Prolog

57 5 2
                                    

Taman sore itu membuat suasana semakin ramai.

Hinata mengayunkan kakinya di bangku taman.

Banyak anak anak di taman sore itu.

Hawa dingin terasa di pipinya, membuat ia sedikit tersentak, Hinata langsung menoleh ke samping.

Terlihat Kenma tersenyum tipis ke arah nya, tangan nya terulur memberikan kaleng minuman rasa jeruk, yang baru saja di beli dari vending machine.

"Thanks Ken" ucap Hinata.

Kenma langsung mengangguk kemudian ikut duduk disamping Hinata.

"Gue seneng Ken" Ucap Hinata tiba tiba.

"Syukurlah kalo lu seneng" jawab Kenma.

"Gue baru ke taman bermain lagi, hari itu sama kak Tetsu" Ucapnya lagi.

"Makasih ya Ken, lu udah ngajak gue kesini" Hinata tersenyum manis.

"Sama sama sho" Kenma melirik ke arah perosotan yang saat ini tengah dinaiki beberapa anak kecil.

Namun detik berikutnya, Seorang anak kecil tersandung sebelum menaiki tangga perosotan itu.

Membuat Kenma dan Hinata reflek langsung berlari menghampiri anak kecil itu.

"Dek kamu gapapa?" Tanya Hinata.

"Aduh sho kan dia jatuh" ucap Kenma sembari membantu membangunkan anak itu, dibantu Hinata yang sedikit cengengesan atas pertanyaan nya tadi.

Mereka membawa anak itu untuk duduk dibangku taman, Kenma dengan sigap mengeluarkan kotak p3k kecil yang ia bawa kemana mana.

Ia membersihkan luka anak itu, lalu ditutup dengan plester.

"Masih sakit?" Tanya Hinata.

Anak itu mengangguk lucu "macih" jawabnya dengan suara cedal khas anak kecil.

Hinata langsung meniup pelan luka pada lutut anak itu."huss huss sakitnya pergi".

Hal itu justru membuat Kenma tertawa kecil.

"Nama kamu siapa?" Tanya Hinata.

"Chio (Shiro)"

"Nama Abang Hinata shoyo, ini teman Abang kozume Kenma"

"Bang kema, bang coyo"

"Lucuuu banget!minta diculik" batin Kenma dan Hinata.

"Kamu kesini sama siapa?" Tanya Kenma.

"Papah!!" Teriak anak itu tiba tiba membuat Hinata dan Kenma langsung mengalihkan pandangannya ke arah seorang pria paruh baya, yang baru pulang membeli ice cream, pria itu langsung berlari menghampiri anaknya yang kini di lututnya terdapat plester

"Shiro sayang, kamu gapapa kan? Ini kenapa kok bisa luka sayang?" Tanya pria itu khawatir.

"Papah cadi chio di toyong cama bang kema bang coyo (papah tadi Shiro di tolong sama bang Kenma bang shoyo)"

Pria itu melirik ke arah Kenma dan Hinata yang tersenyum kecil.

"Kalian berdua makasih ya udah tolongin anak saya" ucap pria itu.

"Sama sama paman" ucap mereka berdua.

"Oh iya karena Shiro juga udah ketemu sama papah shiro, bang shoyo sama bang Kenma pergi dulu yaa, semoga nanti kita bisa ketemu lagi" pamit Hinata ia mengelus kepala Shiro lembut, membuat anak itu tersenyum ceria.

"Mari paman" pamit Kenma dan Hinata.

Shiro langsung dadah dadah khas anak kecil, sedangkan pria paruh baya itu tersenyum lembut.

Detik berikutnya ia sedikit bergumam  "Andai kamu masih hidup pasti sudah sebesar mereka Nak".

"Papah bicala cecuatu?" Tanya Shiro.

"Ngga sayang, ayo pulang" ia langsung menggendong anak semata wayangnya.

"Pecawat belangkat! Wiuwww" Teriak Shiro.

°°°°

Shinsuke memandang sendu ke arah batu nisan didepannya, begitu juga Atsumu, Osamu dan suna.

Makam orang yang sudah ia anggap keluarganya sendiri. Ia menaruh bunga mawar putih pada makam bertulis 'Michinari akagi'.

"Akagi, maaf kita baru kesini" ucap shinsuke, ia duduk disamping makam milik akagi.

Atsumu masih tetap diam, namun Osamu tau bahwa Atsumu tengah Menahan emosinya.

"Ini udah pertemuan kedua kita gi, Tapi Maafin gue, sampe sekarang gue gabisa".

Suna langsung menepuk pundak Atsumu "Tsum gue tau berat rasanya, tapi Kita juga pernah berjuang sama sama" suna langsung melirik ke arah shinsuke, yang saat ini tengah menunduk.

"Jangan terus nyimpen dendam tsum itu ga baik, memang pada dasarnya memaafkan seseorang yang udah ngebuat luka masa lalu ngga semudah itu" timpal Shinsuke.

"Tapi, gue tau tsum, gue paham dalam hati kecil lu, lu udah maafin akagi, Biarin semua keluarga kita yang udah pulang duluan bisa tenang, begitupun sama akagi" ucap Osamu, ia merangkul pundak Kakaknya.

Atsumu menunduk.

"Gue tau ini sakit, tapi semuanya ga akan tenang kalo kita belum bisa ikhlas" ucap Shinsuke.

"Gue harap pertemuan selanjutnya, gue bisa dengan lapang dada maafin satu kesalahan itu". Ucap Atsumu.

Semilir angin lembut menyapa tiap helai rambut milik mereka berempat.

Sosok pemuda mendekap erat dari belakang, air matanya jatuh "maafin gue, gue udah jahat sama kalian " bisiknya.

Rasa hangat perlahan merambat ke seluruh tubuh, rasa hangat dekapan sebuah keluarga.

"Akagi itu lu kan?" Gumam Shinsuke.

"Kak" panggil Osamu, ia menepuk pundak shinsuke pelan.

"Kakak kenapa?" Tanyanya.

Shinsuke langsung menggeleng pelan "Gapapa Sam". jawabnya.

Atsumu mengangguk " kalo gue bilang gini kalian percaya?Tadi gue liat akagi kak, dia dibawah pohon itu" tunjuk Atsumu ke salah satu pohon rindang besar di area pemakaman.

"Aduh jangan buat merinding tsum" saut suna.

"Sun lu takut?" Sela Osamu.

"Ngada Ngada ya kali" elak suna.

"Udah udah, kita pulang yuk, bentar lagi sore" ajak shinsuke.

Mereka langsung meninggalkan pemakaman, benar yang dibilang Atsumu, Akagi saat ini tengah tersenyum tipis dibawah pohon besar "Makasih banyak, dan maafin gue".

Terdengar seperti bisikan,namun ucapan itu langsung membuat Atsumu melirik ke arah pohon, tiba tiba sebuah bayangan menghilang, terbawa angin.

Mereka saat ini sudah berada didalam mobil.

Atsumu yang fokus dengan jalanan di luar begitu juga Osamu, sedangkan suna yang saat ini fokus memainkan ponsel miliknya, dan shinsuke yang tengah menyetir.

"Apa kalian ngga merasa aneh, kenapa akagi ngelakuin hal itu, apa kalian ngga ngerasa ada yang ganjil?" Ucap Osamu.

"Dari awal gue ngerasa kaya gitu, tapi harus gimana lagi bukti juga susah buat di dapet, tapi kita bakal galih seluruhnya, begitu juga sama kasus omi" Saut shinsuke.

"Oh iya, omi Omi gimana keadaanya ya sekarang?" Tanya Atsumu.

"Kata sugawara, keadaan omi udah lebih baik dari kemarin, kalo waktu itu sugawara ngga gerak cepet, dan pemilik bar tempat kerja omi ngga ngerasa aneh saat itu, mungkin kita ngga tau nanti apa jadinya" jelas shinsuke.

"Syukurlah, semoga cepet ketemu pelakunya" ucap Osamu.

Shinsuke langsung mengangguk. "Semoga saja"








To be continued...

Hai haii Gimana kabarnya?

Makasih banyak buat yang masih ikutin fanfic ini!

Jangan lupa tinggalin jejak!🌼

See you next chapter!

Togetherness |Haikyuu fanfiction| SEASON 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang