04-Sebuah rencana

622 66 1
                                    

WOYY GUE UP LAGI NIH🤘🏻😎
Vote! Yang engga vote gue doain bisulan.✌🏻Canda prend~~

~Gue bangga punya papa yang rela berkorban
demi anaknya~
Sherly Shaqueel Alexander

•••☠️•••

Setelah acara makan malam keluarga Alexander selesain. Mereka Sekarang sudah berkumpul di ruang keluarga Alexander familly. Ada hal penting yang harus mereka bicarakan hari ini.

Maxsim menatap serius tiga orang yang berada di sampingnya, lebih tepatnya Rakha, Sherly, dan Erlangga. Salma kemana? Salma sedang mencuci piring di dapur bersama ART, ada tiga ART di Mension ini.

-Bi Asih -Bi Siti -Bi Yuli

Kembali ke ruang keluarga Alexander, lebih tepatnya empat manusia kejam.

"Jadi gimana rencanamu, Rakha" tanya Maxsim langsung ke inti. Suasana ruang keluarga Alexander sudah mencengkram, aura membunuh keluar dari badan mereka.

"Jadi gini" Rakha menggantung ucapannya, ia menatap papa, adik tersayang, dan sepupu yang ia benci sejak lahir.

Rakha memang benci kepada Irsyad sejak usia mereka masih lima tahun. Waktu itu, pernah ada kejadian Irsyad mengambil semua perhatian keluarganya, sebenarnya bukan salah Irsyad, tapi memang sejak dini kelakuan Rakha memang menjengkelkan dan tentunya sangat nakal.

Waktu itu ia pernah menjatuhkan Irsyad dari sepeda  motor milik papahnya. Yah, namanya juga anak kecil, Dan dulu sifat Rakha tidak sedingin sekarang, bahkan ia dulu sangat jahil dan menyebalkan. Tapi, sekarang sudah berbeda 180° dari pas ia masih kecil, mungkin karena sudah memasuki usia dewasa ya bund.

Rakha melirik Sherly menggunakan ekor matanya. "Nanti, Lo deketin si Alaska" ucap Rakha berhasil mendapat tatapan membunuh dari adik tersayangnya.

"Alaska siapa?" Dengan bodohnya Erlangga bertanya seperti itu kepada mereka, dan lebih parahnya, ia memasang ekspresi sok polos yang berhasil membuat Rakha jengkel.

"Beneran gatau" Erlangga menggelengkan kepalanya polos. 'sok polos ni orang, aelah' batin Sherly menggebu gebu

"KHADAFI TOLOL. ANJING LO LANGG, MATI AJA LO GA GUNA" Pekik Sherly tak tertahankan, sungguh menyebalkan manusia di hadapannya itu.

"Santai dong gausah ngegas"

Sherly menjambak rambutnya frustasi, bagaimana bisa dia memiliki sepupu seperti Dugong yang menyerupai manusia. "LO YANG BIKIN GUE KESEL YA, ANJING, BABI NI ORANG, ARGH"

Rakha maupun Maxsim tak terima kalau Sherly berkata kasar seperti itu, apalagi itu Abang sepupunya.

Rakha sekarang sudah ada di samping tempat duduk Sherly. Sherly menatap penuh kebingungan, aneh sekali.

Entah darimana belati sudah ada di tangannya, ia mengarahkan belati tersebut tepat di depan bibir Sherly. Tidak ada rasa takut di diri Sherly, ia hanya menatap abangnya datar. 'ngapain si ni orang' Sherly membatin

Maxsim masih memantau anak laki lakinya, kalau sampai Rakha berani menggesekkan ujung belati tajam itu ke bibir Sherly, siap siap saja, Rakha akan jadi menu makan malam harimau peliharaan.

Maxsim menatap tajam putra pertamanya yang sedang memegang belati tepat di depan anak gadisnya. Maxsim menghampiri keduanya dan langsung menggenggam belati tajam milik rakha hingga melukai telapak tangannya. Maxsim tak meringis sama sekali, bahkan ia memasang ekspresi datar.

"Belati ini lebih baik melukai telapak tangan saya daripada melukai bibir anak gadis saya" ucapnya

Sherly yang mematung segera mengambil belati yang berada di genggaman papahnya--Maxsim. "Pah, Stop! Papa jangan gini, Rakha cuman becanda"

Karena terlanjur panik, Sherly tak sadar jika memanggil Rakha tanpa embel embel 'kakak'.

"MAMA!" Teriaknya

Salma yang merasa terpanggil dengan cepat ke ruang keluarga. Ia panik, bagaimana bisa tangan suaminya bisa terluka?.

"Tolong obatin tangan papah, ma. Tadi ga sengaja kena belati"

"Enggak usah, sayang. Ini hal biasa, kita lanjutin pembicaraan yang tadi" ucap Maxsim yang di angguki kedua perempuan yang sangat berarti di hidupnya.

"Oke! Jadi maksud rencana gue tadi..." Rakha menunjuk Sherly menggunakan telunjuk tangannya. "Lo deketin Alaska biar Kinan merasa tersakiti, tapi Lo harus inget! Tujuan pertama balas dendam kita tetap, KINAN." Rakha sedikit menekan nama Kinan di ucapannya.

Sherly tak terima dengan ucapan Rakha. "Engga bisa, kak! Menurut gue Khadafi tetep salah. Dia bisa kan bela Adhara saat itu"

Erlangga setuju dengan ucapan Sherly. Khadafi bisa saja membela Sherly waktu itu, tapi kenyataannya tidak, justru Khadafi tetap membela Kinan. "Setuju, Rak! Dia bahkan bisa aja nolong Kinan waktu itu, tapi apa? Dia bahkan berperan seperti orang buta dan tuli"

Tiba tiba seseorang masuk ke dalam ruangan mereka. "Khadafi, bukan seperti yang kalian pikirkan" ucap seorang pemuda yang usianya terlihat sama seperti mereka.

•••☠️•••

Hayoo siapa tuhh, PENASARAN GA KALEN HAH?!
Tunggu lanjutannya yaa!!

Ada yang kangen aku gaa? Lama nih gak upload. Ini aku nyempetin upload demi kalian loh, soalnya udah 1RB lebih🫵🏻😙

THANK ATAS 1K PEMBACA❤️

Mau ngomong apa ke mereka?

SHERLY?

MAXSIM?

RAKHA?

ERLANGGA/IRSYAD?

SALMA?

EVELENZ/KINAN DDK?

KARAKTER BARU?


OKE! THAK YANG UDAH BACA. JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW, AND SHER‼️

SEE YOU ORANG BAIK
BAY BAY🤗🤍



I'M BACK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang