Teriakan Tengah Malam

101 12 0
                                    

23.38 WIB

Jevano terbangun dari tidurnya karena mimpi itu, lagi. Perlahan mata Jevano melihat satu persatu teman sekamarnya itu yang sedang tertidur pulas

Tanpa Jevano sadari, ia tersenyum kecil. Saking kecil nya senyuman Jevano itu tak terlihat

Jevano perlahan merasakan bahwa kaki nya terasa berdebu, dan ia memutuskan untuk ke kamar mandi

Jevano perlahan bangkit berdiri dari kasur tipisnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci kakinya

Saat Jevano membuka pintu kamar mandi, Jevano terkejut, saking terkejutnya seluruh badan nya sampai bergetar hebat

Jevano melihat banyak bercak darah di lantai, tembok dan langit langit kamar mandi. Jevano mengusap matanya kasar. Dan saat ia berhenti mengusap matanya, darah itu hilang dalam sekejap, kamar mandi itu sudah bersih sekarang

"Ah.. mungkin saja aku berhalusinasi karena teriakan tadi siang," batin Jevano

Jevano dengan cepat mencuci kakinya dan segera kembali untuk tidur, tapi anehnya ia tak bisa tidur lagi dan memutuskan untuk membaca buku lagi

"Jev? lu gabisa tidur?"

Jevano lantas kaget dan menghadap kan kepalanya ke arah sumber suara, dan ternyata itu Marka

"Iya bang.. tadi aku mau cuci kaki, terus mau tidur lagi, tapi gabisa.." balas Jevano

"Oh begitu.. tapi tunggu, kamar kita dingin kan? Kenapa kau berkeringat?"

"Gapapa, ini karena gue pake selimut tebel aja," balas Jevano bohong

"Ga, ga. Gue aja pake selimut tebel kek gini ga sampe keringatan se elu. Lu bohong ya? tanya Marka

"Engga bang. Gue ga bohong," balas Jevano

"Hm, yasudah. Tidurlah, jangan membaca buku, apalagi di ruangan yang gelap. Matamu bisa sakit, paksakan saja untuk tidur. Kalau tetap tak bisa, coba hitung domba," sambung Marka

"Oke, selamat malam Bang Marka"

"Selamat malam, Jevano"

Marka akhirnya kembali tertidur pulas. Sedangkan Jevano masih terjaga, ia masih memikirkan tentang darah itu

"Darimana darah itu? Aku tak yakin itu hanya halusinasi ku, itu terasa sangat nyata," batin Jevano

Jevano akhirnya memaksakan dirinya untuk tertidur dan mengikuti saran daru Marka, menghitung domba dalam mimpinya

"1 domba... 2 domba... 3 domba..," kata Jevano sambil memejamkan matanya

Sama saja, Jevano tak kembali tertidur, sudah sampai ke domba yang 200, tetapi ia sama sekali tak bisa tertidur

"Aish! Kenapa aku tak bisa tidur sih?!" kesal Jevano

AAAKH!

DEG!

"A...apa itu?" tanya Jevano pada dirinya sendiri

Teriakan di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang