𝟎𝟔

74 9 0
                                    


·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳

𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .

↷✦; w e l c o m e ❞



𝐓epat ketika lantai itu terbuka sempurna ia melihat seluruh keberadaan teman sekelasnya. Emosi mereka terlihat bermacam-macam ada yang takut ada yang marah, ada yang... Senang?

"Lunara! Syukurlah kau datang! Aku takut gelap! Aku kira 𝟺 akan-"
Seorang gadis berambut hijau berbicara setelah melihatku. Namanya, aku tidak tau.

"Bicaranya nanti saja! Kita telah membuat visioner suci itu badmood karna menunggu kalian! "

Aku langsung mengulurkan tanganku ke ketua kelas terlebih dulu. Barulah kepada teman yang lain. "Ketua, bimbing mereka keluar!"

Begitu siswa terkahir keluar akulah yang membimbing nya. "Ayo cepat! Gapai tanganku!"

Pria berambut ash blonde itu terlihat ragu ragu. "Cepat!!"

Aku langsung menariknya sesaat ia telah memegang tanganku dan langsung berlari
"Hey apa yang kau lakukan!" tanyaku padanya ketika melihatnnya sama sekali tak bergerak.

"Aku"

"Apa?!"

"Akulah yang membuat mereka terjebak..."

Aku mendecak dan langsung memegang tangannya untuk ikut berlari. "Kalau itu ceritanya nanti saja, bicarakan dengan ketua kelas sekalian! "
Saranku padanya.

Sesampainya kami diluar aku melihat visioner suci itu tengah menatap kami intens.

Oh shit men!

Aku sedikit menelan ludah dan perlahan menarik nafas. "Renatus-san-"

"KALIAN TERLAMBAT 5 MENIT TAU! kalian kira waktu itu murah ya?!! "
Ia berteriak memarahi kami. Jelas saja, padahal sudah diberi waktu, tapi kami malah seperti itu.

"Moushiwake gozaimasen, kami sedikit terkendala tadi-"

"Angkat kepalamu Lunara-san"

Aku tak langsung mengangkat kepalaku melainkan hanya menoleh pada anak itu.

Kenapa kau tak membungkuk minta maaf juga?!!

Sudah begitu kau menyuruh ku untuk mengangkat kepala yang benar saja!

"Akulah penyebab mereka semua terlambat, tenang saja aku tak berniat untuk kabur. Aku akan menebus kesalahanku, anda boleh melaporkan aku pada guru, dengan begitu aku mendapatkan hukuman pantas.

Atau anda juga dapat memberikan hukuman pada saya sendiri, jadi tolong jangan salahkan dia"

Wuah
Dia bicara panjang lebar

"Ohh kau menanggung semuanya? Wah wah pahlawan sekali ya"
Visioner itu malah membalasnya dengan nada me nyeleneh bahkan beberapa kali menepuk-nepuk tangannya. Ia menertawakan kami.

"Ikuti aku, aku punya hukuman bagus untukmu"
Ia mendengus dan berbalik arah.

Aku sudah membangkitkan tubuhku kembali menatap kepergian anak laki laki itu.

"Oi..."

Ia berjalan mengikuti visioner itu lalu terhenti sejenak tanpa membalikkan badan.

"Bakuta Tenka"

ᴛʜᴇ ℓσηєℓу   || мαѕнℓє : мαgι¢ αη∂ мυѕ¢ℓєTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang