🦩Olin
Aku memandang keluar jendela mobil Naga, lampu-lampu yang mewarnai kemegahan kota ini seakan meledek ku.
Belakangan hidupku memang semakin terasa berat sejak aku meminta putus dari Naka, pacar terakhir ku.
Aku muak dengan semua kekangan yang dia ciptakan, begitu pula dengan semua tuduhan yang dia arahkan padaku.
Tadi sepulang aku kerja, tiba-tiba saja dia menyergap ku menggunakan sapu tangan, sepertinya sudah dia beri obat bius jadi aku langsung hilang kesadaran.
Aku terbangun di apartemennya dan dia tidak ada disana, aku langsung mencari ponselku dan masuk ke dalam kamar mandi karena ternyata password yang aku tahu sudah tidak dia gunakan lagi.
Aku mencari nomor Naga dan meminta tolong untuk dia segera datang, aku juga sempat men-googling nomor kantor apartemen ini tapi ternyata Naka lebih dulu datang.
Aku menyelipkan kembali ponsel ku ke dalam saku dalam blazer yang aku gunakan, bekerja sebagai asisten pribadi ada untungnya.
Naka mendobrak dengan ngeri pintu di hadapanku dan dengan enteng menyeret tubuhku, melemparkan kata-kata menusuk dengan tangannya yang melayang kesana sini untuk membuatku lemah dan tidak bisa melawannya lagi.
Aku hilang kesadaran sampai suara Naga membangunkan ku, aku mencoba merubah posisi ku saat ini, dan itu membuat aku terjatuh dan Naga benar-benar berhasil menemukan ku.
"Lin?" Suara dan sentuhan Naga pada pundakku membuatku kembali pada kesadaran.
"Kenapa Ga?"
"Mau makan dulu?" Aku menggeleng.
"Jangan ngelamun Lin!"
"Hem,"
.
Aku akhirnya menumpang semalam di apartemen Naga, tidak mungkin ke tempat Jani karena dia baru saja melahirkan, aku takut mengganggunya mengurus Ranu, anak Jani dan mas Juna, aku duduk di sofa dan melihat Naga masuk ke dalam kamarnya, tidak lama dari itu dia keluar sambil membawa barang di tangannya "Nih, buat tidur," dia menyerahkan short pants dan sebuah kaos untuk ku.
"Thanks, lain kali aku bawa baju ganti biar gak ngerepotin," Naga tertawa remeh menanggapi kalimatku barusan "Kenapa sih?"
"Gak apa-apa, aneh aja."
"Apanya yang aneh?"
"Kata ngerepotinnya," wajahku langsung penuh perhitungan padanya.
"Heh gak boleh protes, kamu dari dulu juga hobinya ngerepotin aku Lin, gak usah sok tersinggung gitu!"
"Tapi kan tujuan ku baik, mau merubah kebiasaan Ga!" dia mengangguk-angguk sambil masih tertawa tapi kali ini dia bisa lebih mengendalikannya "Iya deh siap, aku tunggu!"
Aku langsung berjalan melewatinya untuk menuju ke kaamar mandi yang ada di dekat pantry unit nya ini untuk berganti pakaian "Handuk, sama sikat gigi yang baru ada di laci atas kamar mandi Lin, pakai aja, mandi pakai air hangat terus tidur!" dia sudah bertutur kata seperti mas Fery, kakak ku yang sudah lama menikah dan keluar dari rumah orang tua kami.
"Mirip mas Fery kamu, bawel!"
"Itu identitas setiap mas-mas Jawa yang menawan di muka bumi ini!"
"PD banget!" aku langsung masuk tanpa membalas seruan Naga lagi, akan lama ujungnya kalau kami saling melempar omongan.
.
Aku terbangun di tengah tidur ku karena merasa haus, aku perlahan berjalan keluar dari kamar ini dan berniat menuju pantry untuk mengambil segelas air mineral, ternyata di luar tidak segelap dugaanku, ada cahaya dari laptop yang layarnya seperti aktif digunakan, tergeletak di meja pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagameru
ChickLitJodoh kadang lucu ya, dicari selalu tidak terlihat, dikejar makin lari menjauh, sudah didapat tidak disyukuri, dan kadang yang paling dekat tidak bisa kita rasakan