Masalah serumit apapun di sekolah atau di tempat kerja, Bapak minta jangan di bawa ke rumah, kasian Ibu.
...
Matahari sudah mulai bersembunyi di balik gunung gunung yang berjejer di depan mata. Sepanjang hari telah mereka habiskan untuk beristirahat ria di dalam tenda. Sampailah pada penghujung hari ini, sinar senja yang menari nari menebarkan cahaya khas yang membuatnya sangat dikagumi banyak pasang mata. Ini lah sesi yang sangat ditunggu-tunggu, makan senja kalo kata Bapak. Mau dibilang sore ini sudah mau maghrib, mau dibilang malam masih belum malam juga. Jadilah Makan Senja, unik kan Bapak.
Bapak dan Mas Arka sudah disibukkan dengan kompor dan kipas yang tengah menjalankan tugasnya, sesekali Bapak menjepit daging dan sosis untuk membaliknya agar tidak gosong.
Kemana Ibu dan Bintang...
Ibu mengajak Bintang jalan jalan disekitar area glampingnya. Sejujurnya Ibu ingin membantu, takut hasil kreasi Anak dan Suaminya tidak sesuai ekspektasi. Namun, putra terkecil mereka rewel minta jalan jalan, Bintang memang tidak bisa diam, Ibu memaklumi hal itu, toh diusia Bintang sekarang memang waktunya ia menjadi anak terkepo dan teraktif sedunia.
"Bu... Disini nggak ada Indomart nya yaa??" Tanya Bintang random, pasalnya dari tadi ia keliling dan mencari, super market handalannya itu tidak dapat ia temukan.
"Nggak ada Dek, kan kita lagi di deket gunung... Indomart nya ada di tempat kita beli sosis tadi..." Jawab Arina telaten.
"Oh jauh ya Bu... Harus naik mobil kesananya... Berapa menit naik mobil Bu??" Tanya Bintang penasaran.
"Mmm sekitar 15 sampai 20 menitan mungkin... Ibu nggak tau pastinya, nanti kita tanya Bapak ya..."
Bintang mengangguk excited, diayun-ayunkan tangan mereka yang bergandengan, sesekali Bintang akan menunjuk dan bertanya beberapa hal yang ingin ia mengerti, seperti Kenapa ada ada lampu yang menempel di tiang, kenapa ada lampu kecil panjang yang melilit pohon, dan pertanyaan pertanyaan random lainnya.
"Dek, udah sore banget kayaknya sosisnya adek udah mateng deh... Kita balik ke tenda yukkk... Keburu dingin kan sosisnya" rayu Arina telaten.
Bintang nampak menimbang ajakan Ibu, dia belum puas jalan jalan, kaki nya belum capek, tapi mungkin Ibu sudah capek. Jadi, akhirnya ia mengangguk.
"Ya udah ayok... Nanti sosisnya keburu habis sama Mas" Bintang menanggapi.
Sedangkan tempat tujuan Ibu dan Bintang tadi, 2 laki laki tidak terlalu lihai memasak itu terpaksa berkutat dengan segala macam bahan makanan yang Ibu beli. Berbekal video YouTube dan tiktok, akhirnya selesai juga panggangannya, meskipun Hanafi tidak begitu yakin dengan saus yang ia racik tapi kata Arka sudah enak jadi ia agak tenang sedikit. Toh bila ada yang kurang nanti pasti akan disempurnakan oleh Ibu.
"Mas, udah belum itu jamurnya?? Lama banget perasaan..." Tanya Hanafi.
Arka menghela nafas panjang sambil mengipasi dirinya sendiri. Sungguh Arka tidak mau lagi mengide ngegrill ngegrill seperti ini jika tau ia akan gerah hebat dan lelah di waktu yang bersamaan.
"Gak tau juga Pak, kayaknya belum... Gantian dong Pak, Bapak yang ngipasin... Tinggal jamur sama sosis doang ini yang belum, Arka gerah banget pegel juga tangan nya" pinta Arka. Ia tidak berhenti mengeluh tangannya pegel, gerah, kakinya kesemutan, dan masih banyak lagi. Bapak sampai hafal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kecil Itu ✔
General FictionDulu, dulu sekali Hanafi bermimpi memiliki rumah kecil yang akan ia jadikan tempat berlabuh, tempat merajut kasih bersama keluarga kecilnya kelak. Namun Tuhan justru memberinya hal lain, sesuatu yang akan membawanya pada arti Rumah sesungguhnya. Bu...