara yang ia rindukan, Jiyong langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Tae..."

Taera sudah berdiri dengan penuh linangan airmata di sana. Tatapannya hanya tertuju pada satu orang.

"Jiyong..."

Jiyong melepas cengkramannya pada Sam dan berjalan ke arah Tae dengan perasaan bersalah.

"Tae, maafkan aku terlambat datang padamu."

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang