NL || Brayden [ Empat ]

4.6K 381 4
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
New Life || Brayden
*****












Tidak terasa sudah dua jam lebih Ayden berada di luar, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di halaman rumah Aldridge. Salah satu pintu mobil terbuka menampilkan Abraham yang menggunakan setelan kantornya yang terlihat rapi.

Serta pintu yang satu nya lagi ikut terbuka menampilkan seorang wanita cantik yang seperti nya usianya berada di bawah Abraham. Dia Angela, seorang wanita yang bekerja sebagai sekretaris Abraham sekaligus calon ibu sambung ketiga anaknya.

Ibu kandung ketiga anaknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan alasan kenapa wanita itu bisa meninggal tidak diketahui publik sama sekali dan masih menjadi rahasia.

Jika di lihat-lihat, Angela ini sama persis seperti calon ibu sambung pada umumnya. Beberapa Bodyguard yang berjaga di depan menundukkan kepalanya, Angela terlihat begitu angkuh ketika dia berjalan di samping Abraham.

Pria paruh baya itu melangkahkan kedua kakinya masuk ke dalam rumah, kerutan di dahi nya terlihat begitu jelas. Dia melirik ke jam tangannya, biasanya jam segini putra bungsunya itu selalu berada di ruang tengah sambil menonton TV.

Tetapi sekarang ia tidak melihat batang hidungnya disana, layar televisi pun mati. "Bi, Ayden ada dimana ya? Biasanya jam segini dia lagi nonton TV tapi kenapa sekarang tidak ada?" tanya Angela pada salah satu pelayan yang akan melewati mereka.

Pelayan wanita itu membungkukkan badannya sedikit, dia pelayan yang membangunkan Ayden tadi. "Seperti nya tuan muda ada di kamarnya nyonya, terakhir saya lihat dia ada ruang tengah sambil makan siang namun saat saya kembali kesini tuan muda sudah tidak ada disana." jelas pelayan wanita itu.

"Baiklah, terimakasih."

"Sama-sama nyonya, kalau begitu saya permisi tuan nyonya." pamit pelayan wanita itu membungkukkan badannya lagi dan melenggang pergi dari hadapan mereka berdua.

Abraham langsung melangkahkan kedua kakinya menuju lift yang tersedia, di ikuti Angela di belakangnya. Wanita itu terlihat berpikir, entah apa yang di pikirnya hanya dia sendiri yang tahu.

Sementara di tempat lain, Ayden keluar dari pos satpam. Ia masih berada di tempat yang sama seperti sebelumnya, setelah kenyang meminum es cendol ia langsung masuk ke dalam pos satpam, ngadem di depan kipas angin.

Cuacanya tadi benar-benar panas tetapi sekarang sudah tidak terlalu panas karena hari sudah mulai sore. "Om! Gue pulang ya Om, makasih udah mau nampung." celetuk Ayden pada pak satpam yang sedang meminum kopi di depan.

"Sip." Pak satpam mengacungkan jempol nya, dia menolehkan kepalanya ke asal suara. "Kamu memang harus segera pulang, baru aja saya lihat mobil Papa kamu lewat, kayaknya dia udah pulang kerja." lanjut Pak satpam.

Ayden yang mendengar itu sontak membulatkan kedua matanya, Papa nya sudah pulang? Mampus! Bisa habis dia di tangan Papa nya sendiri, pikir Ayden. Tanpa pikir panjang, remaja itu berlari begitu saja meninggalkan pos satpam.

Pak satpam yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dia melanjutkan aktivitas yang sempat terhenti karena suara Ayden yang pamit untuk pulang.

Di sela-sela acara berlari nya, dia meringis kecil saat telapak kakinya menginjak bebatuan kecil. Ayden berhenti dari larinya, dia mengangkat salah satu kakinya karena kaki yang satu ini terasa lebih sakit.

"Kali ini gue apes! Bener-bener apes." gumam Ayden, kedua manik remaja itu melihat warna merah di kaos kakinya yang berwarna cream. "Sshh, sakit banget anjing! Di komplek elit begini masih ada orang yang buang paku sembarangan?!" lirih Ayden suudzon, bisa saja itu jatuh.

New Life || BraydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang