Bisa nggak ya jadi arsitek, arsitek susah nggak sih... Tapi pengen
...
Seperti biasa Arka mengikuti program kelas tambahan yang diadakan sekolahnya guna menunjang ujian masuk PTN yang akan segera mereka ikuti. Meskipun mata masih sedikit mengantuk Arka terus berusaha untuk tetap terjaga.
Tadi malam ia sempat tidak bisa tidur, udara dingin dan kipas angin yang tetap harus dihidupkan membuat Arka beberapa kali terbangun.
Ada alasan dibalik kipas angin yang tetap dihidupkan meskipun suhu disana dingin, si Bungsu yang notabene tidak bisa tidur dalam keadaan gerah itu, sudah terbiasa tidur dengan kipas angin menyala didekatnya. Tidak sehat memang, mangkanya saat Bintang sudah terlelap biasanya Bapak atau Ibu akan memindahkan kipas agar mengarah ke kaki kecilnya.
Kembali pada Arka yang kini tengah menyalin tulisan dari buku Ernando yang sudah lengkap. Arka sedikit ketinggalan karena rasa kantuknya. Tulisannya pun berbeda dari biasanya, sedikit seperti cakar ayam kalau kata orang-orang. Tapi ia abaikan, toh masih bisa dibaca.
"Ngantuk banget kayaknya nih yang habis staycation" ucap Ernando lirih dari sampingnya, takut ketahuan Pak Guru.
Arka menoleh sebentar kemudian mengembalikan fokusnya pada buku di depannya.
"Tadi malem gak bisa tidur gue" jawabnya singkat.
"Lah kenapa? Bukannya enak yaa disana.... Denger denger sih Taneuh Polaris tuh tempat glamping elite di Bogor " tutur Ernando penasaran.
"Dinging cok, lagi si bontot tuh tidur make kipas. Abis gue jadi es" balas Arka melebih-lebihkan.
"Hahaha pengen ketawa tapi takut ketahuan Pak Khozin" sahut Ernando sembari menahan gelak tawa nya.
"Aww" lanjut Ernando mendapat satu sikutan dari Arka.
"Diem lo yaa... Tuh dengerin ceramahnya Pak Khozin, ketahuan tau rasa lo" ucap Arka jengkel.
"Bosen ah, Pak Khozin tuh kayaknya salah profesi nggak sih?.. menurut gue beliau nih lebih cocok jadi Khotib Jum'atan dari pada jadi guru Fisika" Ernando mengeluarkan unek-uneknya.
"Bukan menurut lo doang kali, satu sekolah juga pasti mikirnya begitu" Sahut Helmy yang posisi duduknya di depan mereka, sengaja menguping dari tadi.
"Situ nyaut aja kayak kabel wifi" celetuk Ernando.
"Dih, kalo gak ada kabel wifi juga lo uring-uringan. Lo kan gak pernah punya kouta" balas Helmy ikut nyolot.
"Shut... Shut... Rame mulu kayak anak TK" sela Januar dari samping Helmy.
"Eh Nu, sekarang bukannya udah habis ya waktunya... Plis gue mau ke kantin dulu sarapan" kata Ernando menyahuti.
Januar menengok jam tangannya sebentar. Sebagai ketua kelas, ia bertanggung jawab mengingatkan Guru apabila waktunya sudah habis. Hal ini menjadi privilege tersendiri bagi 4-Serangkai itu.
"Tungguin gue dong ke kantinnya, bentar lagi kelar nih" kata Arka sebelum Januar mengintruksi.
"Iya gampang" balas Helmy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kecil Itu ✔
General FictionDulu, dulu sekali Hanafi bermimpi memiliki rumah kecil yang akan ia jadikan tempat berlabuh, tempat merajut kasih bersama keluarga kecilnya kelak. Namun Tuhan justru memberinya hal lain, sesuatu yang akan membawanya pada arti Rumah sesungguhnya. Bu...