twenty seven

1.4K 159 4
                                    

"babe, aku beneran ngga ada apa apa sama riji. trust me sou, i'm not lying."

"apaan? orang kamu keluar sama dia, terus kamu cuekin aku berhari hari, chat aku ngga kamu bales, call aku juga ngga kamu angkat. itu apa kalau ngga selingkuh?!!"

Sedangkan Caine memijat pelipisnya yang berdenyut mendengar perdebatan pasangan ini, benar benar pusing. Ia lebih memilih keluar dan membiarkan pasangan itu menyelesaikan masalahnya sendiri.

"kamu bisa tanya riji sendiri kalau kamu ngga percaya."

"halah! maling mana ada mau ngaku?"

Gin menghela nafas pasrah, sebisa mungkin ia menahan amarahnya untuk sekarang, karna ia tau, Souta bukanlah orang yang bisa di bentak apalagi mengalah.

Souta itu sifatnya kekanak kanakan, sama juga dengan Caine, namun Caine lebih lembut dan sabar menghadapi masalah.

"gin bener, sou. gua sama gin ngga ada apa apa."

Sontak keduanya menoleh ke arah suara, di ambang pintu, berdiri pria bersurai hitam dengan tato dilehernya.

"lu juga sama aja, tai lu semua. selingkuh aja lah kalian, peduli setan gua!"

Mendengar itu, Gin tak bisa menahan amarah nya lagi, ubun ubunnya sudah panas sekarang. Pertama, perkataan Souta terlalu kasar. Kedua, Riji tak ada kena mengenanya dengan masalah ini.

"MAU LU APA SI ANJING?! GUA UDAH JUJUR SAMA LU, GUA NGGA SELINGKUH BANGSAT!! LU YANG SELINGKUH SAMA SI TRISTAN TRISTAN ITU. LU LEBIH MILIH CHATAN SAMA DIA DAN DIEMIN GUA? TRUS SEKARANG LU NUDUH GUA SELINGKUH?!! AH KONTOL!!"

Lagi lagi, Gin menghela nafas kasar dan berusaha menahan amarah dan umapatannya. Ia melihat Souta menunduk dan pundak nya yang bergetar, Gin merasa bersalah. Ia mendekap Souta yang menangis terisak sambil memukul mukul dada bidang Gin.

Riji yang merasa ia yang salah disini, lebih memilih untuk keluar dan membiarkan mereka berdamai dahulu, barulah ia menjelaskan pada Souta.

Riji yang merasa ia yang salah disini, lebih memilih untuk keluar dan membiarkan mereka berdamai dahulu, barulah ia menjelaskan pada Souta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kok murung gitu, hm?" Rion menarik pinggang ramping milik Caine ke pangkuannya.

Caine menghela nafas pasrah, ia menyandarkan kepalanya dan membuat pola absrak di dada bidang Rion. Sedangkan Rion, ia mengelus punggung sempit Caine, ia tau, Caine sedang tak baik baik saja sekarang.

"gin sama souta berantem, aku takut nanti trauma souta balik lagi.."

"trauma? si bokem punya trauma?" Caine menampar pelan bibir tipis Rion. "nama dia souta, iyon!"

"iya, souta punya trauma. waktu kelas 3 smp, ada yang ngajak dia pacaran. dari awal emang aku keukeuh ngelarang, karna cowo itu bukan anak baik baik, lagian ngapain pacaran sesama jenis, kan?" lanjut Caine.

Mendengar kalimat 'ngapain pacaran sesama jenis, kan?' membuat hati Rion hancur bagaikan kaca tipis yang terjatuh.

"oh jadi gitu? kamu ngga mau pacaran sejenis? trus ngapain kamu sama aku?"

Can't help falling in love. {RIONCAINE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang