🍂Zevva

7 2 0
                                    

"srius sya, aku gak papa kok. " ucap Zevva sambil melirik intens wajah Tasya.

"malam ini kau tidur sini aja okey? Jangan kemana mana. Aku takut banget ngeliat nya tadi itu, Zevv"

"jangan cemas lah, Sya. Aku baik baik aja kok. Lagian aku lagi males buat kayak begituan.. Tadi.. Reflex aja loh, srius. Suweer!! " ucap nya sambil memberikan peaches.

"yaa.. Intinya jangan nekat lagi. Aku gak suka ya klo tiba tiba ada bendera hijau di rumah mu! "

"ck. Yaelah, kenapa sih? Kalo takdir mah kaga ada yang tau. Eh, jangan bilang cowo aku ya, sya." ucap Zevva tiba tiba sambil memegang erat kedua pundak Tasya.

"bilang apaan, kocak? Kau mau bundir? Kau ngerokok? Kau nyabu? "

"anjg, mana ada aku nyabu! " ketus Zevva, kesal. Tasya pun terkekeh melihat sosok di hadapan nya.

"emang nya cowo mu siapa? "

"itu loh, yang pernah aku kirim ke kau itu foto nya. "

"yang mana? Kau aja jarang chat aku"

"ck. Ntar aku cari di galeri dulu"

"buseet. Banyak benerr, yang mane satu nih? "

"yang ini, yang lain mah abang sodara aku. Ganteng gak? Ganteng kaan? "

"hehe. B aja mah"

"njiir. Cogan gini, dibilang B aja. "

"aneh ya kau. Segampang itu mood nya berubah.. "

"ish. Yaudah lah mau tidur! " ucap Zevva sambil membaringkan tubuh nya.

"eh, tarok kan dulu nih, ke kulkas. " ucap Tasya, sambil meletakkan es batu itu di meja.

"bgst! Kau tuan rumah nya, njirr"

"ish. Bahasa nya tolong lah weeh.." ucap Tasya sambil memukul punggung gadis itu.

"anjyy pedes kali, awhh.. "

"ha? Eh, sakit ya? Maap looh, gak sengaja.. "

"adududuhh.. Sakit bangeet"

"dih. Pura pura ya? "

"heheheheheh.. Lagian sih. "

"heeeeh.. Yaudah yaudah, aku aja." ucap Tasya sambil beranjak dari sana.

"kau suka baca novel, cok? " Tanya Zevva sambil memperhatikan rak rak buku yang ter susun rapi.

"ah elah, kebanyaan kitab rupanya. Njay, novel nya. Eh, ini Kayak... "

"zevv, it-. Ehh, jangan di baca itu"

"buseet, bikin kaget aja, emang kenapa? Bukan nya aku ngerti baca nya, banyak amat yang bahasa arab disini yak?"

"lah? Kau bukannya ortu mu ada yang orang arab ya? "

"iye, tapi kan aku tinggal nya di indo. Ya, jadi terbiasa nya pake bahasa indo. "

"owh, bagus lah. "

"kitab apaan itu? Fath-"

"udah, ih. Jangan di baca. Ini.. Punya kakak ku. "

"bjiir. Kakak mu santri? Pesantren mana? Kok kayak nya di rumah aja"

"iya, dia kuliah sambil mondok. Jadi agak bebas. "

"oowh. Baru tau aku. Itu, yang lain? Bahasa arab juga? Novel mu yang mana aja nih? "

"ehm.. Ini aja"

"njay, ini sih buku dongeng jnckk"

"eeh, dibilangin bahasa nya. "

"oh iya. Heheheh, nggak terbiasa aku, cok. Sorry lah ya"

Badut Penghusir Gabut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang