Cerita di Hari Itu

121 15 3
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan jam 23.00 dan semua pasien di rumah sakit jiwa itu sudah jatuh ke alam mimpi, tapi tidak dengan ketiga pemuda itu

Candra sedang berusaha turun dari ranjang nya mencoba untuk tidak membangunkan Raden agar ia tak bangun dari alam mimpi nya

Disisi lain, Bintang juga berusaha turun dari ranjang nya karena takut membangunkan Marka yang seranjang dengan nya

Begitu mereka berhasil, Candra dan Bintang segera membangunkan Jevano yang berusaha untuk tidur

Saat Jevano hampir tertidur, tiba tiba saja badan nya diguncang oleh 2 makhluk polos itu.

"Bang Je! Ayo mana cerita horror nya? Tadi kan sudah janji," Tanya Candra tak sabaran

"Iya bang, mumpung yang lain udah tidur," Sahut Bintang

"Iya sabar, awas kalau kalian gabisa tidur ya," Kata Jevano mencoba menakuti mereka

"Ga akan Candra sama Bintang kan anak pemberani," Kata mereka berdua berusaha meyakinkan Jevano

"Oke kalau gitu"

"Pada tahun 1877 lalu, ada pembantaian di sebuah rumah sakit, dan sebagian besar nyawa disana tak selamat. Tetapi ada satu orang disana yang selamat dari pembantaian itu, dan dia adalah salah satu dokter di rumah sakit itu," Cerita Jevano panjang lebar

"Iya terus terus?" Kata Candra yang sangat ingin tahu kelanjutan cerita itu, sementara Bintang tetap fokus pada Jevano

"Terus, si pembunuh yang masih lihat ada satu nyawa yang belum hilang, pembunuh itu perlahan mendekati dokter itu dan..-"

"BA!!"

Lantas Jevano, Candra dan Bintang kaget, sempat Candra mengeluarkan suara lumba lumba nya itu. Untung saja Raden dan Marka tak terbangun

"Bang Haikal! Bisa ga sih gausah ngagetin? Lagi asik ini," Oceh Candra

"Ya maaf, lagian kenapa sih pake cerita horror segala? Kaya berani aja," Ejek Haikal pada Bintang dan Candra

"Lagi cerita apaan tuh? Ikutan dong," Sahut Cakra menengahi pertengkaran Haikal dan Candra

"Loh malah ikutan si monyet?" Kata Haikal

"Gapapa lah, sekali sekali. Lanjut Jev"

Jevano yang tengah melamun kembali tersadar dan melanjutkan cerita nya itu

"Terus.. si pembunuh itu perlahan mendekati dokter itu, sementara si dokter kaya udah pasrah dan dia udah berpasrah mending mati aja. Lantas pembunuh itu kebingungan, tapi dia gapeduli dan ia langsung membunuh dokter itu. Ga lama kemudian polisi datang dan nangkap si pembunuh itu"

"3 tahun terlewati, dan makin hari pembunuh itu hidupnya kaya ga tenang, dia selalu di ganggu sama arwah arwah yang udah dia bunuh 3 tahun lalu. 2 hari dia ga makan dan minum, polisi disitu udah mulai kebingungan dan coba nanya ke pembunuh itu, cuma ga ada respon sama sekali"

"Malam harinya, si pembunuh itu coba buat tidur, dan untung nya aja dia bisa tidur. Tapi di mimpi itu banyak banget orang di sekelilingnya yang tubuhnya berlumuran darah. Tapi mata pembunuh itu cuma fokus sama anak kecil yang lagi pegang boneka sambil pegang tangan ibunda nya. Perlahan anak kecil itu meraih tangan pembunuh itu, dan dia ngajak pembunuh itu buat pergi ke suatu tempat"

"Anak kecil itu berhenti, terus nunjuk tali yang lagi tergantung berbentuk simpul yang ujungnya gatau tersambung kemana. Perlahan si pembunuh itu masukin kepalanya kedalem tali itu. Tiba tiba saja pembunuh itu kebangun, dan segera megang lehernya buat memastikan"

"Berhari hari, mimpi si pembunuh itu tetap sama, dan akhirnya dia enggan buat tidur karena takut sama mimpi itu. Nah, tepat di tanggal 25, si pembunuh di datengin sama anak kecil yang mirip banget di mimpinya. Anak kecil itu bisa nembus jeruji penjara dan ia langsung gandeng tangan si pembunuh dan membawa 2 raga mereka ke tempat yang semua orang gatau. Dan di penjara itu ga tersisa siapapun, cuma terdengar suara teriakan pembunuh itu."

Teriakan di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang