Club

72 30 2
                                    

~Bisa ga sih gue kehilangan kesadaran seumur hidup, biar ga kerasa banget mirisnya~
♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Benar saja, setelah mobil yang membawa pergi orang tuanya itu keluar dari kompleks rumah. ART nya membuka pintu gudang. Qaila berterimakasih kepada perempuan paruh baya itu. Lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya.

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Qaila mengendarai motornya menuju sebuah club. Bukan untuk menghilangkan stress, hanya gabut alasannya. Penampilan nya cukup meyakinkan jika dia bukan anak sekolah. Namun setelah di mintai KTP nya, gadis itu masih dibawah 20 tahun. Terpaksa dia menunggu kedatangan teman teman geng nya. Jika bersama om-om itu pasti dia dengan mudah diizinkan masuk.

"Gembel ngapain disitu heh" Tegur Satya melihat Qaila yang jongkok di samping motornya.

"Ck, lama lo pada" Qaila menghampiri Rafael. Lalu bergelayut manja.
"Udah makan?" Tanya Rafael sembari mengecup pipi gadisnya itu.

"Sudah"
"Yaudah, kuy masuk" Ajak Arel.

Qaila menampilkan raut wajah tak senang saat melihat kembali security yang menahannya itu.
"Gak tau gue kalo anggota Legion ada yang cewe" Security itu menyengir.

"Lain kali kalo dia mau masuk, suruh pulang aja bang. Anak SMP sok sokan mau dugem" Ujar Satya iseng
"Dugem isi kepala lo, gue kesini mau ziarah" Koreksi Qaila asal
.
"Ga boleh minum ya, besok sekolah. Takutnya lemot otak kamu" Rafael memperingati gadisnya. Dibalas anggukan oleh Qaila.

"Udah lama ga minum gue, perih di tenggorokan rasanya" Gibral mengusap tenggorokannya.
"Dedek Qaila minum jus aja ya, bentar oom pesan" Fathan memanggil seorang bartender yang lewat di dekat mereka.

"Pinot Noir, margarita,wiski dan satu gelas jus mangga" Setelah mengatakan itu Satya mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya.

"Wiski?, kalian mau mabo nih?" Tanya Qaila memastikan.

"Iya si Arel minta ditemenin galau, putus dia dengan Clarissa" Jawab Rafael.

"Gue ga ngizinin satu botol itu habis di tangan kalian. Kalo gue lihat salah satu dari lo udah ada yang mabuk duluan, kita cabut" Qaila tak mau dibantah. Lagian mereka juga tak mau membantah, karena mereka tau gadis itu peduli.

"Peduli bange sih neng Qela" Satya bersiul genit.

"Kehidupan bakteri aja gue perhatiin. Apalagi hidup parasit kayak lo pada. Hitung hitung jadi bahan penelitian di lab besok" Qaila menaik turunkan alisnya tengil.

"Buset calon analis, sekate-kate ngatain kita parasit. " Fathan menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya.

"Oke, yang mabuk duluan kita ceburin di kolam" Tantang Arel.

"Sok nantangin lo tai,yang mudah mabuk itu lo" Gibral menjitak pelan kepala belakang Arel.

"Jangan main kepala, makin rusak saraf otaknya nanti" Qaila memperingati. Membuat Gibral tertawa. Sedangkan Arel merenggut tak terima dengan perkataan Qaila.

"Lo ga mau dugem?" Tanya Fathan pada Rafael.

"ege lo, cewe nya disini lo tanya begituan. Diterkam yang ada" Semprot Satya.

"Arel tu lo tanyain, mana tau tergoda. Habis di putusin Clarissa" Rafael menatap Arel yang sedang galau gundah merana itu.

"Malas gue, nanti badan gue di pegang pegang." Ucap Arel menopang dagu.

"Apa yang jijik lo pegang, tapi masih lo pegang? " Tanya Fathan absurd.

"Apasih pertanyaan lo itu" Gibral tak mengerti kemana arah pertanyaan Fathan.

"Jawab aja susah banget hidup lo" Sinis Fathan.

"Lc, gue jijik megang Lc. Tapi kalo jumpa, susunya pasti gue pegang" Jawab Arel cepat.

"Ada Qaila disini, hargai dia sebagai perempuan kenapa sih" Gibral menjotos muka Arel pelan.

"Loh emang gue kayak ga menghargai ya?" Tanya Arel tak mengerti.

"Yang lo bahas perempuan anjing, kayak ga ada harga diri perempuan lo sebut sebut tete nya" Satya naik darah sendiri jadinya.

"Tapi kalo Qaila, lebih berharga dibanding Lc yang lo maksud" Rafael mengecup kening gadisnya berulang kali.

"Iya tau, Qaila berharga. Ga usah di dicium cium juga kali" Ketus Arel.

"Ngapa lo, yang diputusin tiba-tiba ga di ajak" Julid Rafael

"Diam lo, gue rebut Qaila. Hancur dunia lo" Sengit Arel.

"Nyawa lo duluan yang direbut Rafael anjirr" Fathan tertawa membayangkan Arel di tangan Rafael.

Titik LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang