~Rumah ga selalu tentang bangunan~
♬♩♪♩ ♩♪♩♬Qaila digendong ala koala oleh Rafael. Suasana lobi bawah tampak sepi, dengan cepat Rafael melangkah memasuki lift,Qaila semakin berat rasanya. Cowok itu tampak kesusahan merogoh saku celananya,tapi akhirnya yang dicari ketemu juga.
Setelah berhasil masuk Dia langsung meletakkan tubuh gadis itu di tempat tidurnya."Qai.. " Rafael menepuk pipi Qaila pelan. Satu detik.. Dua detik..
Tidak ada reaksi yang ditunjukkan gadis itu. Rafael kali ini mengunyel kedua pipi Qaila. Berhasil! Ada pergerakan.
"Udah pagi ya?" Tanya Qaila tanpa berniat membuka kelopak matanya.
" Belum, baru juga sampai. Ganti baju dulu sana, bersih bersih "Rafael menarik pelan kedua tangan Qaila agar gadis itu bangun dari tidurnya.Qaila Mengucek ngucek matanya sebentar, lalu berjalan setengah sadar menuju kamar mandi. Setelah mandi kucing beberapa menit di kamar mandi, Qaila keluar menggunakan pakaian tidurnya. Lalu melangkah santai mendekati meja rias.
Walaupun apartement ini ditempati oleh Rafael, tapi terlihat seperti Qaila pemiliknya. Ada meja rias dengan segala macam skincare, wardrobe lebih banyak berisi pakaian gadis itu ketimbang milik Rafael. Shoe rack di ruang tamu lebih banyak menyimpan sneakers wanita dibanding sepatu Rafael. Itu karena gadis itu sering menginap di apartement ini. Tidak perlu kalian tanya apa alasannya.
Setelah selesai dengan ritual di depan cermin, Qaila berbalik dan memeluk Rafael yang tengah memainkan hpnya. Cowo itu dengan cepat membalas pelukan gadisnya. Dia tau malam ini suasana hati Qaila tidak baik baik saja.
"Its okay, kamu harus jadi perempuan yang lebih kuat lagi besok. " Rafael mengelus puncak kepala gadisnya, menghirup aroma shampoo yang selalu menjadi candu baginya.
"Aku ga tau bisa kuat sampe dimana" Qaila menghembuskan nafas kasar.Rafael menatap lekat manik mata gadis di depannya.gadis yang hidup nya tak semudah yang perkiraan mereka.
"Kamu harus kuat, seenggaknya sampai aku berhasil bawa kamu keluar dari sana secara baik baik" Rafael menepuk-nepuk kedua bahu Qaila, menguatkan gadis itu.Ingin rasanya dia membawa gadis itu agar tinggal dirumahnya. Mama nya pasti akan menyambut suka cita kedatangan gadis kesayangannya itu. Tapi kepala keluarga Andares tidak mungkin semudah itu melepaskan putri semata wayang mereka.
Kondom🕶
(Arel🐒)
Dedek Qaila udah bobo?(Fathan💋)
Alah si anj, kata lo ngantuk!(Paksu🐽)
(Arel🐒)
Jorok anjir,
Rafael blom mandi!(Fathan💋)
Qai lo ga di apa apain kan?(Om satya🌹)
Oh Mata ku, ada dua..(Gibral 🕶)
Brisk biarin mrka nyri kecebong"Udah, tidur. Besok lo sekolah" Rafael merampas hape di tangan Qaila. Lalu menarik kaki gadis itu.agar merebahkan diri di Queen bed.
"Good night" Qaila melambaikan tangannya, lalu menarik selimut."Night to baby" Rafael mengecup lama dahi gadis itu, lalu melangkah ke kamar mandi. Dia juga harus membersihkan diri sebelum menyusul Qaila ke alam mimpi.
𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚. 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐚𝐧.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Luka
Teen Fiction"Seenggaknya kalo ga bisa bahagia jangan ada luka. " Qaila meneguk habis air kuning di botol yang digenggam nya. Lalu melemparkan botol itu ke dinding. Beberapa detik selanjutnya terdengar suara pecahan kaca dari dalam kamarnya. "Anak kurang ajar...