🐉 Naga
Olin kembali duduk di kursinya dengan menegaskan kalau ciuman yang barusan adalah dari dirinya bukan dariku, jadi aku masih berhutang sebuah ciuman padanya di hubungan kami ini.
"Jangan sampai gak dibayar hutangnya sampai trial kita berakhir ya mas Naga!"
Aku tersenyum miring kemudian memilih mengacak rambutnya ketimbang menariknya dalam ciuman ku, yang ada nanti dia makin gila!
"Berisik! Diem deh, aku mau nyetir balik!"
"Ih salting ya? Iya kan? Ciuman aku tuh emang mantap!" Dia tidak bosan memuji dirinya sendiri.
"Terserah kamu bub!" Aku segera menjalankan mobilku dan mengembalikan anak ini ke dunia kerjanya agar dia punya kesibukan lagi.
"Besok mau jalan?" aku yang menawarkan duluan padanya.
"Kemana? ke Ranu?" dia menebak, aku menggeleng "Masa pacaran malah momong ponakan sih kita? lagian Ranu jadwal main ke rumah Utinya."
"Oh, cie, mau berduaan terus ya bub sama aku?"
"Iya nih, gimana dong?"
"Aku sudah berhasil merebut tahta Rama ya dari sisimu?" dibanding dengan Tora, aku memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Rama.
"Dia juga lagi sibuk kerja, yang gak punya kesibukan kan cuma kamu, Tora juga makin serius hidupnya, yang hidupnya cuma hihahihi kan juga tinggal kamu bub!"
"Heh, kamu juga ya berarti! enak aja aku sendiri!" dia menampol pipiku dan aku tersenyum.
"Agak aneh sebenarnya kalau Rama sibuk tuh, kayak becus aja kerjaan dia, padahal tampangnya berandal tengil!" aku setuju dengan penilaian bubuku ini, anak itu memang agak aneh kalau sedang bekerja dengan mode serius.
"Tora juga, aneh gak sih kalau di sudah jarang nongkrong sama kita? aneh gak sih tiba-tiba dia nikah beneran gitu? mana pacarnya serius banget, takut aku bub kalau bercanda sama pacarnya tuh!"
"Harusnya pacarnya Tora yang lebih takut becanda sama kamu bub, kamu sekali bereaksi sudah cocok jadi petinju di WBA!"
"Heh mulutmu itu loh selalu ramah!"
"Buruan mau kemana?" aku mencoba memfokuskan topik kami tadi, mumpung besok aku juga ada waktu.
"Ke tretes yuk!" idenya, aku melirik singkat kemudian menimpali "Mau ajak aku ngamar?" alisku naik turun.
"Otak kamu mesum juga ya bub! mau emangnya?" dia mencondongkan tubuhnya padaku walau saat ini mobil yang sedang aku kendalikan masih berjalan.
"Boleh!"
"Oke, ngamar nya di Mitra Keluarga ya tapi! kamar VIP juga gak apa-apa aku bayarin, pokok kamu disana koma minimal 3 hari!" aku tertawa terbahak, Olin benar-benar mirip dengan adikku, Jani, sepertinya yang benar-benar kembar adalah mereka, plek ketiplek cara berpikirnya.
"Ya terus ngapain ke Tretes kalau gak ngamar?" tanyaku.
"Emang kamu kalau sama anak-anak kesana ngapain? Ngamar bertiga kalian? Iya? jadi selama ini semuanya homo? siapa yang boti siapa yang top? buruan kasih tahu aku!" astaga mulutnya ini benar-benar berisik, aku langsung meraih dagunya, kemudian mengecupnya dengan singkat, dan itu berhasil membuatnya terdiam.
"Masa kayak gini kamu katain boti sih?" Aku sudah kembali ke posisiku dan fokus menyetir sedangkan dia masih terdiam pada posisi semula.
"Bub?" Aku mencoba menarik perhatiannya tapi tidak ada respon apapun.
"Heh, Lin!" aku mencubit pipi kanannya dan akhirnya dia bergerak dan langsung menyandarkan tubuhnya pada jok mobil yang sedang dia duduki.
"Kenapa?" Tanyaku memastikan dan dia menggelengkan kepala.
![](https://img.wattpad.com/cover/370774918-288-k370239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagameru
ChickLitJodoh kadang lucu ya, dicari selalu tidak terlihat, dikejar makin lari menjauh, sudah didapat tidak disyukuri, dan kadang yang paling dekat tidak bisa kita rasakan