Gambar di Balik Kisah

83 13 0
                                    

     10.00 WIB

"Duh gila, cape banget gue," keluh Haikal

"Iya woy, bokong gue mati rasa cuy," jawab Cakra

"Eh tadi kalian pada gambar apa pas di aula?" tanya Marka

"Gue kucing," jawab Cakra

"Kalo gue bintang jatuh," jawab Jevano

"Kalau Bintang, Raden sama Candra pada gambar apa?" tanya Marka

"Parah gue ga ditanyaiin," ucap Haikal dengan cemberut

"Lu gapenting ah, jadi di skip aja"

"Anjing juga ya lu"

"Aku gambar bulan," balas Candra

"Gue sih gambar ikan," sambung Bintang

"Nah, kalo lu apa nyet?" tanya Marka sambil menunjuk Haikal

"Tai kucing"

Marka dan yang lainnya kaget dengan balasan Haikal

"Lu ngapain gambar tai kucing anjir? malu maluiin kamar nomor 8 aja!" teriak Raden pada Haikal

"Lah kan disuruh gambar yang pertama kali kita pikirin, yaudah gue gambar tai kucing karena yang pertama gue pikirin itu," balas Haikal santai

"Bukan temen gue jujur," kata Cakra

"Kalau lu gambar apaan Den?" tanya Marka

"Kalian," balas Raden

"Hah? maksud lo kita?" balas Cakra

"Iya, kalian"

"Duh terharu gue lu pertama kali mikirnya kita," ucap Haikal

"Kecuali Haikal sih," balas Raden santai

"Rehan monyet!" teriak Haikal

"Heh nama bapak gue anjing!" kata Raden tak terima

"Serius nih gue ga di gambar sama elu?" tanya Haikal dengan wajah imut

"Bercanda, yakali gue ga gambar elu. Kan kita bertujuh bareng bareng"

"Liat dong gambaran lu Den, pasti gue paling cakep di antara kalian berenam," kata Cakra dengan percaya diri

"Iya, yang lainnya manusia, lu monyet sendiri," balas Marka

"Lu kali yang monyet, gue ganteng begini di kataiin monyet"

"Iyain dek," balas Marka

"Mana Den gambaran lu? lihat dong," tanya Cakra penasaran

"Iya nih mana? Candra sama Bintang mau liat juga," kata si dua bocah polos itu

"Besok sore aja deh. Lagi mager gue sekarang"

"Alay banget lo, segala pake besok. Tinggal tunjukkin doang anjir, apa susahnya?" ucap Haikal

"Lu kalau ga seneng bilang sini, baku hantam kita," kata Raden sambil memosisikan tangannya yang sudah terkepal di hadapan Haikal

Teriakan di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang