Rasa percaya|Chapter 38|

15 4 7
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, Ennoshita saat ini tengah melamun di teras depan kosan, ia mengambil izin kuliah hari ini.

"Sendirian aja bang?" Tanya Yamaguchi.

Ennoshita langsung mengangguk.

"Iya nih anak anak belum pada pulang" Ucapnya.

"Oh iya Yama kok sendirian? Bukannya tadi berangkat bareng sama Tsukishima?" Tanya Ennoshita.

"Tsuki ngga pulang, jadi gue pulang sendiri, kalo gitu gue ke dalem dulu bang"

Ennoshita langsung mengangguk.

°°°°°

Yamaguchi merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia memandang ke arah langit langit kamar.

"Lu beruntung banget Tsuki" Gumamnya pelan.

Perlahan matanya mulai memberat, ia tertidur.

"Tadashi" panggil Seseorang.

Yamaguchi membuka perlahan kelopak matanya, ia tertidur di bawah pohon besar yang rindang, lalu menoleh ke arah si pemanggil.

Ini bukan mimpi kan? Tanyanya pada diri sendiri.

"Mamah, papah" Ucapnya pelan.

Matanya memanas, ia ingin menangis.

"Iya ini mamah sama papah" Ucap sang ibu.

Ia menghapus perlahan air mata putranya yang luruh.

"Tadashi kangen" cicitnya pelan.

Wanita paruh baya itu langsung memeluk tubuh putranya erat.

"Maafin mamah sama papah".

Yamaguchi menggeleng.

"Mah..Tadashi mau ikut, Tadashi kesepian mah, Tadashi butuh mamah, Tadashi butuh papah" Ucapnya, ia terisak pelan, tangan itu membalas pelukan ibunya, sedangkan ayahnya kini tersenyum tipis ke arahnya.

Perlahan pelukan itu terlepas.

"Kita udah beda, maaf mamah sama papah udah ninggalin kamu duluan, Mamah selalu berdoa agar kamu selalu bahagia Nak, banyak yang sayang sama kamu, mereka teman teman yang baik, teman yang bisa kamu percaya".

"Yama.."

"Yamaguchi.."

"Waktu kita udah habis, pulang ya? Jadi anak yang baik, Anak mamah" wanita paruh baya itu mengecup pelan dahi putranya.

"Tadashi itu putra papah, Tadashi itu kuat, Maaf kita ngga bisa selalu ada di samping kamu Nak, Papah dan mamah disini selalu berdoa, semoga Tadashi selalu di beri kebahagiaan" Ucap lelaki paruh baya itu, ia memeluk putranya erat, mengelus punggung rapuh itu pelan.

"Selamat tinggal" Ucap mereka berdua, perlahan sebuah cahaya muncul di tempat itu.

"Mah, pah jangan tinggalin Tadashi".

"Yama bangun..".

Yamaguchi terbangun dengan keadaan pipi yang sudah basah.

"Hinata?" Tanyanya bingung.

Hinata duduk di samping tempat tidur milik Yamaguchi.

"Mimpi buruk?" Tanya Hinata.

"Gue mimpi ketemu orang tua gue" ucap Yamaguchi.

"Nat, Gue kesepian ya? Gue kangen sama mereka" Lanjutnya.

Hinata tersenyum tipis, ia juga merasakannya.

"Mereka bilang apa?" Tanya Hinata pelan.

"Mereka minta maaf, karena ninggalin gue sendirian".

"Gue mau rasanya waktu bisa di ulang Nat, andai bukan karena kecelakaan itu, pasti mereka masih ada disini di samping gue".

Togetherness |Haikyuu fanfiction| SEASON 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang