PENGHIANATAN TERBESAR

22 7 5
                                    

            Pagipun datang memancar sinar yang cerah dengan membawa hari yang indah, kanza bersiap-siap untuk pergi ke rumah Kayla karena ingin mengajaknya untuk pergi jalan-jalan.
              Setibanya kanza di rumah kayal, kanza terkejut karena melihat sosok Arka yang berdiri tepat di samping Kayla.
Tak habis pikir, anak ini selalu mengintil kemana pun mereka pergi, tapi, ya. Sudahlah, kanza pun tidak menghiraukan nya.
Kini, mereka pergi ke suatu tempat untuk membuktikan semua ini hanyalah sebuah kesalah pahamannya yang terjadi saja.
Sedari tadi, Kayla selalu bertanya kemana mereka akan pergi, tapi. Kanza tidak menjawabnya ia mengabaikan pertanyaan Kayla.

"Eh, Omong-omong, ini mobil siapa yang lo bawa?." Tanya Arka yang duduk di bangku belakang.

"bang farud, gue minjam mobilnya untuk hari ini." Ucap kanza yang sedang fokus menyetir.

"Udah baikan kalian? " Tanya Kayla bingung.

"Alhamdulillah udah, bahkan ibu tiri gue juga udah mau nganggap gue sebagai anaknya, tapi gue belum bisa menerima seseorang pembunuh orang tua gue menjadi ibu gue." Ucap kanza tersenyum.

"Alhamdulillah, untuk ibu lo udah bisa lo Terima atau belum nya, itu hak lo, mungkin jika lo Terima masih berat untuk lo." Sahut Arka.

"Banyak-banyak bersabar, ya, za." Sahut Kayla.

           Sudah hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan, kini kanza memberhentikan mobilnya tepat digerbang gereja, kanza membawa masuk mobil Farud ke dalam parkiran mobil di gereja, Kayla dan Arka saling lempar tatapan sesekali mereka melirik ke arah kanza, Entah apa yang terjadi, hanya kanza yang mengetahuinya.

"Lo mau apa za?." Tanya Arka dengan raut wajah yang membingungkan.

"Kalian diam saja, tunggu saja dulu, jangan keluar." Ucap kanza.

"Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang lo mau tunjukkan kek kita?." Tanya Kayla tak kalah bingungnya dari Arka.

"Sebelum gue mengetahuinya, lebih baik kalian jujur" Ucap kanza dengan tegas menatap tajam mata Arka dan Kayla.

"Jujur apa? Gue gak tau apa-apa." Sahut Kayla,kesal.

"Tidak usah bohong lagi kalian! Jawab jujur." Pintah kanza semakin emosi.

"Iya, kita gak tau apa-apa, emangnya ada apa, sih?" Timpal Arka.

"Gue udah tau semua nya." Ucap kanza, lalu ia pun turun dari mobil karena kanza sudah melihat fadli keluar dari dalam gereja, padahal ini belum waktu nya pulang, tapi entah mengapa fadli malah keluar.

            Rasa sakit yang begitu perih membuat dada kanza begitu sesak dan kanza pun langsung lari dari tempat itu,  Sebelum Fadli mengetahui kehadirannya. Kayla berteriak memanggil nama kanza sehingga Fadli menyadari kehadirannya dan berusaha memanggil nama kanza seraya mengejarnya.
           Tiba-tiba, kanza terjatuh dan tersisalah Fadli yang masih mengejar Kanza, hingga, pada titik takdir memisahkan mereka.
Ketika Fadli mengejar kanza, ada bus yang melawan Arus dan begitu kencang, fadli pun memborong kanza hingga....







Gerubakkkkkkkk......







           Kanza sontak berteriak saat melihat kondisi Fadli yang terpental, Berakhir tergeletak di jalanan Aspal dengan darah yang berceceran.

"Fadli,,,,,,," Teriak kanza, yang membuat Arka dan kayal langsung berdiri dan berlarian kek Arah kanza dan Fadli, mereka penasaran apa yang sedang terjadi, sedangkan kondisi Fadli begitu lemas darah Berkececeran dimana-mana.

         Kanza menghampiri Fadli dan mengangkat kepalanya untuk di letakan di pahanya, Telapak tangan kanza mendadak menjadi kemerahan karena darah yang keluar dari sisi kepala Fadli.

Melodi cinta dua iman {Sudah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang