NL || Brayden [ Sembilan ]

3.8K 307 6
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
New Life || Brayden
°°°°°























Ayden menyembulkan kepalanya di sela-sela pintu yang terbuka, di ruangan sang Papa hanya ada dia dan Angela yang belum mau pergi dari sini. Ayden malas jika hanya berdua dengan wanita itu, beberapa menit yang lalu Abraham pergi ke ruang meeting.

"Om." panggil Ayden pada sekretaris Abraham berjalan melewati pintu sambil membawa sebuah berkas.

Seseorang yang di panggil om itu langsung berhenti melangkah, dia menolehkan kepalanya ke belakang. Kerutan di dahi pria itu terlihat saat mendapati anak atasannya yang menyembul di sela-sela pintu.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu tuan muda?" tanya Mike.

"Papa mana?" tanya balik Ayden.

"Tuan Abraham ada di ruang meeting tuan, ada apa?" sahut Mike.

Ayden membuka pintu lebar-lebar, di dalam sana Angela sedang tiduran di atas sofa sambil bermain ponsel. Padahal wanita itu memiliki amanah dari Abraham untuk menjaga Ayden dan membuat nya nyaman berada di dalam agar anak itu tidak ada niatan untuk keluar selagi dia melaksanakan meeting.

"Om, Ayden mau ketemu Papa." ucap Ayden mengatakan tujuannya pada Mike, kenapa ia menghentikan pria itu yang entah akan pergi kemana.

"Tidak bisa tuan muda, meeting sedang berlangsung. Jika Anda ingin bertemu tunggu sekitar satu jam lagi." balas Mike.

Meeting yang di laksanakan bersama salah satu klien luar negeri memang sedang berlangsung dan tidak bisa di ganggu, Ayden mendengus, apa tidak bisa di kurangi jadi sepuluh menit saja?

"Oke, makasih om." ucap Ayden dan kembali masuk ke dalam.

Dia menatap Angela yang terlihat seperti nyonya saja, Ayden mendengus lagi, melihat wajah wanita itu yang terlihat begitu angkuh dan arogan membuat Ayden ingin sekali mencakar wajahnya.

"Aunty gila ya?" celetuk Ayden saat melihat Angela yang senyum-senyum sendiri.

Senyum lebar yang terpatri pada wajah Angela seketika luntur mendengar tiga kata yang di ucapkan oleh Ayden, ia segera bangun dari posisinya dan menatap anak remaja itu dengan tatapan tajam.

"Kamu ngatain saya gila?!" seru Angela meninggikan suaranya. Dengan santai Ayden mengangguk. "Mirip sih lebih tepatnya, soalnya Aunty senyum-senyum sendiri kayak orang gila." imbuh Ayden.

Dia mendudukkan bokongnya di atas marmer lantai bersih yang terasa dingin di kulitnya, dari pada duduk di sofa entah kenapa Ayden lebih suka duduk di lantai. Mungkin di kehidupan nya sebagai Althair Brayden yang sering duduk di lantai di banding sofa, padahal di rumahnya pun terdapat sofa tetapi bukan sofa yang memiliki busa empuk seperti yang ada di sini dan rumah melainkan sofa yang busanya agak keras.

"Kamu berani juga ya Ayden." ujar Angela tersenyum tipis, Ayden mengerutkan dahinya, ia menatap Angela yang menampilkan ekspresi tidak biasanya.

Tiba-tiba saja kepalanya pusing, Ayden memegang kepalanya dan sedikit mencengkram rambutnya. Perlahan, seperti sebuah kepingan puzzle menyambung sedikit demi sedikit di ingatannya namun ingatan itu masih begitu buram dan tidak jelas.

Angela yang melihat itu terdiam, ada dengan Ayden? Tiba-tiba saja anak itu merasakan sakit pada kepalanya? Angela berdiri, ia melangkah mendekati Ayden.

"Ayden---"

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang pria yang memakai pakaian casual serta sebuah almat yang masih melekat di tubuhnya. Dia Alvarez, ia baru saja pulang kuliah karena hari ini hanya ada dua kelas saja dan itu pun di laksanakan tadi sebelum tengah hari tiba.

New Life || BraydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang