(18.00 WIB)
"Kenapa?" tanya Haikal pada Marka dan Bintang
Marka yang tak ingin memperpanjang pembicaraan ia lebih baik menyuruh Bintang diam dan Marka yang menjelaskan.
"Tadi Bintang ketemu ini di hutan Kal, Bintang bawa karena lucu," jelas Marka pada Haikal
"Oh gitu. Omong omong kalian udah tau belum kalau 2 minggu lagi kita bakal belajar masak bareng chef? Nanti chef nya datang sendiri kesini."
"Beneran!?" kata Cakra bersemangat. Apapun yang berhubungan dengan memasak, pasti ia maju paling depan.
"Iya Cak, gasabar banget gue buat masak masak!"
"Apalagi gue! Omong omong siapa chef nya?" tanya Cakra.
"Seinget gue namanya chef.. chef siapa ya?"
"Oh iya, Chef Nadin," sambung Haikal.
"Saha itu? Ga kenal gue," tanya Marka.
"Yaa pokoknya chef lah, nanti tau sendiri pas udah ketemu."
Marka mengangguk mengerti dan mendekati Bintang yang sedang membersihkan debu dan pasir yang menempel pada boneka itu, Marka lalu duduk di samping Bintang.
"Lu yakin nyimpen boneka itu?" tanya Marka ragu.
"Iya bang, boneka nya lucu kok. Gausah takut gitu deh, lagian kan cuma boneka. Gamungkin bakal hidup sendiri," jawab Bintang meyakinkan Marka.
"Yaudah deh serah lu.. tapi, jangan lupa sebelum tidur selalu berdoa ya? Pokoknya di setiap kegiatan, Bintang harus selalu berdoa dimana saja dan kapan saja."
"Iya bang, tumben bilang kaya gitu. Kenapa? Bang Marka takut sama boneka nya ya? Hahah."
"Gapapa.. cuma ngingetin aja buat selalu berdoa, itukan juga kewajiban Bintang," jawab Marka. Entah kenapa Marka memiliki firasat aneh tentang boneka itu.
"Oke deh. Omong omong Bintang laper, ayo ke dapur," ajak Bintang pada Marka dan Marka mengangguk setuju.
Marka lalu mendekati Jevano dan mengatakan bahwa ia dan Bintang akan ke dapur sebentar, dan Jevano mengangguk mengerti.
Setelah Bintang dan Marka pergi dari kamar, Haikal bangkit dari ranjang nya dan menatap boneka hasil pungutan Bintang. Lalu Haikal mengambil boneka itu dan menatap boneka itu dengan tatapan dalam.
"Lu kenapa natapin boneka nya serius amat si? Mau jadi sok misterius lu terus jadi villain villain kaya yang di film film gitu?" ejek Cakra pada Haikal.
Haikal yang sedang menatap boneka itu serius, terlonjak kaget karena perkataan Cakra tiba tiba dan segera menaruh boneka itu pada ranjang Bintang.
"Woiya dong, gue kan villain villain di film gitu. Percaya ga, kalau gue itu raja iblis yang ke 500?"
"Percaya banget, ampun suhu."
"Hahah, jika engkau sekali saja menganggu raja iblis sepertiku ini, akan habis kau ditanganku wahai anak muda!"
"Takut banget gue, Den tolong aku!"
Raden yang merasa namanya dipanggil segera melihat kearah Cakra dan Haikal yang sedang kejar kejaran. Padahal kamar mereka saja tak sebesar kamar lain, tetapi 2 manusia ini memang tak tau diri lagi dan selalu membuat Raden darah tinggi.
"Jangan lari larian anjing! Lu berdua gatau kalo kamar ini geter ya?!" amuk Raden pada mereka berdua dan segera Haikal dan Cakra berhenti berlari larian.
"Iya iya maap bang," ucap Cakra.
Lalu Cakra segera mendekati Candra yang sedang menggambar di lantai. Raden yang melihat tumben saja jika Haikal senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teriakan di Bandung
Mystery / Thriller"Kita bakal bertujuh terus, kan?" "Gue gatau pasti, tapi gue harap begitu." "Kita akan tetap 7, selalu lengkap."