07-Ayah?

638 63 5
                                    

"Bahkan untuk di sebut seorang ayah saja, sulit"
~Zayn Gilang Pratama~

Eh apenieh? Kok ada ayah ayah segala sih?
Kepo ya? Langsung aja ke ceritanya

HAPPY READING🎧

•••☠️•••

Malam yang sunyi yang di iringi suara rintikan hujan menambah kesan menenangkan bagi mereka semua, tetapi tidak dengan lelaki yang sedang di pukul, di cambuk, dll.

Manusia di hadapannya menatap penuh kobaran amarah kepada putra semata wayangnya yang sedang kesakitan, penyebabnya siapa? Dia sendiri.

"AYAH SUDAH BILANG! LINDUNGI KINAN, KHADAFI"

Khadafi meringis saat benda tajam berhasil menggores tangannya. Sudah hal biasa baginya, merasakan pukulan, sayatan, cambukan, bahkan ia memiliki luka tembak karena ulah ayahnya sendiri.

"M-maafin dafi, ayah."

Darwin—Ayah Khadafi menatap anaknya penuh kebencian. bukanya kasihan, ia malah merasa puas ketika anaknya bertekuk lutut dengan darah bercucuran di badanya. Kejam itu julukan yang tepat untuknya.

"KALAU SAMPAI KINAN TERLUKA LAGI, AYAH PASTIKAN KAMU TIDAK AKAN SELAMAT!" Setelah mengatakan itu, Darwin langsung keluar dari kamar anaknya yang sedang kesakitan, ia menutup pintu dengan sangat kencang.

Khadafi menatap malas kearah luka yang ada di tubuhnya, setiap hari ia harus merasakan sakit beserta bau anyir yang selalu berada di sekitarnya.

"Harus ke dokter lagi?" Gumam Khadafi yang dapat di dengar hanya dirinya saja.

Setelah itu, ia langsung turun dari kamarnya untuk menemui dokter pribadi yang selalu merawat serta mengobati luka lukanya. Bahkan dokter itu sudah tau penyebabnya Khadafi mendapatkan luka luka seperti sekarang.

Khadafi membuka salah satu pintu rahasia yang hanya Khadafi yang tahu, di sana seperti ruang rawat, bau obat obatan memenuhi ruangan itu.

Seorang dokter terlihat di sana, sangat tampan. Zayn—dokter sekaligus sahabat Khadafi, tempat cerita Khadafi, rumah kedua setelah bundanya yang telah tiada. Bahkan ia tak sungkan untuk bercanda ria bersamanya.

Zayn sudah tahu alasan kenapa pemuda itu datang kesini, menyuruh dia untuk mengobati luka lukanya pasti. Zayn menyuruh khadafi tidur di kasur yang ada di sana. Setelah itu, Zayn dengan telaten mengobati luka Khadafi serta menjahit luka sobekan yang ia yakin ini luka dari pisau.

"Ayahmu lagi" tanyanya yang di angguki Khadafi

"Bukanya sebaiknya Lo ngelawan aja, dia makin menjadi jadi kalau Lo tetep diam kayak gini, Daf." Zayn sudah terlalu muak melihat Khadafi datang membawa luka.

Khadafi menatap Zayn sebentar, setelah itu ia kembali menunduk, pandangannya kosong seperti tidak ada semangat hidup. "Enggak bisa, zay. Gue engga mau jadi anak durhaka" ucapnya

"Tapi setidaknya Lo kasih perlawanan dikit lah, menghindar atau kabur dari rumah?"

"Lo kan tau sendiri kalau bokap gue banyak mata mata, orang suruhan dia banyak, Zayn. Mau gue kabur ke ujung dunia pun dia bakal nemuin gue"

"Tapi ada saatnya Lo ngelawan daf, Lo udah ada luka tembak, Lo selamat sampai sekarang aja gue udah ga nyangka, gue inget waktu Lo sekarat di rumah sakit"

"Gue enggak tega liat badan lo penuh luka"

Kekehan tersengat dari mulut Khadafi. Setelah itu ia menatap Zayn tajam. "Lo do'ain gue mati?"

"Dikit"

"Gue juga si, zay"

"Tapi bagaimanapun dia, dia tetap ayah gue" ucap khadafi di sertai senyum lebar.

"Bahkan untuk di sebut seorang ayah saja sulit, Daf"  Ucap Zayn

Khadafi tertawa mendengar perkataan Zayn. Benar juga ucapannya. Zayn senang melihat Khadafi tertawa seperti itu, senang karena di saat seperti ini Khadafi masih sempat tertawa untuk menutupi luka lukanya. Luka tubuh sekaligus luka batin;)

•••☠️•••

•Part ini aku buat untuk kehidupan Khadafi!

Penasaran enggak, kenapa ayah Khadafi sampai segitunya ke Kinan? Nanti di jelaskan di bab selanjutnya yaa....tunggu aja.

JANGAN LUPA VOTE!

Mau ngasih semangat ke Dafi ga? Kalau engga yaudah gapapa.

OKE! SAMPAI JUMPA👋🏻

SEE YOU❤️









I'M BACK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang