18; just House not home anymore

107 24 3
                                    

Sejak kapan kamu sadar kalau hidup itu bukan tentang Tujuan.
Hidup yang sebenarnya adalah bagaimana kita bertahan. Tak apa jika kita tidak sampai pada tujuan. Yang terpenting adalah kita masih bisa bertahan.

...

Pagi itu, setelah sang dokter memberikan ijin kepada Bintang untuk pulang. Semua anggota keluarga kecilnya sibuk mempersiapkan kepulangannya. Dari mulai Ibu yang memandikannya dan memakaikannya baju, Mas Arka yang mengemasi baju bajunya, dan juga Bapak yang mengurusi administrasi nya.

Semburat senyuman gemas tidak lepas dari bibir kecil Bintang. Senang sekali rasanya, sekarang tangannya sudah bebas tanpa harus terlilit perban dan infus lagi, dia sudah bebas makan dan minum apapun meskipun masih harus dibatasi. Tidak masalah, setidaknya ia masih bisa minum Es seminggu sekali.

"Bu... Besok beli sepeda ya??" Tanya Bintang antusias, ia baru saja mengingat janji Bapaknya beberapa hari yang lalu.

"Loh kan sepedanya adek masih bagus... Kenapa beli lagi?..."

"Katanya Bapak kalo sembuh mau dibelikan sepeda bu..."

"Tapi kan yang kemarin masih bagus sepedanya dek... Kasian nanti kalo adek beli baru..."

"Lagian kamu kan juga belum bisa main sepeda to dek... Kalo udah bisa mah minta aja, sekalian yang agak tinggi" sahut Arka ikut andil.

Bintang melirik kakaknya kesal.

"Katanya siapa nggak bisa?... Adek udah bisa tau... Ya kan bu??" Bintang minta dukungan Ibunya.

Arina tersenyum hangat sambil mengangguk.

"Tuh... Mas sih gak pernah mau ikut main".

"Tapi belum bisa belok kan??" Ejek Mas nya lagi.

Bintang melengos, sambil mendengus kesal.

"Hahaha udah udah... Baru juga sembuh masak udah mau berantem sii" ujar Ibu menahan tawanya.

"Mas lho bu...." Bintang mengadu.

Arina mengangguk lagi sembari merapikan topi yang Bintang pakai.

"Iya iya Mas yang salah..." Sela Arka, tersenyum jahil tambah membuat Bintang kesal.

Disela sela kekesalannya, tiba tiba Bapak datang kembali membawa senyuman di bibir kecil si bungsu.

"Yeayyy Bapak... Ayo pulanggg" ajak Bintang girang langsung berlari memeluk kaki jenjang Bapaknya.

Hanafi terkekeh gemas, lalu mensejajarkan diri nya dengan sang anak. Memberinya usapan pelan di kepala kecil Bintang sambil tersenyum bangga.

"Akhirnya jagoan Bapak sembuh juga... Udah nggak betah ya tidur sini??... Mau pulang??"

Bintang mengangguk semangat. "Tapi beli sepeda dulu yaaa... Bapak kan sudah janji waktu itu" tagih Bintang lagi.

"Dek... Kan tadi Ibu sudah bilang-"

"Tapi Bapak sudah janji Bu...." Sanggah Bintang mulai kesal juga pada Ibunya.

Rumah Kecil Itu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang