twelve

2K 210 31
                                    

Rion melihat Caine dari parkiran bersama pria yang bahkan Rion tak mengenali nya.

"Lu kenal tu anak?" tanya Rion pada temannya.

"Nah itu si makomi yang lu tanya tadi." jawab Melvin. Oh ya, anggota WARRIOR itu banyak, tapi yang inti cuma Rion, Marcell, Gillbert, Krow, Yugi, Gin, Riji, Kevin, sama Funin.

"Lu tunggu disini dulu, gua mau kesana bentar." ucap Rion pada 'wanita'nya. Ngga tau itu pacarnya apa bukan, kalian tebak sendiri, ya.

Rion berjalan ke arah Caine, Makomi, dan anak anak Caine yang lainnya. Tentu saja ia mendapat tatapan sinis dari anak Caine, apalagi Echi, Mia, sama Souta, anak mami Caine banget itu.

"Mau ngapain lu kesini, anjing?" tanya Mia sarkas. Sumpah dah, kalau anak anaknya Caine marah tuh serem anjir, tapi ya mereka ngga bakal bisa marah sama maminya.

"Mau ngajak pacar gua pulang lah."

Echi tertawa remeh atas ucapan Rion. "Apa tadi? pacar? pfftt lu urusin aja tuh jalang lu, udah di bilangkan sama Mia? pacar mami tuh ka Makomi."

Makomi yang menengar itu dapat merasakan bahwa jantung nya berdetak kencang. Batinnya bertanya tanya 'apa ini? apa aku jatuh cinta?'. Wajahnya pun bersemu merah, tak hanya Makomi, Caine pun sama.

"Persetan sama itu semua, Caine cuman punya gua." tegas Rion.

Makomi yang sudah muak akhirnya buka suara. "Caine punya gua, kalau lu mau ambil Caine lewatin dulu mayat gua."

"Waitt- HAH?!! LU ABANG GUA BUKAN?!!" teriak Elya histeris, ia berlari menuju Makomi dan menampar pipi Makomi berkali kali, tapi pelan kok, aman.

"Caine.. aku mau bicara sebentar, boleh? aku mau ngelurusin hubungan kita, apa yang kamu denger itu ngga bener." bujuk Rion pada Caine. Caine mau mau saja mendengar penjelasan Rion, tapi masa dia ninggalin Makomi yang rela jemput dia ini?

Tapi disisi lain Caine juga sakit hati. pertama, dia dijadiin bahan dare. kedua, tadi Rion berduaan sama cewe mesra mesraan, di depan Caine lagi, kayak ngga ada rasa malunya sialan.

"Maaf, iyo- ah Rion.. ngga bisa, aku pulang dulu." nah kan, hampir aja Caine manggil Rion dengan sebutan 'iyon'.

Akhirnya perdebatan pun selesai, dan Makomi pulang sama Caine. Di perjalanan, Makomi ngga lupa nanya alamat rumah Caine dan nomor Caine, sekalian modus lah ya.

Dan sampailah di depan rumah Caine dengan selamat. "Makasih ya, ka. jadi ngga enak.."

Makomi tersenyum dan mengusak lembut surai merah Caine. "Ngga apa apa, nganterin bocil begini ngga bikin bensin aku habis kok."

Bisa Makomi lihat bahwa pipi Caine memerah. Itu menambah kecantikan yang Caine punya, dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung, bibir pink kissable, di tambah semburat merah di pipinya yang bikin semua orang meleleh melihat itu.

"Besok kalau mau pergi, aku anterin aja, ya. ngga nerima penolakan ini." tawar Makomi dan di balas anggukan dari Caine.

"Yaudah, aku masuk dulu ya, ka. kaka hati hati bawa motornya." ucap Caine sembari melambai kan tangannya.

Makomi tersenyum dan membalas lambaian tangan Caine. Setelah dilihat Makomi sudah pergi, barulah Caine masuk ke dalam rumah.

"Papaa!! papaa dimanaa" Caine sedikit berteriak untuk mencari keberadaan 'papa' tersayangnya itu.

Tak ada jawaban dari sang ibu, ia bergegas masuk ke kamarnya dan berniat membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah selesai, ia berbaring i ranjangnya dan memainkan ponsel. Hingga ada notifikasi muncul di atas layar ponselnya.

Can't help falling in love. {RIONCAINE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang