ᴛʜᴇ ℓσηєℓу || мαѕнℓє : мαgι¢ αη∂ мυѕ¢ℓє

𝟏𝟏

         
·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳

𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .

↷✦; w e l c o m e ❞

✾

✾

   

                 𝐇𝐚𝐫𝐢 ini sama saja. Semenjak kejadian dirinya q secuil memori dari mayat itu. Ia sadar ia telah diikuti, dan itu bukanlah manusia.

Ini buruk.

Ia bahkan tak dapat melakukan aktifitasnya dengan tenang.

Matanya yang sedari awal sudah mulai menggelap itu terlihat lebih jelas dari yang biasanya. Beberapa hari kemudian mungkin ia akan menjadi panda.

Tak sekali dua kali ia mendapati barang barangnya berpindah dari tempatnya.  Terkadang setiap kali dia tidur ia merasakan ada seseorang yang memeluknya. Hangat.

Tapi ia takut akan siapa itu.

Aku bikin kesalahan ya?

Aku bikin dia marah?

Apa aku ngambil barang yang bukan punya ku?

Tidak, rasanya tidak mungkin. Sejauh ini barang barang yang ia punya adalah barang dari rumahnya dan yang ia beli akhir akhir ini.

Haruskah ia gunakan ouja untuk memanggilnya?

Helaan nafas gusar terdengar, ia lelah sekali. Ia mendudukkan kepalanya di salah satu meja lab untuk tidur sebentar. Semalam ia benar benar tak bisa tidur, setidaknya kali ini ia merasa sedikit tenang.

✾

Ia terbangun di padang rumput luas, langit biru, hamparan bunga bunga membuat tempat ini terlihat indah.

Apa aku di surga?

Pakaiannya juga berganti, dari yang sebelumnya mengenakan pakaian sekolah menjadi blouse putih polos setinggi betis. Ia tak mengenakan alas kaki.

Angin sepoi sepoi menyapa rambutnya. Membuatkan beberapa helai menerpa rambutnya. Ia tak peduli.

Keindahan di depannya ini membuat seluruh rasa lelahnya sirna seolah tak pernah ada.

"Ne... Apa aku bisa mempercayaimu? "

Pertanyaan itu terdengar olehnya. Samar Samar ia melihat bayangan seorang gadis tengah berdiri tepat di depannya.

Cantik

Rambut pirang panjang dengan mata biru sepeti danau es yang membeku. Sejenak ia terpana, ia yakin siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta padanya.

"Apa aku bisa mempercayai mu?" tanyanya lagi.

Ia tersentak, ia lupa tadi sesosok itu menanyakan pertanyaan padanya.

"Kau bisa mempercayaiku jika kau mau. Aku dengan senang hati menerima kepercayanmu itu"

Derpaan angin mengenai rambutnya memberikan kesan anggun padanya. Gadis itu tersenyum padanya.