Legion Necro

131 55 15
                                    

~cuma dengan mereka,dunia gue bakal baik baik aja~
♬♩♪♩ ♩♪♩♬

"Indung indung satya tersandung. Jangan salahkan ibu megandung, salahkan bapak yang punya burung"
Arel berjoget heboh sendiri di tengah ruangan, melihat kedatangan Rafael dan Qaila.

"Otak lo ga usah ke arah sana sehari bisa ga" Satya melempar botol mineral kosong tepat di kepala temannya itu.

"Neng qela bawa jajan ga kesini?" Tanya gilang basa basi, padahal dia melihat sendiri di tangan Qaila tidak ada menenteng apapun.

"Gue pengen martabak, niatnya jajan di luar aja. " jawab Qaila, bersamaan menjatuhkan bokong nya di karpet berbulu.

"Ayo gue juga bosan ngegame mulu" Fathan bangkit dari duduknya dengan semangat 45. Bermaksud mengajak Qaila mencari martabak.

"Tapi sayangnya mood gue malam ini lagi buruk" celetuk Qaila

Seketika raut wajah Fathan langsung berubah, "Ga usah ngomong kalo gitu, php banget jadi cewe" Gerutu Fathan. Lalu tiduran di paha Qaila.

"Lo ada masalah lagi dirumah?" tanya Rafael mengelus rambut Qaila.

"Biasalah, kakek gue pulang malam ini. Baru datang udah nyamperin kamar gue. Menggebu gebu banget mau ketemu artis" Qaila menyibakkan rambut nya ke belakang, menyombongkan diri seolah dirinya artis.

"Ya udah gue sama Satya aja yang keluar cari makan" Gibral yang peka teman temannya pada lapar, cepat memakai jaket kebanggaan  LN.

"Ko ngajak ngajak gue sih" Satya tak terima dirinya di tarik paksa oleh gibral.

"Malam ini tidur dimana?" tanya Rafael memastikan, dia tau pastinya gadis itu tidak akan kembali ke rumah malam ini.

"Disini" jawab Qaila singkat.

"Tidur di apart aja, kita ga ada yang tidur disini malam ini" Itu bukan tawaran sebenarnya. Lebih ke penentuan yang harus diiyakan.

"Ga ah kamu mah mesum" Qaila bergidik ngeri mengingat kejahilan cowo itu jika dia tidur di apartemen nya.

"Iwww, babang Rafa mesum" Fathan ikutan bergidik ngeri.

"Kalo lo di perkosa Rafa telpon gue aja kak" timpal Arel

"Sok jadi pahlawan lo" Julid Rafael.

"Dih orang gue mau jaga pintu apart lo malam inj, biar ga ada yang ganggu lo berdua" Fathan menaik turunkan alisnya tengil.

"Bjir, gue kira mau lo laporin warga" Qaila salah mengira baik otak laki-laki satu itu. "Hahahahahaha" Dibalas tawa oleh Fathan.

"Lama banget si satyo beli martabak" Gerutu Fathan tiba tiba. Karena kini ia sudah di ambang kebosanan tingkat tinggi.

"Karena dia mau kita dapat martabak yang spesial. Makanya dia bener bener nyari tukang martabak yang bener." jawab Arek sambil membentuk love dengan kedua tangannya di atas kepala.

"Yang spesial hanya Qaila, lebih nya burem. " respon Rafael mulai ngebucin. Dibalas cibiran oleh orang-orang di ruangan itu.

Gayung di sambut, Arel di lempar. Tak lama dua sejoli yang di sebut sebut muncul menenteng plastik di masing-masing tangan mereka.

"Martabak yahuuuu..., aku datang" Fathan langsung berdiri merampas satu plastik di tangan satya.

"Main rampas aja lu" Satya menggeplak kepala Fathan.

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Pukul 01.04

"Pulang?" tanya Rafael mengelus pipi Qaila yang berada di pangkuannya. Dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Cabut, si Qaila udah ngantuk" Rafael bangkit dan menggendong Qaila ala koala keluar markas

"Yang terakhir keluar kunci pintu"
Arel ngacir duluan ikut keluar markas.

"Lo yang terakhir makan bangsat, buang kotak martabak lo" Umpat satya tak terima. Sudahlah dia yang beli, dia yang buang.

Gibral memungut botol botol minuman, dan berjalan keluar.

Setelah semua siap, mereka menyalakan motor masing-masing.

"Terus yang bawa motor Qaila siapa, heh?" tanya Rafael melihat ke arah Fathan dan Arel yang berboncengan. Tak habis pikir dengan otak keduanya yang tidak berinisiatif tinggi.

"Eh iya, gue kira motornya bisa jalan sendiri" Celetuk Arel cengengesan sendiri lalu turun dari motor Fathan.

"Otak lo bocor" Satya berusaha menendang temannya itu. Namun gagal.

"No drop no bocor bocor, Laurier.. " Arel menyempatkan diri bergaya lagaknya artis iklan, lalu buru buru mengambil motor Qaila di parkiran karena melihat tatapan tajam Rafael.

Ketika melewati jembatan, Arel menyuruh mereka menepi.
"Kenapa sih anjir,kebelet kencing lo? "
Gerutu Fathan karena motornya jadi ikutan berhenti mendadak.

"Foto-foto dulu kita" Arel sudah turun duluan dari motor Qaila. Mulai meraba saku celananya.

"Lo ga tau Qaila ngantuk apa?!" Rasanya Rafael ingin menerkam laki-laki paling muda di antara mereka itu. Seenaknya mengajak mereka berhenti.

Qaila menahan Rafael yang hendak mendekat pada Arel "Udah gapapa, kita mampir dulu" 

"Tuh, ayo kak. Kita turun dulu" Arel meledek Rafael, lalu meraih tangan Qaila bermaksud membantu gadis itu turun.

"Stop stop, berhenti dulu abang ganteng" Arel menghadang sebuah motor yang hendak melewati mereka.

"Apalagi mau anak ini ya Tuhan" Gerutu Fathan malu.

"Fotoin kita bentar bang, sekali jepret udah lo boleh pergi" Arel memberi handphone nya. Tanpa mau tau persetujuan atau penolakan yang diterimanya.

𝘾𝙚𝙠𝙧𝙚𝙠

"Sekali lagi sekali lagi" Heboh Arel karena melihat hasil potret orang itu lumayan bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekali lagi sekali lagi" Heboh Arel karena melihat hasil potret orang itu lumayan bagus.

"Udah lo boleh pergi, makasih sayang"Arel sengaja mendorong cowok itu kembali ke dekat motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah lo boleh pergi, makasih sayang"
Arel sengaja mendorong cowok itu kembali ke dekat motornya. Bermaksud mengusir.

"Sok asik" Celetuk Gibraltar pada Arel

𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚. 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐚𝐧.

Titik LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang