NL || Brayden [ Sepuluh ]

4.4K 374 9
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
New Life || Brayden
°°°°°



































Sang bagaskara mulai naik ke permukaan langit, cuaca pagi ini terasa begitu sejuk, itu karena ketika malam tadi hujan turun begitu deras yang di selingi suara petir.

Suara kicauan burung di luar sana terdengar begitu samar, seorang remaja lima belas tahun masih asik bergelung di dalam selimutnya. Tidak ada tanda-tanda untuk bangun karena sebentar lagi sarapan akan segera di mulai.

Beberapa hari telah berlalu setelah kejadian di kantor Abraham, Ayden yang di bawa ke rumah sakit untungnya tidak sampai menginap, suatu keberuntungan bagi Ayden tidak berdiam diri lebih lama di ruangan serba putih dan bau obat-obatan.

Tidak lama kemudian, pintu kamar Ayden di buka oleh seorang pria yang kini sudah mulai sibuk karena kuliahnya yang sudah masuk semester akhir. Dia yang mulai di sibukkan dengan skripsi nya, Alvarez melangkah masuk ke dalam kamar dan mendekati buntalan selimut di atas kasur.

"Ayden." panggil Alvarez mencoba membangunkan sang adik yang masih terlelap.

Dia mengguncangkan pelan tubuh anak itu, sang empu menepis lengan Alvarez yang berada pada bahunya, guncangan itu begitu menganggu. Alvarez kembali melakukan hal yang sama.

"Ayden bangun! Ini sudah pagi, jangan sampai sarapan mu terlewat!" sahut Alvarez sekali lagi.

Adik nya ini kenapa susah sekali di bangunkan? Anak itu melenguh pelan, dia menggerakkan tubuhnya menjadi membelakangi Alvarez. Bukannya bangun, dia malah lanjut tidur membuat Alvarez geram sendiri.

Pria itu berpikir, mencoba mencari cara yang ampuh untuk membangun adiknya tanpa perlu menyakiti. Seringaian kecil terpatri di wajah tampannya, Alvarez berdehen pelan.

"Ayden! Hari ini, Papa sama Mama Angela akan menikah----"

"GAK!"

Belum sempat Alvarez menyelesaikan kata-kata nya tetapi anak itu malah memotongnya begitu saja, Alvarez menatap Ayden dengan tatapan datarnya.

Ia tahu cara membangunkan Ayden yang ini begitu ampuh, apa perlu sampai berteriak seperti itu? Dengan wajah bantal yang terlihat lucu dan kedua mata yang masih memerah mengantuk, Ayden menatap sosok di hadapan nya dengan tidak percaya.

"Abang! Itu bohong kan? Ayden kan udah bilang, jangan biarin Papa nikah sama dia!?" ucap Ayden sedikit merengek.

Tidak tahu kenapa kedua matanya langsung berkaca-kaca, Ayden langsung teringat ucapan si pemilik tubuh yang datang ke mimpi nya malam tadi.

Flashback on.

Kosong.

Tidak ada apa pun di tempat ini selain aliran sungai, disini juga tidak ada satu pun pohon atau rumput, hanya ada sungai dan tanah. Disana terlihat seorang remaja yang begitu kebingungan, perasaan dia tertidur di kamarnya kenapa pas bangun malah ada di tempat seperti ini?

"Ini gue dimana? Tempat nya kosong gak ada orang atau pun hewan satu pun? Kenapa bangun-bangun gue di tempat kayak gini? Gue is dead kah?" gumam Ayden.

Kedua mata anak itu meliar kesana kemari untuk mencari jalan keluar namun tidak ada, semua tempat di sekitar nya sama saja seperti tidak ada jalan keluar. Ayden memejamkan kedua matanya menikmati semilir angin yang menerpa kulitnya, dia menunduk kemudian membuka kedua mata nya lagi.

Ia mengangkat kedua tangannya dan melihat kain yang terpasang pada tubuhnya, baju serba putih. Seingatnya sebelum tidur, dia memaki baju tidur bermotif pokemon bukan baju serba putih seperti ini.

New Life || BraydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang