episode 10 (Di terima?)

191 14 0
                                    

Setelah kejadian di depan toilet rumah Zaidan, benar saja...Arthur kini merasa sedikit lebih canggung terhadap Zaidan. Tapi karena ia harus tetap profesional dalam bekerja, ia menghalau semua rasa canggung yang ia miliki terhadap Zaidan.
.
.
.
.
.
.
Sore itu ketika Arthur berada di toilet sebelum ia pergi pulang dari kantor, tiba-tiba Zaidan masuk ke dalam dan mereka berdua sama terkejutnya.

"Arthur.."

"Pak Zaidan"

"Sudah mau pulang?"

"Iya pak"

"Gitu...oh ya, kamu belum makan kan?"

"Belum pak"

"Mau ikut saya buat makan?"

"E-eee...boleh deh pak"

"Yaudah, saya tunggu di mobil ya"

Setelah Zaidan pergi terlebih dahulu ke mobilnya, Arthur mengikuti Zaidan ke mobilnya.

Setelah itu Zaidan membawa Arthur pergi menuju ke sebuah restoran untuk makan malam bersama.

"Terimakasih ya, sudah menemani saya"

"Terimakasih kembali pak, pak Zaidan mau ajak saya makan disini"

"Oh ya, kamu abis ini ada waktu senggang?"

"Ada pak, kenapa ya?"

"Saya mau bicarakan sesuatu sama kamu"

"Bicara tentang apa ya pak?"

"Nanti saja ya, kita makan dulu. Baru cari tempat lagi"

"Baik pak"

Setelah itu mereka berdua melanjutkan makan malamnya hingga selesai. Setelah selesai, Zaidan membawa Arthur ke sebuah taman yang beberapa kali ia datangi bersama Arthur.

"Kita kesini lagi pak?"

"Ada yang mau bicarakan sama kamu"

"Tentang apa ya pak?"

"Kita duduk dulu ya"

Lalu Arthur dan Zaidan mencari sebuah kursi untuk duduk. Setelah itu Zaidan kembali melanjutkan perbincangannya.

"Jadi...saya akhir-akhir merasa sedikit aneh"

"Aneh bagaimana ya pak?"

"Iya, setiap saya berdekatan sama kamu saya selalu ngerasa ada sesuatu yang janggal. Ada sesuatu yang sedikit mengganjal di benak saya"

"....."

"Tadinya saya cuma menerka-nerka kalau ini cuma perasaan aneh saya aja, tapi seiring berjalannya waktu saya rasa ini jadi semakin besar"

"....."

"Kurang lebih sudah satu bulan terakhir sejak saya mulai merasakan hal ini arthur"

"Ma-maksud pak Zaidan?"

"Saya suka sama kamu"

Suatu hal yang tak pernah terbayangkan oleh Arthur selama hidupnya adalah orang yang merupakan atasannya dalam pekerjaan mengungkapkan perasaannya padanya.

"Saya tau ini terlalu tiba-tiba, kamu didatangi oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba menyatakan perasaannya sama kamu"

"Pak..pak Zaidan bercanda kan pak?"

"Saya paham kalau kamu terheran-heran, ini terlalu tiba-tiba buat kamu"

"Saya masih gak paham pak, kenapa pak Zaidan..."

"Maaf...saya minta maaf"

"Pak, tolong jelasin pak. Kenapa kayak gini pak?"

"Saya gak tau Arthur, semuanya itu datang secara tiba-tiba"

One More Chance [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang