sixteen

1.9K 194 26
                                    

Tak lama kemudian, jam yang paling di tunggu tunggu oleh siswa dan siswi pun tiba, yaitu jam pulang. Tapi sebelum itu, ada suatu hal penting yang di sampaikan oleh kepala sekolah.

"pengumuman. karna semua guru akan pergi dinas ke luar kota untuk seminggu kedepan, maka kalian akan di liburkan tanpa pengecualian. sekian terimakasih."

Semua siswa bersorak gembira, benar benar sangat langka ini, mereka tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"YOOOO JOSSS MENNNN." teriak anomali terong kita, siapa lagi kalau bukan Echi?

salah satu anak kelasnya komen tak terima. "ya allah, chi. budeg ini kuping gua."

"udah udah, jangan ribut." tutur lembut Caine melerai perdebatan unfaedah itu. Semua mengangguk dan menyiapkan seluruh alat tulisnya.

Lalu datanglah Rion and the g4ng, full anak Warrior di bawa, apa kaga pusing tu ngitungnya.

Semuanya pergi ke pasangan masing masing, dan mereka memutuskan untuk nongkrong sebentar di warung langganan anak Warrior.

"udah ngumpul semua kan?" tanya Rion yang di angguki oleh seluruhnya.

"oke. jadi gua ada rencana buat libur besok, sebenernya ini buat libur semester besok si, tapi berhubung sekarang yang libur, gua umumin sekarang aja. kita bakal nginep di villa gitu, villa nya gede kok tenang, untuk kamar cewe cowo juga di pisah. dan buat biayanya kalian ngga perlu nyumbang, tu villa punya ayah gua."

Semuanya setuju dengan pernyataan Rion, lumayan nginep gratis kan? sekalian healing, pusing mikirin fisika, mtk, kimia.

"gua bawa cewe gua boleh ngga, yon?" tanya salah satu anggota Warrior, Sherdy.

"boleh, tapi kamar lu sama cewe lu di pisah, takut berbuat hal yang ngga ngga lu disana."

"ini semua ikutkan?" sambung Rion, dan di angguki oleh semuanya.

"aku tanya papa sama daddy dulu, ya? takut ngga boleh..." lirih Caine pelan pada Rion. Rion terkekeh dan mengecup pipi sang empu. "iya, nanti aku bantu ngomong."

Sedangkan pasangan magil kita, sepertinya mengalami sedikit konflik. Pasalnya Gillbert yang terus menerus bermain ponsel hingga mengacuhkan Mako yang sedari tadi memanggilnya.

"byyy, kamu chatan sama siapa sih?" rengek Mako sambil menggoyang-goyangkan badan Gillbert. Tapi Gillbert malah menghempaskan kasar tangan Mako.

"lu bisa diem ngga sih? brisik lu dari tadi anjing."

Apa tadi? 'lu'? 'anjing'? sungguh, hati Mako sakit mendengar itu. Semarah marahnya Gillbert pada Mako, ia tak pernah menggunakan kosakata 'lu-gua' apalagi berkata kasar.

Sontak perhatian semua orang beralih pada Gillbert dan Mako, Gillbert mengumpat tadi itu cukup keras.

"bert, lu apa apaan dah? kok lu jadi kasar gitu ama mako?"

"iya anjing, lu kalau ada masalah sama mako, selesaiin baik baik."

"tau tuh, mako juga punya hati, bangsat."

Namun Gillbert tak mendengarkan itu, ia malah melanjutkan berkirim pesan dengan seseorang di kontaknya.

Mako yang tak tahan pun berlari ke arah Caine dan memeluk sang 'mami' dengan erat. Mako terisak di dekapan Caine, Caine mengelus elus punggung Mako agar sang empu tenang.

"gillbert." panggil Caine tegas. Gillbert menoleh ke arah Caine, lalu menaikan satu alisnya.

"mako ada masalah apa sama kamu? kamu kok tega ngatain pacar kamu sendiri gitu. dimana hati nurani kamu? kamu masih punya otak ngga? kalau masih, coba pikir. kamu ngatain mako gitu, dia sakit hati ngga. orang tua nya ngga pernah bikin dia nangis loh, tapi ini kamu yang statusnya cuman 'pacar' brani brani nya bikin dia nangis." ujar Caine panjang lebar dengan nada dingin.

Semua orang disana tak mau membantah jika sudah kena siraman rohani dari Caine, mereka lebih memilih untuk diam dari pada mereka pula yang kena.

Gillbert menunduk menyesal. "maaf, mi.. aku ngga bermaksud bikin mako nangis.."

"jangan minta maaf ke mami, minta maaf ke mako dan jangan ngulangin kesalahan yang sama. kamu itu lelaki loh, masa gitu aja ngga paham?"

Gillbert berjalan ke arah Caine dan mako. "iya mi, maaf. mako.. maafin bibyy, bubb.."

"udahlah, kita putus aja."

Mendengar keputusan sepihak oleh Mako, tentu saja Gillbert tak terima. "bubb, bububb apaan sih? kok tiba tiba banget gini?"

"apa, hah? kamu akhir akhir ini udah menjauh dari aku, di chat juga ngga pernah kamu bales, kamu malah asik chatan sama siapa lah itu. aku udah cukup sabar ya ngadepin sikap cuek kamu itu, tapi mau gimana pun aku juga punya hati, hati aku juga bisa sakit, gillbert."

"maaf bubb, ak-"

"ngga! keputusan aku udah bulat, aku bener bener muak sama kamu." final Mako.

"oke kalau itu mau kamu, jangan nyesel." ujar Gillbert lalu pergi kembali duduk di bangkunya.

"udah, ini kenapa jadi ribut begini? lu pada tetep ikut kan? ngga ada yang ngga ikut." ucap Rion tegas agar tak terjadi canggung disana.

"kalau gini kan enak, bisa chatan terus sama dede exu..." batin Gillbert bahagia.

TBC
kalau typo, sorry. kga gua revisi soalnya.
woahh apakah mako akan menjadi jomblo abadi??😱😱😱😱
saksikan terus ceritanya, jangan sampai ketinggalan yaa!!

Can't help falling in love. {RIONCAINE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang