3

1.5K 144 9
                                    

🐉 Naga

Olin keluar dari apartemen ku dengan terburu, aku akhirnya melanjutkan makan dengan Lina, gadis yang memang sedang aku usahakan untuk menjadi kekasihku, aku tidak tahu kalau dia akan ke tempatku lebih dulu, padahal kami sepakat kalau pagi ini aku yang menyusulnya untuk berangkat kerja.

"Sepupu kamu hem?" tanya Lina tiba-tiba.

"Olin?" aku memastikan dan dia mengangguk.

"Dia bilang sepupu ya?" dia mengangguk lagi.

"Bukannya dia sahabat adik kamu?" aku tersenyum.

"Iya, dia sahabat Jani, tadi dia bilang kami sepupu mungkin karena takut kamu berpikir aneh-aneh tentang kami."

"Kan memang sudah aneh kalau sahabat adik kamu tiba-tiba bermalam disini? dan alasan AC bocor?" Lina tampak meremehkan.

"Aku boleh jelasin sekarang?" tanyaku pada Lina yang sudah tampak badmood dan menekuk wajahnya.

"Semalam aku menjemputnya di tempat mantan pacarnya, kamu bisa minta bukti nanti ke security hotel yang semalam aku ajak menemui mereka, aku yang menjemput karena hanya aku yang bisa dia hubungi, orang tua nya sedang luar kota, pekerjaan bapaknya suka mobile,"

"Kenapa muka kamu sampai babak belur begitu?"

"Sempat berantem sama mantan Olin, dia kira kami selingkuh padahal itu hal terkonyol yang pernah aku dengar, mantannya posesif Na, dia sudah berusaha pergi tapi masih selaluu dikejar, aku cuma bantu dia,"

"Tapi totalitas banget bantunya sampai rela kesakitan demi Olin!"

"Kami sudah kenal sejak kecil, sudah seperti saudara, aku menganggapnya adik seperti Jani, begitupun sebaliknya, apa yang kamu pikirkan Na, coba kasih tahu ke aku,"

"Jujur ya Ga, lihat cara dia berpakaian seperti tadi bikin aku mikir kemana-mana, dia pasti cewek populer di kalangan cowok-cowok dan mungkin aja kan kamu naksir dia di satu waktu,"

"Pakaian Olin kenapa? yang memilihkan dia pakaian tidur aku, aku sudah gak menyimpan barang-barang Jani disini jadi aku cuma bisa pinjamkan yang bisa dia pakai, baju kerjanya? dia seorang asisten pribadi seorang direktur di sebuah perusahaan Na, bukan hal aneh kan?"

"Terlihat seperti perempuan gak benar," imbuhnya dan di titik ini aku tidak bisa menerima penilaian Lina ini walau aku tahu orang bebas menilai sesuatu, tapi menurutku ini terlalu menyudutkan Olin yang kenyataannya tidak seperti yang Lina pikirkan.

"Perempuan gak benar yang seperti apa?"

"Ya gitu, suka menggoda, mungkin," ucapnya seperti ragu.

"Dia memang supel, tapi kalau sampai menggoda apa lagi jadi perempuan gak benar menurut aku gak,"

"Kamu bela dia?"

"Aku gak sedang membela siapa-siapa disini, karena ini bukan tentang ajang yang memerlukan suara untung tahu siapa yang menang Na,"

"Menurut aku kamu cuma merasa aneh karena ini pertemuan pertama kalian dan momennya mengundang banyak arti, aku paham kamu punya pemikiran yang liar tentang Olin karena sifat kalian berbeda, penampilan kamu gak seperti dia tapi bukan artinya kamu bisa men-judge dia semau kamu Na,"

"Aku tahu perempuan bisa dengan mudah gak suka dengan perempuan lainnya bahkan tanpa perlu mengenal atau bertemu sebelumnya, tapi soal Olin dia gak seperti yang kamu pikirkan, menurutku kamu cuma insecure dengan keadaan kamu dan membandingkan itu ke Olin, jadinya pikiran kamu kemana-mana tentang kami,"

"Aku gak insecure Ga!"

"Oh ya? kalau gitu gak perlu ngotot membalas poin ku yang ini, gini aja kalau kamu sudah merasa gak yakin dengan ku setelah melihat kehadiran Olin, aku gak masalah Na, aku gak mau kedepannya memberikan kamu beban yang akan sulit kamu hadapi,"

NagameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang