1

3.1K 159 10
                                    

🐉 Naga

Ponselku berdering ketika aku baru saja mengambil pesanan kopiku yang memang berada di luar gedung latihan basket ku, nama Olin muncul sebagai pemanggilnya "Apa?" Tanyaku langsung.

"Ga, jemput aku please!" Biasanya, suara yang dia keluarkan sangat nyaring dan membuat aku menjauhkan ponsel ini dari telinga, tapi kali ini beda, nadanya lirih, lebih seperti berbisik.

"Dimana? Kenapa bisik-bisik?" Aku berjalan menuju mobilku dan menunggu jawaban darinya.

"Udah aku shareloc, coba cek!" Dan seketika aku melihat room chat kami, apartemen yang jaraknya kira-kira 20 menit dari lokasi ku, tapi karena ini sudah cukup malam jadi aku bisa menempuhnya kurang dari estimasi awal.

"Tempat siapa Lin?"

"Sayang!" Terdengar suara seorang pria yang masuk di dalam percakapan kami.

"Please cepat Ga! Aku udah takut!"

"Sayang?" Suara gedoran pintu terdengar nyata dari seberang sana dan aku segera berlari kecil menuju mobilku, suara isakan Olin terdengar.

"Jangan kamu matikan telponnya, aku sudah otw!"

"Lantai berapa? Nomor berapa?"

"Lantai 11 nomor 1104" aku langsung tancap gas dan menuju ke lokasi yang dia beritahu.

.

Aku naik ke atas dengan akses yang security punya, aku membawa security untuk menjemput temanku yang ternyata berada di apartemen pacarnya, tapi aku bohong dengan bilang Olin adalah adikku yang tak kunjung pulang dan sudah dihubungi.

Aku langsung menggedor keras pintu yang bernomor 1104, beberapa kali menggedor tapi tidak ada jawaban dari dalam "Kosong kayaknya mas," ujar sang security.

"Kalau setelah ini gak kebuka, saya gedor ini pintu pak!" Balasku dan sang security ini pun diam.

"Aku akan menggedor lagi dan kali ini aku menempatkan sang security tepat di depan lubang kecil yang memang ada di pintu agar nanti bukan lah diriku yang pertama kali dilihat oleh Naka, pacar si Olin.

Benar saja, pintu ini langsung terbuka, aku langsung mendorong Naka agar tidak menghalangi pintu dan segera memanggil Olin untuk keluar.

"Ngapain kamu?" Tanganku sudah dihadang oleh Naka tapi aku mencoba melewatinya lagi "Heh, ini tempat ku jangan asal masuk!"

"Mana Olin?"

"Gak ada disini."

"Oh ya?" Tanyaku remeh.

"Boleh kami geledah pak tempatnya?" Tanya sang security "Biar kita sama-sama tidak ada salah paham."

"Gak mau! Saya gak mengijinkan!"

"Gak usah pakai tanya pak!" Aku mendorongnya lagi dan masuk lebih dalam, tapi Naka langsung memberikan ku satu pukulan keras tepat di perutku, tindakannya ini semakin membuat ku yakin dia menyembunyikan sesuatu.

"Minggir kalau kamu gak salah Ka!" Aku masih tidak membalas tindakannya dan fokus memanggil Olin lagi,

Aku akan maju dan terdengar seperti suara benda yang dijatuhkan dari salah satu ruangan, aku dan si security langsung saling menatap, aku langsung menyerang Naka agar terjatuh dan aku segera menuju ke salah satu ruangan yang tadi menjadi sumber suaranya.

Aku mendobraknya dan disana sudah ada Olin dalam kondisi terikat yang sepertinya terjatuh dari sebuah ranjang.

"Lin!" Mataku terbelalak saat menyaksikan kondisinya ini, mulutnya tertutup lakban dengan rapat, matanya terikat kain dengan sangat kencang dan seluruh tubuhnya juga terikat dengan tali tambang.

NagameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang