episode 8 ( rasa yang lain )

266 9 2
                                    

Pagi keesokan harinya sebelum berangkat ke kantor, ia melakukan aktivitas yang biasanya ia lakukan di rumah. Setelah berolahraga dan ingin membuat sarapan, ia menyadari bahwa beberapa stok bahan makanan yang ia miliki sudah habis.

"Duh, stok makanan udah pada abis lagi"

"Nanti dah gw beli Pas balik dari kantor aja"

Lalu ia langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap pergi ke kantor tanpa sarapan. Saat di depan cermin ia melihat jam tangan Arthur yang ia letakkan semalam

"Jam Arthur..."

"Untung kaga ketinggalan"

Setelah itu, zaidan langsung berangkat ke kantor seperti biasa. Sesampainya di kantor ia langsung pergi ke ruangannya. Tak banyak h yang ia lakukan di kantor, ia hanya menyelesaikan beberapa pekerjaannya hingga lewat waktu makan siang.

"Arthur kok belum dateng ya, apa masih di jalan"

Tepat setelah itu pintu ruangan dibuka dan Arthur berdiri di ambang pintu.

"Selamat siang pak Zaidan"

"Siang Arthur, di jalan macet ya?"

"Iya pak, tadi ada perbaikan jalan. Ga ada jalan alternatif juga pak, kenapa ya pak?"

"Enggak gapapa, saya cuma tanya aja. Oh ya Arthur kesini sebentar"

Lalu Arthur pun mendekat ke arah Zaidan.

"Ada apa ya pak?"

Zaidan mengambil sesuatu di dalam tas nya.

"Ini punya kamu kan?" Sambil menyerahkan jam tangan milik Arthur

"Jam tangan saya? Kok bisa ada sama pak Zaidan?"

"Kemarin pas kamu di rumah saya, mungkin jam nya kamu lepas atau gimana...itu ada di sofa ruang tamu ketinggalan"

"O-oh gitu, iya sih kemarin emang sempet saya lepas buat taruh di tas. Tapi kayaknya saya yang salah"

"Udah gapapa, nih jam nya"

"Terimakasih ya pak"

"Iya sama-sama, kamu sudah makan siang?"

"Sudah pak, saya makan di warung depan kampus tadi"

"Yah, padahal saya mau ajak kamu makan siang"

"Mungkin bisa lain kali pak"

"Atau gini saja, kamu ikut saya makan siang aja"

"S-saya pak?"

"Iya kamu, siapa lagi?"

"Tapi pak, nanti yang ngurus kerjaan disini siapa? Pak Azriel kan lagi ke luar kota"

"Iya juga ya, yaudah deh lain kali aja ya"

"Atau kalau pak Zaidan mau saya bisa pesankan makanan lewat ojek online pak"

"Tidak usah gapapa, saya bisa makan nanti kok"

"Baik pak"

Setelah itu hari-hari berjalan seperti biasanya hingga matahari mulai terbenam.

"Kamu mau pulang sekarang Arthur?"

"Iya pak"

"Saya antar ya, biar sekalian"

"Eh gak usah pak gapapa, saya bisa pulang sendiri"

"Kamu kenapa selalu tolak kalau saya mau antar kamu pulang? Kamu gak suka?"

"E-eh..bu-bukan...bukan gitu pak, maaf pak saya gak bermaksud apa-apa. Saya cuma gak mau merepotkan pak Zaidan aja"

"Saya gak merasa direpotkan"

One More Chance [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang