four

2.1K 225 12
                                    

Perlahan lahan, sinar mentari yang cantik menampakan dirinya. Dan jam menunjukan pukul 05:42.

"Eumhh" lenguhan halus keluar dari bibir plum pink yang menggoda milik pria cantik bersurai merah.

Caine terbangun dari tidurnya dan langsung melihat jam berbentuk kodok yang berada di meja sebelah ranjangnya. Tau kan siapa yang memberikan itu? Yup, Garin.

Setelah melihat jam, Caine bergegas mandi dan memakai baju sekolahnya. Saat hendak memasang sepatu, ponselnya berbunyi, ternyata ada notif masuk.

 Saat hendak memasang sepatu, ponselnya berbunyi, ternyata ada notif masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berkirim pesan dengan sang kekasih, Caine melanjutkan aktivitasnya memasang sepatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berkirim pesan dengan sang kekasih, Caine melanjutkan aktivitasnya memasang sepatu. Ia berjalan menuju ruang makan dan sarapan bersama papa dan daddy nya.

"Dadd, pa. Nanti Caine pergi sama temen Caine, boleh? Dia udah mau otw ke sini katanya." ucap Caine membuka obrolan.

"Siapa? Anak mana dia? Baik nggak? Cewek apa cowok? bla bla bla" ocehan demi ocehan keluar dari mulut James. Nah, itulah kalau James mode posesif.

"Ih apasih dadd? Papaa liat daddy tuhh" rengek Caine mengadu pada Noe dengan memanyunkan bibirnya lucu.

Noe yang melihat itu tentu saja dibuat gemas akannya. "Je, tanya itu satu satu. Kasian pusing Caine jadinya." tegur lembut Noe sembari mengelus surai merah milik Caine.

Sedangkan Caine menjulurkan lidahnya mengejek James. "wlee papa sayang sama Caine, bukan daddyy" ejek Caine pada sang kepala keluarga.

James tentu saja kesal. "Awas kamu, ya. Daddy bikinin kamu adek."

"IHH DADDY APA SIHHH?!! HUAAA PAPAAAAA" rengek Caine semakin besar dan memeluk erat ibunda tercintanya.

Noe benar benar pasrah jika anak dan suami nya sudah bertengkar, bisa bisa menggema ke seluruh rumah. Sedangkan James malah menjulurkan lidahnya mengejek seperti yang Caine lakukan tadi.

"Jeje, jangan kebiasaan ngejailin anak gitu ah."

"Seru tau, apalagi kalau Caine udah nangis, bruhh makin seruu"

"TUHKANN!!! PAPAA, AYOOO  MARAHINNN DADDYYY HUEEEE"

"Udah udah, ututututu sayang nya papa kan pinterr, jangan nangis lagi ya? cup cup." ujar Noe menenangkan Caine.

Tak lama kemudian, terdengar suara motor yang mengklakson dari luar.

"Itu temen kamu kan? Dah sana pergi sekolah, ntar telat. Daddy mau bikin dede bayi dulu sama istri daddy yang cantik ini. bye byee"

"Jeje! Cup cup sana, temen kamu udah nungguin tuh." titah Noe

Caine mengangguk, dan menyalimi kedua orang tuanya. "Papa, kalau daddy macem macem, tendang aja titit nya yaa!!" setelah mengucapkan itu, Caine langsung berlari keluar rumah.

"WOI, SIAPA YANG NGAJARIN KAMUU?!?!" teriak James pada anaknya itu. Heran kali dia.

Oke, kita ke RionCaine.

"Kenapa tuh ribut ribut?" tanya pria bersurai ungu tua namun tertutup karna ia memakai helm fullface dengan badan tinggi dan berotot. Hanya di balas gelengan oleh Caine.

"Yaudah, yok naik."

Yang benar saja? Caine yang tingginya setinggi kurcaci malah di suruh naik motor zx yang besarnya mengalahkan alam semesta?

"Eum iyonn... nggak sampai..." lirih Caine. Rion menoleh kebelakang dan terkekeh pelan.

"Salah sendiri, siapa suruh jadi orang pendek banget." ucap Rion. Caine yang dihina begitu, tentu saja tidak terima.

"Heh, aku tuh nggak pendek, ya! kamu sama motor kamu aja tuh yang ketinggian. Lagian ngapain sih beli motor setinggi ini?" oceh Caine kesal.

Rion tak menjawab ocehan Caine itu, ia turun dan menaikan Caine ke motor. Lalu ia kembali naik ke motornya.

"Pegangan." suruh Rion. Namun caine malah memegang ujung jaket Rion.

"Bukan jaketnya yang gua suruh pegang." ucap Rion kesal. Ia menarik tangan Caine agar memeluknya. Caine menarik tangannya kembali dan memegang ujung jaket Rion lagi.

Rion menghela nafas kasar, ia memutar pedal gas lalu mengremnya secara tiba tiba. tentu itu membuat Caine terkejut dan reflek memeluk Rion.

"Gini doang, susah?" sindir Rion. Lalu Rion menancap gas agar cepat sampai ke sekolah.

Setibanya di sekolah, Rion memarkirkan motornya dan berjalan menuju kelas masing masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di sekolah, Rion memarkirkan motornya dan berjalan menuju kelas masing masing. Tak lupa juga Caine mengucapkan terimakasih.

Tanpa di sadari ternyata ada orang yang memperhatikan mereka dari belakang. Siapa itu? Anak anaknya Caine, Mia sama Elya.

"Anjir, mami beneran sama si Rion dong." ucap Elya tak menyangka.

"Tau tuh, kemarin nanya nanya, eh tau taunya di terima." sambung Mia yang setuju dengan ucapan Elya.

"Samperin nggak?"
"Lah ayo."

"MAMIIII!!" teriak Mia memanggil Caine. Caine yang mendengar nama- ekhemm nya di panggil, reflek menoleh kebelakang.

"Eh, Mia sama Elya? Yang lain mana?" tanya Caine.

"Shuttt, itu nggak penting, mi. Mami pacaran sama Rion?" Tanya Elya to the point.

"Eh? hmmm gimana ya jawabnya.." batin Caine bingung.

TBC

Can't help falling in love. {RIONCAINE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang