7

1.1K 131 9
                                    

🐉 Naga

Aku menepikan mobilku di sebuah minimarket, sedangkan Olin sedari tadi masih diam saja sambil bersandar pada kursi jok mobilku.

"Mau beli apa?" Dia menggeleng, tapi aku tetap turun meninggalkannya sebentar di mobil sendirian dan tidak lama aku kembali lagi dan menyerahkan sebuah bungkus Yupi bentuk beruang padanya.

"Nih, aku ambil banyak buat kamu doang, aku gak akan minta," aku menggoyang-goyangkan bungkus biru ini di depan matanya dan perlahan dia sudah menegakkan tubuhnya dan mengambil yupi ini sambil tersenyum "Thank you Ga!" aku juga tersenyum melihatnya begini.

Yupi beruang ini adalah salah satu hal yang bisa mengembalikan mood baiknya, ini terjadi sejak kami kecil, mama sampai memiliki stok yupi beruang satu lemari demi Olin karena aku suka mengerjainya dari dulu.

"Mau?" Dia menawarkan tapi aku menggeleng.

"Gak apa-apa, itung-itung bayaran jadi sopir ku, ayo aaaa...." dia memintaku membuka mulut dan aku melakukannya saja, Olin menyuapi ku 2 yupi beruang ini dan aku memakannya.

"Thanks," kini aku yang berterima kasih padanya, kami terdiam beberapa saat sambil sama-sama memandang keluar mobil.

Malam sudah semakin malam, dan kini terlintas satu ide untuk membuatnya kembali bisa sedikit ceria "Ngopi yuk!" Ajak ku dan Olin melirik ku "Di kedai mama?" Aku menggeleng.

"Di rest area favorit kamu, mau?" Dia tertawa tapi kemudian mengangguk, dia memang pintar dalam akademik, cantik, bakatnya cukup banyak tapi aneh tidak bisa dihilangkan dari dirinya, sejak SMA Olin suka tiba-tiba mengajak Jani ke rest area yang berada di sebelum pintu keluar tol kota Sidoarjo.

Kalau kata Jani itu salah satu tempat yang bisa membalikan moodnya, dia juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu tapi kata Jani disana Olin bisa mengingat-ingat memori sewaktu dia kecil bersama mami, papi dan kakaknya yang selalu mampir di rest area itu sebelum mereka melanjutkan perjalanan menuju Malang untuk sekedar berlibur.

.

Kami akhirnya duduk di meja minimarket setelah sebelumnya memesan es kopi sebelum baristanya menutup stand minumannya.

"Thank you udah ditraktir es,"

"Hem, sama-sama," aku menyeruput es ku sambil melihatnya yang sedang memandangi keluar jendela "Senang ya lihat truk-truk, mobil pada lalu lalang gini?" Dia mengangguk.

"Tempat ini rame tapi malah bisa bikin pikiran ku terasa tenang,"

"Kok bisa gitu?"

"Gak tahu, aku juga bingung Ga, hahaha,"

"Aneh ya?"

"Lumayan,"

"Tapi kan ujungnya tetap kamu bawa kesini," aku tersenyum sambil mengangguk.

"Apa pun asal kamu merasa lebih baik Lin,"

"Kamu gak takut aku cekik kan?"

"Gak, cuma takut kamu dengkul, lutut, siku, mulut kamu tajem!" Kini dia tertawa sambil menyeka air matanya yang sudah sedikit keluar dari sudut mata.

"Ya udah sini kalau gitu aku cekik coba!" Dia akan meraih leherku tapi tanganku lebih dulu menangkapnya kemudian aku yang menggelitik perutnya, dia mudah geli jadi aku juga punya senjata untuk melawannya.

"Eh curang!" Dia tertawa tapi tetap protes.

"Udah Ga! Heh!" Dia berusaha menghindar dari gelitikan yang aku ciptakan dan itu membuat kursi yang di duduki hampir oleng, kursi yang kami adalah model kursi bar jadi cukup tinggi, aku langsung memegang kursi itu dan tanganku yang lain langsung merangkul pinggangnya agar dia tidak benar-benar terjatuh.

NagameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang