Bullying

107 51 46
                                    

~Gue ga suka liat kekerasan, karena gue sendiri tau rasanya diperlakukan tanpa perasaan~

Sekali lagi Qaila memastikan penampilannya di cermin kamar, Lalu menyempatkan mirror. Setelah selesai ia melanjutkan langkahnya menuju meja makan.

 Setelah selesai ia melanjutkan langkahnya menuju meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Morning.." Qaila mengecup kilat pipi kanan Rafael .

"Gue anter ya" tawar Rafael.

"Boleh, lagian gue juga malas bawa motor hari ini" jawab Qaila, lalu menyambar roti yang baru selesai di panggang Rafael. Mengunyahnya cepat.

Sambil menunggu Qaila sarapan, Rafael segera mengambil kunci motor dan jaketnya.

Qaila mengekori Rafael keluar apartemen. Masih terlalu pagi, jadi dia menyuruh Rafael agar mengendarai motornya dengan kecepatan santai.tapi jangan terlampau santai, karena jarak sekolahnya dari apartemen cowok itu terbilang jauh.

                             ♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Rafael mengantar Qaila sedikit jauh dari gerbang.

"Belajar yang bener, nanti gue jemput" Rafael mencium kanan kiri pipi gadisnya. Dibalas Qaila dengan kecupan singkat di bibir cowok itu. Lalu berlari kecil memasuki pekarangan sekolahnya.

"Shit, baper gue" Rafael menyentuh bibirnya. Padahal ini juga bukan yang pertama kalinya, Tetap saja membuatnya senyum senyum sendiri.

                           ♬♩♪♩ ♩♪♩♬

"Akh.. "

Qaila celingak celinguk mendengar suara itu.

"Sa-sakit, g-gamau" rintihan itu terdengar dari toilet wanita.

Dengan langkah pelan Qaila mendekat lalu mendorong pintu kaca itu kuat.
Membuat mereka yang di dalam sana terperanjat kaget.

Qaila membulatkan matanya melihat pemandangan menjijikkan di depannya. Ternyata anak pembantu di rumahnya yang pagi ini sudah di seret ke kamar mandi oleh trio cabe-cabean norak SMK nya ini.

Melihat yang baru datang itu adalah Qaila,mereka menghentikan aksinya.
Gelagapan menyembunyikan tangan dibalik badan masing-masing.

"Pagi pagi udah nindas anak orang aja lo pada" Qaila melipat kedua tangannya di dada. Jijik melihat manusia manusia kurang kerjaan seperti mereka ini.

"Seenggaknya ga perlu terlalu pagi kalo mau bully orang. Mak nya ngasih makan pagi biar semangat sekolah, bukan buat bertahan diginiin sama kalian" Qaila agak mendekat pada mereka.

Merampas botol sabun cair di tangan salah satu mereka. Sepertinya mereka memaksa gadis lugu itu minum sabun.

"Cabut lo pada" dagu Qaila terangkat mengarah ke pintu toilet.

Buru-buru mereka 𝘯𝘨𝘢𝘤𝘪𝘳 keluar
meninggalkan Qaila dan anak ART bernama Karina.
"M-mamakasih Ila... " gadis itu berbicara terbata-bata karena ulah tiga curut sok berkuasa tadi.

"Jijik gue liat muka lo"

Setelah mengatakan itu Qaila pergi meninggalkan toilet. Sedangkan gadis lugu itu menatap miris kepergian anak Tuan nya itu.

Qaila selalu datang layaknya pahlawan ketika dia sedang dalam aksi perundungan seperti tadi. Meskipun terlihat jelas bahwa Qaila mengibarkan bendera kebencian padanya.

Qaila selalu tepat waktu. Datang tak lama ketika dia baru hendak di jadikan mainan mereka. Namun Karina tak mengerti mengapa gadis blasteran itu selalu mengatakan jijik bertatap muka dengannya. Tanpa mau memikirkan lebih lama, Karina membasuh wajahnya, dan berjalan cepat menuju kelasnya.

𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚. 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐚𝐧.

Titik LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang