NL || Brayden [ Lima ]

4.5K 390 5
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!

Note: baca dulu chapter 4, jngan lompat chapter lo pada ಥ_ಥ ini gue up double.

New Life || Brayden
*****













Seorang remaja lima belas tahun menelan ludahnya susah payah saat Abang sulungnya berada di hadapan nya dengan ekspresi wajahnya tidak enak untuk di pandang.

Alvarez, seorang pria berusia dua puluh satu tahun yang kini tengah melanjutkan pendidikan semester akhirnya di salah satu universitas terkenal itu menampilkan seringai wajahnya yang terlihat menyeramkan.

"A-Abang, k-kenapa?" tanya Ayden gagap.

Tenggorokan nya terasa tercekat ketika ia mengatakan dua kata itu, Ayden tidak berani menatap kedua mata Alvarez, dia terus menatap ke lantai. "Apa saja yang kamu lakukan hari ini, Ayden?" Bukannya menjawab, justru Alvarez melemparkan pertanyaan balik pada adik bungsunya.

Anak itu menggelengkan kepalanya. "Ayden gak ngelakuin apa-apa Abang selain makan, tidur, makan, tidur, terus--" Ia mengatup mulutnya rapat, Alvarez menaikkan sebelah alisnya. "Terus?"

Ayden semakin menundukkan kepalanya, tidak tahu kenapa nyalinya ciut jika di hadapkan langsung dengan si sulung. Padahal ketika di tubuhnya ia tidak pernah menundukkan kepalanya terkecuali jika Ibu nya sedang marah karena dia yang lupa tidak membawa pulang tupperware nya.

Sementara ayahnya jarang marah bahkan bisa di bilang hampir tidak pernah marah, yang sering marah itu ibunya. "K-keluar rumah." cicit Ayden pelan.

Sontak Alvarez mendatarkan wajahnya, dia sudah tahu itu sebenarnya dari Abraham. "Ayden! Papa sama Abang sudah sering bilang sama kamu, jangan pernah berani keluar rumah!" bentak Alvarez. "Kenapa kamu masih melanggar?" lanjut pria itu.

Ayden sedikit mendongakkan kepalanya dengan ragu-ragu, ia menatap mata Alvarez yang terlihat tajam. "Bosan Abang! Ayden bosan di dalam rumah terus! Padahal Ayden cuman mau keliling rumah aja biar gak sumpek, kenapa gak boleh?" balas Ayden, di akhir kalimat nya suaranya mengecil, kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Sudah di bilang Ayden ini paling tidak bisa di bentak.

Alvarez memicingkan kedua matanya, semenjak sadar setelah beberapa hari tidak sadarkan diri karena overdosis obat, Adik bungsunya ini semakin memberontak saja. Alvarez tidak suka itu! Bukan Alvarez saja yang tidak menyukai sikap pemberontak Ayden semakin menjadi, Abraham dan Zayyden pun begitu.

"Kamu bisa diam di balkon kamar tanpa harus keluar rumah!" Alvarez mendelik tajam kearah adik bungsunya. "Semenjak sadar, kamu semakin memberontak saja Ayden! Abang tidak suka itu!" seru Alvarez.

Ayden menghalau air mata yang sudah mulai turun ke pipinya, tidak tahu kenapa Ayden malah merasakan emosi saat Alvarez mengatakan itu. Dia bukan burung yang selalu di kurung di dalam kandang! Zachary Brayden itu hanya seorang anak yang ingin merasakan kebebasan, selama bertahun-tahun ia terkurung di bangunan mewah ini dengan mainan mahalnya.

Tidak boleh keluar rumah sama sekali, harus menuruti setiap aturan yang mereka buat. Jika dia melanggar maka akan terkena hukuman, sudah seperti di dunia politik saja. "Papa sama Abang enak selalu ngatur-ngatur Ayden, kalian gak pernah ngerasain apa yang Ayden rasain selama ini." lirih remaja laki-laki itu.

"Kalau kalian seperti ini terus, seharusnya waktu itu kalian biarin aja Ayden mati! Ayden hidup juga gak ada gunanya!"

New Life || Brayden

New Life || BraydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang