Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
Vote coment nya jangan lupa.
New Life || Brayden.
*****Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh, matahari sudah naik menyinari sebagian bumi. Hari juga mulai memasuki siang, Ayden saat ini sedang belajar di balkon kamarnya bersama guru private.
Balkon kamar Ayden ini terlapisi kaca namun masih ada hawa angin dari luar karena tidak semuanya full, ada beberapa lubang. Dahi remaja itu sedari tadi terus mengerut melihat sisa soal yang belum dia isi, kepalanya terasa begitu pening melihat deretan angka di kertas putih.
"Perasaan otak gue gak bodoh-bodoh amat sama matematika kok liat soal-soal ini gak ada satu pun yang bisa gue kerjain sendiri." batin Ayden berbicara sendiri.
Sudut mata Ayden melihat kearah guru private nya yang sedang fokus juga dengan kertas, katanya sih guru private nya ini masih kuliah anak semester akhir. Dan setiap pelajaran guru private yang mengajar itu berbeda, sudah seperti di sekolah pada umumnya hanya saja beda tempat dan suasana.
Ayden juga tidak memanggilnya Mis karena beliau meminta di panggil Kakak saja. Ayden kembali menatap soal-soal di hadapan nya, masa ia dia minta bantuan nya untuk menjelaskan lagi?
Soalnya pas Ayden minta bantuan yang kedua kalinya gurunya itu bilang gini. "Ini sebelumnya sudah pernah Kakak jelasin dan kamu paham bahkan bisa mengerjakannya dengan benar tetapi kalau kamu lupa lagi tidak papa, Kakak akan menjelaskan nya ulang." Gitu.
Jiwa yang mengisi tubuh ini juga bukan Zachary Brayden tapi Althair Brayden, yang otaknya pas-pasan. Kalau belajar tuh kadang masuk kadang tidak sama materi yang dijelasin guru, tidak seperti di pemilik tubuh yang otaknya encer.
"Gue mau minta bantuin jelasin lagi contoh nya kayak gimana tapi gue malu, anj." lirih Ayden dengan suara sepelan mungkin. "Masa minta di jelasin lagi setiap soal kan gak lucu."
Guru private Ayden mendongak, telinganya seperti mendengar suara muridnya berbicara namun tidak jelas anak itu berbicara apa. "Ayden, apa kamu mengatakan sesuatu?" tanyanya.
Mendengar itu sontak Ayden mendongak lalu ia menggelengkan kepalanya cepat. "Gak Kak, Ayden gak bilang apa-apa." jawab Ayden.
Wanita itu mengangguk, dia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat pada muridnya. "Bagaiamana? Apa sudah selesai?" ucap nya.
Soal yang diberikan nys tidak banyak, hanya enam soal dan waktu Ayden mengerjakan sudah satu jam lebih apalagi tiga puluh menit lagi waktu mengajar nya habis dan akan di lanjutkan dengan guru private selanjutnya.
Pemuda itu menelan ludahnya, kedua matanya tidak bisa diam. Reflek Ayden membalikkan kertas itu dan menarik sudut bibir nya dengan canggung. "B-belum Kak." balas Ayden jujur.
"Ini gimana anjirr?! Jangan sampai dia liat! Gue baru ngerjain dua soal, itu pun isinya gak tau salah gak tau bener!" seru Ayden panik dalam hati.
Wanita itu mengerutkan dahinya saat Ayden membalikkan kertas yang berisikan soal yang dia kasih. "Kenapa di balik Ayden? Kakak cuman mau liat sudah sampai mana kamu mengerjakan." ungkap wanita itu.
"G-gak perlu di liat Kak, bentar lagi selesai kok." balas Ayden.
Sang empu menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan Ayden. "Baiklah Kakak tidak akan melihatnya, ayo lanjutkan jangan bengong terus." sahut guru private Ayden, dia duduk di samping anak itu.
Dia mengeluarkan ponselnya dan fokus pada benda itu, jantung Ayden sudah dag dig dug serr, dia ragu untuk membalikkan kertas nya seperti semula jika di samping nya terdapat guru private nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life || Brayden
Novela JuvenilBROTHERSHIP⚠️ Cerita ini menceritakan tentang Althair Brayden atau yang kerap kali di panggil Ayden yang menjalani kehidupan barunya di tubuh orang lain setelah mengalami kecelakaan motor ketika pulang sekolah setelah guyuran air hujan berhenti. **...