three

2.2K 220 7
                                    

disini ada scene 18+, jadi tolong bijak dalam membaca, ya. untuk anak di bawah umur, tak di sarankan untuk membaca ini. terimakasih.

Malam pun tiba, cahaya bulan yang cantik menerangi semua pandangan orang dengan bintang yang bersinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba, cahaya bulan yang cantik menerangi semua pandangan orang dengan bintang yang bersinar.

Disatu rumah, ada seorang pria bersurai merah sedang tiduran di kasur sambil membaca komik yang dibelikan oleh Rion.

Saat sedang senang membaca komik, tetiba pintunya di ketok oleh seseorang.

"Sayang, kamu di dalam?" Terdengar suara wanita yang sangat lembut bahkan sama lembutnya dengan Caine, sekarang tau kan kenapa suara Caine begitu lembut?

"Iya pa! Caine ada di dalam, papa kalau mau masuk, masuk aja." ucap Caine sedikit berteriak agar terdengar sampai keluar.

Tapi tunggu. Apa itu tadi? Papa? Ya, kalian tak salah baca. Caine memiliki ibu yang cantik lagi manis, bernama Noe. Dan ayah James yang sangat tampan lagikan tegas, namun jika sudah berhadapan dengan istri cantiknya itu, nyali nya akan ciut seketika.

Kenapa sampai Noe di panggil papa? Caine memang terbiasa begitu dari kecil, dan Noe juga tak masalah asalkan anak semata wayangnya itu senang.

Pintu kamar Caine terbuka, menampakkan wanita cantik yang menetuk pintunya tadi.

"Ada apa, pa?"

"Papa sama daddy kamu bakal pergi buat sebulan kedepan. Urusan kantor daddy kamu, kamu nggak apa apa kan kalau papa tinggalin sendiri?"

Caine yang mendengar itu tentu saja kaget, bahkan tak rela sama sekali.

"Lho? kok tiba tiba banget? Trus kenapa Caine nggak di ajak?" tanya Caine beruntun. Jujur saja, ia sedang menahan tangisnya sekarang.

Noe yang melihat itu sangat tak tega, ia mendekat ke arah Caine dan mendekap anak manisnya itu. Noe juga mengelus lembut surai merah milik pria cantik itu.

"Nggak tiba tiba sayang, papa perginya sekitar semingguan lagi. Alasan papa nggak ngajak kamu karna kamu sekolah, papa sendiri bisa kok ngurusin daddy kamu."

Caine tak bisa menahan tangisnya lagi, ia menangis di dekapan sang ibu.

Caine mendongak menatap ibunya dengan mata berkaca kaca "Papa.. Caine ikut..." lirih Caine. Ia tak bisa di tinggal sendiri, ia takut sendirian, selama ini hidupnya bergantung dengan ibu dan ayahnya terus.

Noe tersenyum dan menghapus air mata anak kesayangannya itu.

"Nggak bisa, sayang. Urusan daddy kamu itu susah, papa janji kok nggak bakal lama lama." ujar Noe menenangkan Caine.

"Nanti papa suruh Miraie kesini, gimana? Kamu kangen nggak sama dia?" lanjut Noe.

"B-beneran, pa?"

"Bener sayang, nanti papa kabarin ke Miraie, ya."

Caine hanya bisa mengangguk pasrah. Perlahan air matanya sudah tak turun lagi, namun Noe mendengar dengkuran halus dari dekapannya.

Ah tidak... dekapan Noe terlalu nyaman sampai caine tertidur nyenyak seperti anak bayi. Noe terkekeh melihat anaknya itu, sangat lucu. Ia membenarkan posisi tidur Caine agar Caine bisa tidur lebih nyenyak.

Setelah mengatur tidur Caine, tak lupa ia mengecup lembut puncak kepala anak semata wayangnya itu. Karna bagaimana pun, Caine tetaplah anak kecil di mata Noe dan James.

"Caine udah tidur?"

Sontak Noe menoleh ke arah suara, ternyata itu suaminya yng berdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Lho? Dari kapan kamu disana, je?"

"Baru aja, sayang."

James berjalan ke arah Noe dan merangkul posesif pinggul langsing milik Noe.

"Apa kata Caine? Dia nggak apa apa kan kita honeymoon?" tanya James.

Hah? Honeymoon? Pfftt- benar, kalian lagi lagi tak salah baca. James sudah lama menahan hasratnya karna ia selalu sibuk kerja, ketika pulang kerjapun istrinya tertidur lelap, tak tega membangunkan istrinya yang cantik itu.

Kenapa Noe bilang daddynya ada pekerjaan? Karna Caine tak mau memiliki adik, katanya 'nanti sayangnya papa sama daddy ke caine jadi kurang!!'

Oke, kembali ke pasangan kita ini.

"Aku bilang kamu ada kerjaan, awalnya dia keukeuh mau ikut, tapi aku bilang Miraie bakal nemenin dia selama kita pergi, akhirnya dia setuju setuju aja."

James yang mendengar itu terkekeh kecil dan mengecup pipi istri kesayangannya itu.

"Pinter banget sayangku ini bikin alasan, sebulan berturut turut ya, hm?"

"Ih, gila banget! Jangan aneh aneh deh kamu, je. Bisa lumpuh aku kalau sebulan berturut turut."

James di buat gemas dengan istrinya itu, lucu, sangat lucu. James mencubit pipi gembul milik Noe, sedangkan Noe meringis pelan.

"Sakit, je! Jangan kebiasaan cubit cub- nghh" apa? Desah? Ya. James dengan nakalnya menjilat cuping telinga Noe.

"Sekarang aja, ya? Nggak tahan.." pinta James.

"Kalau sekarang jadi, honeymoon nya batal." kesal Noe. Ia langsung pergi keluar dari kamar Caine menuju kamarnya, disusul oleh James yang membujuk Noe agar sekali saja.

"Ayolah, seronde aja kok. Kalau honeymoon baru lamaaa, yaaa??"

"Nggak, je. Kamu pilih sekarang seronde atau nggak jadi honeymoon?"

Damn. James langsung kicep di buatnya, James menunduk pasrah memainkan kedua ujung jarinya seperti anak kecil yang kena omel dengan ibu mereka.

Noe tak tega melihat itu, ia terkekeh geli melihat betapa gemasnya suaminya itu. Yang orang lihat memanglah James yang tegas dan dingin, tapi siapa sangka jika dengan Noe, dia menjadi anak kecil begini?

"Nen aja sini" final Noe. James langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum.

"Hehe, makasih ya sayang."

James menggendong Noe ala koala ke ranjang. Lalu dengan cepat menyigap baju Noe ke atas, menampakan payudara yang tidak bisa di bilang kecil dan nipple merah muda yang menggiurkan.

Tanpa basa basi, James langsung meraup nipple Noe seperti anak bayi yang haus akan ASI.

Noe meringis pelan saat gigi James tak sengaja mengenai nipplenya.

"Shh.. Pelan pelan aja, je. Nggak ada yang ngambil..."

TBC
ntar keenakan kalian kalau ku suguhi begini.
dan btw sorry kalau Noe nya ku genderswitch.

Can't help falling in love. {RIONCAINE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang