24; the chaos

115 24 6
                                    

Kehidupan kadang merenggut satu satunya yang kita punya.

...

Hanafi menatap bingung para karyawannya yang tergesa gesa seperti barisan hilir mudik liburan. Banyak sekali yang mondar-mandir membawa berkas, laptop, dan banyak lagi memenuhi koridor saat itu.

Hanafi masih belum bertanya mengapa, ia memilih untuk menyimpan pertanyaan sampai ia bertemu Radit, sekretaris nya.

"Dit, ada apa dit?" Tanya Hanafi tanpa basa basi saat kebetulan bertemu Radit di koridor ruangannya.

"Pak Hanafi" balas Radit ragu.

"Kenapa? Ada masalah apa?" Tuntut Hanafi tidak sabar.

"Pak, kita bahas di ruangan Bapak aja gimana?"

Hanafi mengangguk keras, tidak ada salahnya untuk melindungi privasi mereka.
Setelah duduk di sofa ruangannya, Radit mulai membuka dan menggulir sesuatu di layar tabletnya. Hanafi menunggu dengan sabar namun tidak dapat dipungkiri bahwa perasaan nya tidak enak.

"Ini Pak..." Ucap Radit sambil menyodorkan tabletnya.

Hanafi menerimanya, keningnya berkerut dalam saat matanya menangkap satu persatu huruf di judul artikel.

WISMA HAMENGKUBUWONO LENGSER DARI JABATAN OWNER PERUSAHAAN GOLDEN EST. KABARNYA AKAN DIGANTIKAN OLEH BAYU MENGKUSUMO SELAKU KEPONAKAN.
Lantas bagaimana kelanjutan dari proyek pembangunan gedung dibeberapa daerah yang sebelumnya berada dibawah tanggung jawab Wisma Hamengkubuwono?

Simak selengkapnya....

"Maksudnya ini apa Dit?" Tanya Hanafi memastikan.

"Pak Wisma sakit Pak, dan menurut vonis dokter kemungkinan hidupnya cuma 5%. Menurut pengacaranya, Pak Wisma sudah menulis surat wasiat dan perusahaan jatuh di tangan Pak Bayu. Bapak tau sendiri Pak Bayu gak pernah terima proyek kita..."

Hanafi mengangguk masih berusaha mencerna kata demi kata yang Radit ucapkan.

"Pak Bayu narik semua anggaran kita buat proyek itu Pak... Akhirnya semuanya bingung, semuanya ditarik dari mulai anggaran tetap sampe anggaran tambahan, pekerja disana sudah mulai di pecat Pak. Kita nyoba ajukan Proposal lagi ditolak Pak."

Ada guratan emosi di wajah Hanafi, cukup terlihat bagi sebagian orang yang benar benar mengenalnya. Termasuk Radit. Sembilan tahun bekerja bersama membuat Radit mulai mengerti hal hal yang dirasakan Hanafi meskipun tidak ada ucapan sebelumnya.

Hanafi tau, Bayu sangat amat menentang semua yang berkaitan dengannya. Masa lalu mereka yang kurang baik nampaknya masih terbawa. Namun, itu sudah bertahun-tahun yang lalu lamanya. Bahkan Hanafi sudah melupakan hal itu jauh sebelum hari ini. Masa lalu mereka pun cukup sepele sebenarnya, hanya karena Arina memilihnya. Bayu membawa kebencian itu sampai hari ini, dan puncaknya dia mengorbankan semua orang yang terlibat dengan Hanafi dalam keadaan sulit.

"Pak... Pak Hanafi..." Tegur Radit ragu.

Perlahan Hanafi kembali fokus. Matanya mengerjap beberapa kali, tangannya beralih memijat pelan pelipisnya. Pagi ini sangat amat berat untuk mereka.

Rumah Kecil Itu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang