5. Bertingkah aneh⚠️

3K 39 0
                                    

Jangan lupa komentar dan votenya ya?
Selamat membaca!
.
.
.

Terdengar suara keran air berbunyi nyaring dengan air yang mengalir deras menuju lantai-lantai WC. Azka sudah menyelesaikan kebutuhan pribadinya itu dengan baik. Ia langsung mandi, membersihkan segala kotoran yang melekat di badannya, sebelum akhirnya keluar dari kamar kecil itu menuju ke arah lemari pakaian dengan mengunakan handuk setengah badan.

Alana berpura-pura tertidur di dalam selimut, ia berusaha sebaik mungkin agar tidak ketahuan Azka bahwa ia sudah mengintipnya melakukan itu. Napasnya masih terasa berat, jantungnya juga masih berdetak tak normal. Alana tidak bisa menghilangkan bayangan wajah kakaknya yang sedang melakukan masturbasi tadi.

Sebenarnya, itu adalah hal wajar untuk laki-laki yang tidak memiliki pasangan. Hanya saja, Alana cukup terpukul dan merasa aneh ketika anggota keluarganya yang melakukan itu, bukan orang lain.

Sejenak, ia memutar tubuh membelakangi Azka yang sedang berganti pakaian dengan gerakan sealami mungkin. Memejamkan matanya erat -erat sambil berharap pagi akan menjelang dengan cepat.

Keesokan harinya, di mana matahari masih bersinar di ujung timur. Alana dengan cepat keluar dari kamar Azka lalu berlari keluar menuju kamarnya. Sejenak, ia mengunci pintu lalu duduk tersungkur di lantai kamar tidurnya sendiri dengan wajah yang masih shock.

Alana berjalan keluar dari kamar kakaknya pada saat Azka masih terlelap di sana. Gadis itu tidak tahu akan bersikap apa ketika menghadapi kakaknya nanti, karena bisa saja ia mengingat wajah aneh Azka ketika melakukan itu. Astaga, mengapa aku tidak bisa melupakan itu....

Alana menarik napas berulang kali sebelum beranjak berdiri. Melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul enam pagi dengan wajah tanpa ekspresi. “Aku harus menyiapkan sarapan untuk kakak,” gumamnya di sana.

Setelah merasa tenang, Alana memilih mandi dan berpakaian yang lebih tutup dan tebal hari ini. Ia mengingat ucapan Jasmine dan tingkah Azka kemarin malam dengan baik. “Aku bukan anak kecil lagi!” ucapnya memberikan afirmasi positif untuk diri sendiri sebelum memutar gagang pintu kamarnya dan berjalan dengan tenang ke arah dapur.

“Alana, sejak kapan kamu keluar dari kamar  Kakak?” Azka berjalan sambil menguap, lalu ke arah dapur mendekati kulkas, ia mulai membuka kulkas itu dan mengambil kotak susu serta meminumnya langsung dari sana secara langsung.

Alana sangat terkejut karena Azka begitu cepat sudah berada di sana. Napasnya tiba-tiba tersekat karena memandang Azka yang tidak memakai atasan dan bawahan celana panjang saja.

Biasanya Azka memang serius berpakaian seperti itu, tetapi sepertinya pandangan Alana terhadap pemuda itu sudah berbeda sejak kejadian semalam. “Kakak mau Alana bikinkan roti bakar?” ucapnya menghilangkan rasa canggung yang tertinggal.

“Boleh!” Azka mengacak rambutnya sendiri sebelum merapikannya kembali. Ia bersandar di dinding dapur sambil melihat aktivitas adiknya di sana. “Kakak malam ini akan pulang lama, bisa jadi akan pulang subuh. Jika Alana takut, mungkin bisa menginap dulu di rumah temannya, siapa itu namanya yang biasa bertamu ke sini?”

“M-Maya?” Alana menjawab tanpa melihat Azka sedari tadi. Jika dilihat dari tangannya yang gemetar, dia masih saja tidak bisa bersikap normal.

“Nah, Maya!” Azka menjentikkan tangannya sebelum meminum kembali susu instan yang ia pegang. “Hari ini hari terakhir Kakak menyelesaikan deadline lukisan dan setelah ini Kakak bisa pulang ke rumah lebih awal. Yuhu!” Seketika pemuda itu mendekat lalu menyentuh pucuk kepala adiknya dengan gemas.

Alana yang merasakan sentuhan Azka tanpa sadar menepis tangan kakaknya menjauh darinya.

Azka membulatkan matanya karena baru kali ini Alana menolak Azka seperti itu. Padahal, Alana selalu menempel kepadanya setiap hari,bahkan baru beberapa hari lalu gadis itu merajuk karena Azka tidak mau menciumnya lagi, tetapi mengapa hari ini sedikit berbeda?

LUST/LOST CONTROL 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang