𝟏𝟎

74 7 0
                                    


·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳


Pukul 7.56

            𝐓𝐞𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 sudah yang tiga kali Aslyn melakukan itu, tapi tak ada satupun dari yang ia lakukan sebelumnya berhasil seperti yang ia lakukan pertama tadi. Jujur ia kecewa, ia merelakan waktu tidurnya berkurang dari yang biasanya lalu sukarela memakai sihirnya dengan kapasitas yang bisa dikatakan tidak sedikit. Lalu ini yang ia dapatkan?

Yang benar saja sialan.

Setelah semua hal ia lakukan dan hanya sekali saja yang berhasil.

Ia mendudukkan dirinya di salah satu kursi membiarkan tubuhnya merosot sebagaimana pun itu, ia tak peduli. Ia menutupi mukanya dengan salah satu buku, ia mencoba untuk tidur lagi.

CKLEK

Terdengar suara pintu terbuka Aslyn sama sekali tak berniat untuk melihat siapa yang masuk.

Paling juga si Kin yang masuk.

Ia membiarkan seseorang itu masuk berjalan didalam ruangan. Dari apa yang ia dengar seperti nya orang itu tengah berjalan mendekati mayat tadi. Gabut banget liatin mayat. Ga ada kerjaan ya? Batin nya meledek entah siapa pula orang itu.

Kini Aslyn mendengar langkah kaki dari seseorang itu berjalan mendekat kearahnya. Ia tak perduli, masih saja berpura pura tidur.

Suara itu berhenti tepat disampingnya, sesorang ini pastilah hendak membangunkannya. Buku yang tadinya ia letakkan dimuka untuk menepis cahaya yang masuk ke penglihatan nya kini mulai mengganggu dirinya. Memang ia sudah menutup matanya tapi radiasi rasa panas dari lampu itu mengenai kulit kelopak matanya membuat ia jadi ingin membuka matanya.

Mana mau!

Setelah bukunya yang diambil kini ia merasakan seseorang itu menusuk nusuk pipinya.

Ini orang maunya apa sih anjing?

Ia mengernyit singkat mencoba memberi peringatan kepada seseorang yang entah siapa itu untuk berhenti mengganggunya.
Namun bukan seperti yang ia harapkan, bukannya berhenti melainkan tusukan dengan jari itu malah semakin menjadi jadi! Yang awalnya hanya berupa menekan nekan pipinya, kini malah beralih menarik narik pipinya itu.

Oalah bangsat rupanya.

Tak tahan dengan yang ia rasakan ia lantas berakting seolah olah tengah bangun tidur. Menggapai pelan pipinya untuk merasakan tangan orang itu lalu membuka matanya. Itu rencananya.

Tapi apakah akan selancar itu? Oh tentu tidak! Ini bukan cerita wattpad populer dengan mc menye menye sayang. Di tempat ini tak ada yang namanya lancar.

Kenyataannya ketika ia menggapai pipinya orang itu malah balik memegang kedua tangannya. Kemudian entah bagaimana pula ia masih merasakan tarikan di pipinya itu.

Ni orang punya tangan berapa jir?

Satu kata. Sialan.

Di buka matanya itu kemudian mengerjapkan nya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan ini.

"Puas tidur? "

Sen. Anak itu adalah pelaku dari segala tindak menyebalkan yang telah terjadi pada Aslyn.

ᴛʜᴇ ℓσηєℓу   || мαѕнℓє : мαgι¢ αη∂ мυѕ¢ℓєTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang