Bintang Dan Hutan

68 10 1
                                    

(17.05 WIB)

"Haikal jangan lari larian di kamar anjing! Geter woy lantainya!" teriak Jevano pada Haikal

"Iye iye sorry"

Pandangan Haikal tertuju pada Bintang yang diam saja sambil menulis sesuatu di bukunya. Ia heran, tumben saja jika Bintang tak bermain dengan Candra. Lalu Haikal mendekati Bintang dan duduk di sampingnya

Bintang yang tak menyadari kehadiran Haikal di sampingnya hanya fokus menulis sesuatu. Haikal sadar bahwa Bintang tak menyadari kehadirannya, lalu ia melihat apa yang sedang Bintang tulis.

Begitu Haikal melihat apa yang sedang Bintang tulis, ia tertawa dalam hatinya. Lalu Haikal merebut buku Bintang paksa dan membacakan apa yang ditulis Bintang barusan dengan lantang

"seikat bunga mawar terlilit di gagang pintu dengan hiasan pita di tangkainya, angin berhembus pelan serasa meniup kalbu. Kakimu melangkah kearahku, langkah demi langkah, ragamu itu kutemukan dalam hatiku. Oh asmara, kenapa hatimu gundah? Menghancurkan benteng hatiku perlahan dan terhempas pergi karena dirimu. Akara yang saling mengejar, namun tak dapat menggapai asmaraloka. Apakah pantas ku sebut cinta? Sekarang, ragamu saja tak dapat ku temukan secuil pun di dalam hatiku lagi. Kini aku hanya bagaikan sinar mangata yang menerangi gelap nya hatimu. Begitu kejam nya nona, menyiksa Renjana yang menjalar di hatiku. Apakah aku tak ada kesempatan lagi, untuk merasakan karuna?"


Anggota di kamar itu pun melirik ke arah Haikal sedangkan Bintang hanya menahan malu karena ulah Haikal

"Wah ternyata Bintang udah mulai cinta cintaan nih ya, siapa yang lu suka Bin?" ejek Haikal

"Balikin bang! Gasopan ngerebut buku orang tiba tiba!" balas Bintang tak terima

"Hahah, coba bilang dulu siapa yang lo suka, baru gue balikin!"

"Sini balikin! Gue gasuka sama siapa siapa bang!"

"Yang bener? Masa sih? Gapercaya gue," balas Haikal

"Balikin anjing!!" teriak Bintang muak, ia sampai mensrik narik baju Haikal

"Wah, lu udah berani cinta cintaan ya sekarang, padahal paling muda di kamar ini"

Bintang matanya sudah berkaca kaca, sungguh ia merasa malu karena karya nya dibacakan dengan lantang oleh Haikal. Bintang yang sudah muak akhirnya pergi dari sana dan menutup pintu kencang

Marka yang melihat itu tentu saja geram dan ia mengucapkan nada yang tegas pada Haikal

"Balikin anjing, lu bisa ngehargain Bintang ga sih? Goblok banget," kata Marka pada Haikal

"Kan gue cuma bercanda, ga gue seriusin juga"

"Candaan lo ga lucu, malah buat masalah," sambung Jevano

"Iya. Lu keterlaluan Kal, lagian dia bikin kaya gitu bukan berarti juga dia lagi suka sama orang lain," lanjut Cakra

Haikal yang merasa dirinya selalu salah dimata teman temannya dia hanya melempar buku Bintang kasar doan Haikal langsung pergi dari kamar itu, Haikal merasa dirinya seperti selalu disalahkan dan tak pernah di dukung sama sekali.

Haikal yang merasa dirinya selalu salah dimata teman temannya dia hanya melempar buku Bintang kasar doan Haikal langsung pergi dari kamar itu, Haikal merasa dirinya seperti selalu disalahkan dan tak pernah di dukung sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teriakan di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang